Jumat, 22 Februari 2013

TUJUH POKOK BAHASAN STUDI EKONOMI INTERNASIONAL


Ekonomi tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Ekonomi muncul karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan sumber daya yang terbatas. Perekonomian berkembang semakin pesat sejak abad ke-21, ketika nilai-nilai globalisasi merasuk ke sendi-sendi interaksi manusia.
Open economy and international trade: endowment factors, specialization, pattern of trade, term of trade, gain from trade
Ekonomi Internasional membutuhkan keterbukaan sehingga disebut sebagai ekonomi terbuka, yaitu adanya hubungan perekonomian antara satu negara dengan negara lainnya. Menurut Krugman & Obstfeld (2009:4), Ekonomi Internasional terdiri dari isu-isu yang muncul dari interaksi ekonomi di antara Negara-negara.
Ada tujuh pokok bahasan dalam studi ekonomi internasional (Krugman & Obstfeld, 2009:4), yaitu:

1.      keuntungan perdagangan

Teori dalam perdagangan internasional terbagi menjadi keunggulan komparatif dan keunggulan absolut. Teori keunggulan komparatif ini dikembangkan oleh David Ricardo, yang menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh keuntungan jika ia menspesialisasikan pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosuksinya pada biaya yang relatif lebih mahal (www.scribd.com).  Sedangkan teori keunggulan  mutlak dikembangkan oleh Adam Smith yang mengatakan bahwa perdagangan memungkinkan penggunaan sumber daya secara efisien karena setiap negara akan memproduksi barang yang menjadi spesialisasinya dan memberinya keunggulan mutlak (Dragne, 2011). Singkatnya, suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak atas barang tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan biaya lebih murah dibandingkan negara lain.
Sumber keuntungan mutual:
a.       keuntungan dari efisiensi produksi dan penurunan tingkat upah
Efisiensi produksi dan tingkat upah merupakan bagian dari biaya produksi. Dengan rendahnya biaya produksi biaya produksi pun akan rendah, sehingga tanpa merubah harga, keuntungan bisa diraup lebih besar. Untuk dapat berkompetisi, negara harus memproduksi secara lebih efisien di banding negara lainnya. Sementara negara yang kurang efisien dapat berkompetisi karena rendahnya pembayaran upah (Krugman & Obstfeld, 2009:4).
b.      Keuntungan dari surplus perdagangan (ekspor-impor)
Setiap negara memiliki sumber daya yangberbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan utama terjadinya perdagangan internasional (kegiatan ekspor-impor). Kegiatan ekspor-impor selalu berjangkar pada faktor endowments. Faktor endowments adalah faktor produksi yang tersedia di kelompok tertentu dimana setiap kelompok memiliki perbedaan atas jenis barang yang diproduksi (spesialisasi).

2.      pola perdagangan

Pola perdagangan yang terjadi dalam skala internasional berbasis pada preokupasi mengenai siapa menjual apa kepada siapa dan memiliki sifat mutual. Pola perdagangan terjalin dalam interaksi antara pasokan sumber daya relative seperti kapital, buruh, dan tanah dengan penggunaan relatif dari faktor-faktor dalam produksi barang yang berbeda (Krugman & Obstfeld, 2009:4).

3.      proteksionisme

Perdagangan internasional akan berdampak pada eksistensi industry domestic. Agar tidak memberi dampak negatif sering dibuat kebijakan pembatasan impor dan subsidi ekspor (kebijakan proteksionisme). Proteksionisme dapat dilakukan melalui halangan tariff dan nontariff terhadap barang-barang impor. Ekonom internasional kemudian mengembangkan kerangka analitis mengenai penentuan dampak kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional, termasuk analisis untung-rugi dan kriteria intervensi pemerintah yang baik terhadap ekonomi (Krugman & Obstfeld, 2009:6). Sayangnya, analisis ini jarang digunakan pemerintah karena mereka lebih mengedepankan aspek konflik kepentingan dalam negara daripada aspek konflik kepentingan antarnegara.

4.      neraca pembayaran

Regulasi perdagangan dilakukan melalui keseimbangan neraca pembayaran yang dipahami dalam konteks spesifik pergerakan modal internasional, hubungan transaksi internasional dengan penghitungan pendapatan nasional, dan kebijakan moneter internasional terkait aliran modal internasional (Krugman & Obstfeld, 2009:6).

5.      determinasi nilai tukar

Agar regulasi keseimbangan neraca pembayaran dapat berjalan lancar, perdagangan internasional membutuhkan determinasi nilai tukar. Determinasi nilai tukar  sangat penting karena tiap negara memiliki mata uang  yang berbeda.

6.      koordinasi kebijakan internasional

Walaupun mata uang tiap negara berbeda-beda, kebijakan moneter suatu negara bisa jadi sangat mempengaruhi ekonomi negara lainnya. Agar suatu kebijakan tidak menimbulkan konflik internasional, maka dibutuhkan koordinasi kebijakan internasional sangat perlu dilakukan.

7.      pasar kapital internasional


Sumber:
Dragne, Alecsandra. 2011. Manfaat Perdagangan Bebas: Belajar dari Sejarah. Diakses pada tanggal 4 Maret 2012, dari:http://akademimerdeka.org/2011/09/06/manfaat-perdagangan-bebas-belajar-dari-sejarah/
Krugman, Paul & Obstfeld, Maurice. 2009. “Introduction”, dalam International Economics: Theory and Policy. Boston: Pearson Addison Wesley.
 Semoga bermanfaat.
Marisa Wajdi!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha