Rabu, 16 Mei 2018

TABEL INPUT-OUTPUT: Asumsi-asumsi

#3  Asumsi-asumsi pada Tabel Input-Output

Pada suatu tabel I-O, asumsi utama yang berlaku adalah bahwa output yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan produksi merupakan kombinasi linier dari input-input yang digunakan.  Pada suatu tabel I-O, diasumsikan bahwa proporsi input yang digunakan untuk menghasilkan output adalah tetap (fixed).  Oleh karena asumsi ini, suatu tabel I-O disebut juga sebagai suatu model yang statis (static model).

Gambar 3.1 Fungsi Produksi Leontief

Gambar 3.1 menunjukkan suatu kurva linier yang menunjukkan penggunaan input X1 dan X2 yang secara proporsi tetap (fixed) untuk menghasilkan sejumlah output.  Fungsi produksi ini dikenal sebagai fungsi produksi linier Leontief.  Dengan demikian, pada suatu tabel I-O berlaku ketentuan bahwa besarnya porsi input untuk menghasilkan output, yang disebut sebagai koefisien input (input coefficient), adalah sama dengan banyaknya atau besarnya input dibagi dengan besarnya output, atau:


dimana,
aij = koefisien input kegiatan produksi j untuk menghasilkan output dengan menggunakan input i
xij = besarnya input i yang digunakan untuk menghasilkan output j
Xj= besarnya output j yang dihasilkan karena menggunakan input i

Sebagai contoh, dengan menggunakan tabel 3.3, misalkan untuk menghasilkan output X1 sebesar 15.000 satuan moneter dibutuhkan input antara dari kegiatan produksi 2 sebesar 300 satuan moneter, maka koefisien input a21 adalah sama dengan:
               = 300/15.000
= 0,02

Proporsi input ini diasumsikan tetap (fixed); dan hal tersebut berarti bahwa economies of scale dalam proses produksi diabaikan, dan fungsi produksi ini dikenal sebagai suatu fungsi produksi yang bersifat constant returns to scale (CRS), yang menjelaskan bahwa kenaikan output yang dihasilkan adalah proporsional dengan kenaikan input antara yang digunakan[1].

Pada gambar 3.1 juga dapat ditunjukkan mengenai isoquant, yaitu lokasi kedudukan output yang mungkin dihasilkan sebagai akibat menggunakan berbagai kombinasi input X1 dan X2 yang digunakan.  Pada gambar 3.1 tidak terlihat kemungkinan untuk melakukan substitusi penggunaan X1 dan X2 karena penggunaan kedua input tersebut sudah tetap (fixed). Jadi, jika penggunaan input X1 dikurangi, yang tidak dapat disubstitusi oleh input X2, memiliki implikasi turunnya atau berkurangnya output yang dihasilkan

Pada sisi lain, koefisien input yang tetap (fixed) sebagaimana dijelaskan sebelumnya memiliki implikasi secara implisit mengenai keterkaitan antar kegiatan produksi dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu output.  Keterkaitan tersebut ditunjukkan oleh persamaan 3.1 (dengan menggunakan tabel 3.3 sebagai pedoman) yang menjelaskan bahwa untuk menghasilkan output Xj (j=1,2,3) dibutuhkan input-input dari berbagai output yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan produksi lainnya.  Dengan demikian, pada suatu proses produksi untuk menghasilkan suatu output terjadi saling ketergantungan (interlinkages) antar sektor atau kegiatan produksi terutama dalam hal penggunaan input antara (intermediate inputs).
X1 = x11 + x12 + x13 + F1
X2x21 + x22 + x23 + F2  …… (3.1)
X3 = x31 + x32 + x33 + F3

Dengan demikian, secara garis besar, suatu tabel I-O mengikuti asumsi-asumsi sebagai berikut:
  1. Mengikuti asumsi proporsionalitas. Input bagi suatu kegiatan ekonomi merupakan suatu fungsi hubungan linier terhadap tingkat output sektor bersangkutan.  Dengan perkataan lain, jumlah input yang digunakan oleh suatu kegiatan ekonomi akan meningkat atau menurun secara proporsional linier tergantung kepada kenaikan atau penurunan output oleh kegiatan ekonomi yang bersangkutan.
  2. Mengikuti asumsi homogenitas. Masing-masing kegiatan ekonomi dalam tabel I-O hanya menghasilkan satu output dengan mengikuti satu struktur input (proses produksi) tertentu; tidak ada substitusi di antara input atau output dalam kegiatan ekonomi.
  3. Mengikuti asumsi additivitas. Output atau produksi yang dihasilkan oleh suatu kegiatan produksi merupakan efek total dari pelaksanaan berbagai produksi oleh berbagai kegiatan ekonomi secara terpisah.  Dalam hal ini, pengaruh-pengaruh di luar sistem input-output terhadap tingkat produksi kegiatan ekonomi diabaikan.


[1]Lihat buku-buku teks Ekonomimikro yang tersedia mengenai constant returns to scale (CRS). Jika suatu  fungsi produksi bersifat CRS, artinya: perubahan input mengikuti perubahan output secara proporsional. Lihat misalnya Koutsoyiannis (1979).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha