1. Pengenaan Tarif Tambahan
·
Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif
tambahan 10% pada barang China, melanjutkan kebijakan tarif sejak 2017-2020.
·
China membalas dengan tarif 15% untuk batubara
dan gas alam cair, serta 10% untuk minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil
ber-cc besar.
2.
Dampak Ekonomi
·
Tarif balasan China diperkirakan merugikan
kota-kota kecil di AS, terutama di North Dakota, Indiana, Ohio, Kentucky, dan
West Virginia—basis pendukung Trump pada pemilu 2024.
·
Studi Brookings Institution memperkirakan
400.000 hingga 700.000 pekerjaan AS terdampak, terutama di sektor otomotif,
minyak, dan konstruksi.
·
Kota-kota besar seperti Houston dan Detroit juga
akan merasakan dampak ekonomi yang signifikan.
3.
Strategi China
·
China memperkuat hubungan ekonomi dengan
negara-negara berkembang, seperti Brasil, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
Vietnam, untuk menghindari tarif langsung AS.
·
Perdagangan dilakukan melalui perantara, dengan
produk setengah jadi dari China diproses di negara sahabat sebelum diekspor ke
AS.
·
Surplus perdagangan China pada 2024 mencapai
hampir 1 triliun dolar AS.
4.
Konflik Lain & Perubahan Geopolitik
·
Perang dagang diperparah dengan persaingan
teknologi dan ketegangan terkait Taiwan.
·
Trump menangguhkan bantuan pembangunan AS ke 130
negara hingga April 2025, memberi peluang bagi China untuk meningkatkan
pengaruh melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
·
Laporan China menggambarkan bantuan AS sebagai
egois dan penuh kepentingan politik, sementara China terus memperluas
pengaruhnya di negara-negara berkembang.
5.
Konsekuensi Global
·
AS mungkin akan memberlakukan sanksi terhadap
negara-negara yang menjadi perantara perdagangan China.
·
Kebijakan Trump yang lebih proteksionis bisa
melemahkan dominasi global AS, membuka peluang bagi China untuk memperluas
pengaruh ekonomi dan diplomatiknya lebih cepat.
Sumber: Kompas, 10 Februari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha