#3 Asumsi-asumsi pada Tabel Input-Output
Pada suatu tabel I-O, asumsi utama yang berlaku adalah
bahwa output yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan produksi merupakan
kombinasi linier dari input-input yang digunakan. Pada suatu tabel I-O, diasumsikan bahwa
proporsi input yang digunakan untuk menghasilkan output adalah tetap (fixed).
Oleh karena asumsi ini, suatu tabel I-O disebut juga sebagai suatu model
yang statis (static model).
Gambar 3.1 Fungsi Produksi Leontief
Gambar 3.1 menunjukkan suatu kurva linier yang
menunjukkan penggunaan input X1 dan X2 yang secara
proporsi tetap (fixed) untuk
menghasilkan sejumlah output. Fungsi
produksi ini dikenal sebagai fungsi produksi linier Leontief. Dengan demikian, pada suatu tabel I-O berlaku
ketentuan bahwa besarnya porsi input untuk menghasilkan output, yang disebut
sebagai koefisien input (input
coefficient), adalah sama dengan banyaknya atau besarnya input dibagi
dengan besarnya output, atau:
dimana,
aij = koefisien input kegiatan produksi j
untuk menghasilkan output dengan
menggunakan input i
xij = besarnya input i yang digunakan untuk menghasilkan output j
Xj= besarnya output j yang dihasilkan karena menggunakan input i
Xj= besarnya output j yang dihasilkan karena menggunakan input i
Sebagai contoh, dengan menggunakan tabel 3.3, misalkan untuk menghasilkan output X1 sebesar 15.000 satuan moneter dibutuhkan input antara dari kegiatan produksi 2 sebesar 300 satuan moneter, maka koefisien input a21 adalah sama dengan:
=
300/15.000
= 0,02
= 0,02
Proporsi input ini diasumsikan tetap (fixed); dan hal tersebut berarti bahwa economies of scale dalam proses produksi
diabaikan, dan fungsi produksi ini dikenal sebagai suatu fungsi produksi yang
bersifat constant returns to scale
(CRS), yang menjelaskan bahwa kenaikan output yang dihasilkan adalah
proporsional dengan kenaikan input antara yang digunakan[1].
Pada gambar 3.1 juga dapat ditunjukkan mengenai isoquant, yaitu lokasi kedudukan output
yang mungkin dihasilkan sebagai akibat menggunakan berbagai kombinasi input X1
dan X2 yang digunakan. Pada
gambar 3.1 tidak terlihat kemungkinan untuk melakukan substitusi penggunaan X1
dan X2 karena penggunaan kedua input tersebut sudah tetap (fixed). Jadi, jika penggunaan input X1
dikurangi, yang tidak dapat disubstitusi oleh input X2, memiliki
implikasi turunnya atau berkurangnya output yang dihasilkan
Pada sisi lain, koefisien input yang tetap (fixed) sebagaimana dijelaskan sebelumnya
memiliki implikasi secara implisit mengenai keterkaitan antar kegiatan produksi
dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu output. Keterkaitan tersebut ditunjukkan oleh
persamaan 3.1 (dengan menggunakan tabel 3.3 sebagai pedoman) yang menjelaskan
bahwa untuk menghasilkan output Xj (j=1,2,3) dibutuhkan input-input
dari berbagai output yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan produksi
lainnya. Dengan demikian, pada suatu
proses produksi untuk menghasilkan suatu output terjadi saling ketergantungan (interlinkages) antar sektor atau
kegiatan produksi terutama dalam hal penggunaan input antara (intermediate inputs).
X1 = x11
+ x12 + x13 + F1
X2 = x21
+ x22 + x23 + F2 …… (3.1)
X3 = x31
+ x32 + x33 + F3
Dengan demikian, secara garis besar, suatu tabel I-O
mengikuti asumsi-asumsi sebagai berikut:
- Mengikuti asumsi proporsionalitas. Input bagi suatu kegiatan ekonomi merupakan suatu fungsi hubungan linier terhadap tingkat output sektor bersangkutan. Dengan perkataan lain, jumlah input yang digunakan oleh suatu kegiatan ekonomi akan meningkat atau menurun secara proporsional linier tergantung kepada kenaikan atau penurunan output oleh kegiatan ekonomi yang bersangkutan.
- Mengikuti asumsi homogenitas. Masing-masing kegiatan ekonomi dalam tabel I-O hanya menghasilkan satu output dengan mengikuti satu struktur input (proses produksi) tertentu; tidak ada substitusi di antara input atau output dalam kegiatan ekonomi.
- Mengikuti asumsi additivitas. Output atau produksi yang dihasilkan oleh suatu kegiatan produksi merupakan efek total dari pelaksanaan berbagai produksi oleh berbagai kegiatan ekonomi secara terpisah. Dalam hal ini, pengaruh-pengaruh di luar sistem input-output terhadap tingkat produksi kegiatan ekonomi diabaikan.
[1]Lihat buku-buku teks Ekonomimikro yang tersedia mengenai constant returns to scale (CRS). Jika suatu fungsi produksi bersifat CRS, artinya:
perubahan input mengikuti perubahan output secara proporsional. Lihat
misalnya Koutsoyiannis (1979).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha