#4 Bagan Dasar Tabel I-O
Untuk menjelaskan keterkaitan yang
terjadi antar kegiatan ekonomi di suatu negara dibutuhkan suatu bagan dasar
tabel I-O. Tabel I-O pertama kali
dikembangkan oleh Profesor Wassily Leontief pada akhir tahun 1930-an yang
menyebabkan beliau menerima Nobel Prize
in Economic Science pada tahun 1973.[1]
Tabel I-O
merupakan suatu metode kompilasi data atau sistem data yang menunjukkan
keterkaitan suatu proses produksi dengan proses produksi yang lain pada suatu perekonomian yang terbuka (open economy). Artinya, perekonomian suatu negara tidak
hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi domestik tetapi juga oleh
faktor-faktor eksternal (luar negeri) seperti ekspor dan impor.
Dengan
menggunakan tabel I-O dapat dipahami bagaimana suatu kegiatan ekonomi
berhubungan atau terkait dengan kegiatan-kegiatan ekonomi yang lain melalui
keterkaitan penggunaan input antara untuk menghasilkan output kegiatan ekonomi
yang lain, alokasi output atau produk
yang digunakan sebagai input antara dan konsumsi akhir, serta
struktur input atau struktur ekonomi yang terjadi dalam suatu proses produksi pada suatu perekonomian.
Tabel I-O disusun dalam suatu bentuk
matrik yang terdiri dari baris-baris dan kolom-kolom, yang menggambarkan keterkaitan barang
dan jasa (goods and services) yang
dihasilkan dan yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi di suatu negara
pada suatu waktu. Suatu tabel I-O sebenarnya
terdiri dari 4
(empat) kuadran, tetapi pada buku ini suatu tabel I-O diperkenalkan dengan 3 (tiga) kuadran,
mengikuti tabel I-O yang dibangun oleh Badan Pusat Statistik (BPS).[2]
Tabel 4.1 menyajikan bagan dasar dari suatu tabel I-O dengan penjelasan mengenai
ketiga kuadran adalah sebagai berikut:
- Kuadran I disebut sebagai kuadran input antara (intermediate inputs) atau konsumsi antara (intermediate consumption),
- Kuadran II disebut sebaai kuadran konsumsi akhir (final consumption) atau permintaan akhir (final demand),
- Kuadran III disebut sebagai kuadran nilai tambah (value added) atau input primer (primary inputs).
Kuadran I memuat semua input antara
yang dibutuhkan oleh suatu kegiatan ekonomi untuk menghasilkan output atau
produk. Misalnya, untuk menghasilkan
produk padi dibutuhkan bibit padi, pupuk, dan pestisida. Dengan demikian, kolom pada kuadran I
menunjukkan kegiatan ekonomi yang menghasilkan padi (disebut juga sebagai
industri yang menghasilkan komoditas atau produk padi), sedangkan baris pada
kuadran I menunjukkan komoditas-komoditas bibit padi, pupuk, dan pestisida yang
dibutuhkan sebagai input antara, termasuk komoditas (produk) yang dihasilkan
oleh kegiatan ekonomi bersangkutan (yaitu padi). Klasifikasi kegiatan-kegiatan ekonomi atau
industri mengikuti klasifikasi yang disebut sebagai Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI). Panduan
klasifikasi ini sudah dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan klasifikasi komoditas-komoditas
(produk-produk) yang dihasilkan atau yang dibutuhkan sebagai input antara
mengikuti panduan yang juga sudah dipublikasi oleh BPS yang disebut sebagai
Klasifikasi Baku Komoditas-Komoditas Indonesia (KBKI). Kedua klasifikasi ini, KBLI dan KBKI, merupakan implementasi dari panduan
yang diberikan oleh United Nations
dengan masing-masing judul International
Standard for Industrial Classification (ISIC) dan Central Product Classifications (CPC), tetapi kedua
KBLI dan KBKI tersebut disusun dengan menggunakan kasus-kasus di Indonesia.[3]
Kuadran II memuat semua permintaan
akhir (final demand), yang terdiri
dari permintaan konsumsi rumahtangga, permintaan konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, dan
ekspor/impor. Kuadran II ini merupakan
rincian dari komponen-komponen PDB Pengeluaran atau PDB Penggunaan.[4]
Kuadran III memuat semua komponen
dari nilai tambah, yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak
tidak langsung. Secara umum, kuadran III menjelaskan PDB menurut pendapatan
karena dari kuadran III dapat diperoleh rincian PDB menurut pendapatan yang
tercipta di suatu negara, yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan
pajak tidak langsung. Kuadran III juga menjelaskan PDB menurut berbagai
kegiatan produksi karena dari kuadran ini diperoleh rincian mengenai nilai
tambah (value added) yang diciptakan
oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu negara.
Kuadran III ini juga merupakan rincian dari PDB Produksi.[5]
Secara total, kuadran I dan kuadran
II pada tabel I-O menjelaskan alokasi output yang dihasilkan oleh
kegiatan-kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai konsumsi antara (atau
input antara) dan
sebagai konsumsi akhir. Dengan demikian,
kuadran I ditambah dengan kuadran II menjelaskan total output yang dihasilkan
oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang dirinci menurut konsumsi antara (atau input antara) dan menurut konsumsi akhir (atau permintaan akhir), atau disebut juga sebagai alokasi
output (allocations of output) dari suatu produk atau output. Dalam terminologi penyusunan tabel I-O,
kuadran I ditambah dengan kuadran II adalah sama dengan total output yang
dihasilkan oleh suatu negara.
Tabel 4.1
Bagan Dasar Tabel
Input-Output
Kuadran I
(Kuadran
Input Antara atau Konsumsi Antara)
|
Kuadran II
(Kuadran
Konsumsi atau Permintaan Akhir)
|
Kuadran III
(Kuadran Input Primer atau Nilai Tambah)
|
Secara total, kuadran I dan kuadran
III menjelaskan struktur input (input
structures) dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan output suatu
kegiatan ekonomi, yang masing-masing dirinci atas input antara dan input primer
(primary inputs) atau nilai tambah (value added). Dengan demikian, kuadran I ditambah dengan
kuadran III menjelaskan total input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output
suatu kegiatan ekonomi, yang sama dengan total input. Dalam terminologi penyusunan tabel I-O,
kuadran I ditambah dengan kuadran III sama dengan total input. Dalam proses
penyusunan tabel I-O, total input harus sama dengan total output (jumlah
kuadran I ditambah dengan kuadran II).
Dengan demikian, setiap angka atau
sel dalam kudran I mempunyai pengertian ganda, yaitu sebagai input antara pada
waktu melihat dari sisi struktur input; dan sebagai permintaan antara pada
waktu melihat dari sisi alokasi output.
Input antara atau permintaan antara adalah permintaan terhadap barang
dan jasa yang digunakan untuk proses lebih lanjut pada sektor produksi.
Jika tabel 4.1 dirinci secara lebih
spesifik, maka bagan umum dari suatu tabel I-O dapat dirinci sebagaimana
disajikan oleh tabel 3.3. Tabel 3.3 memberikan kerangka umum (general framework) mengenai suatu tabel
I-O secara lebih rinci. Misalkan hanya
terdapat tiga kegiatan ekonomi di suatu negara, yaitu kegiatan
ekonomi 1, 2, dan 3, maka
bentuk tabel I-O yang disajikan adalah seperti ditunjukkan oleh tabel 3.3. Karena hanya terdapat tiga kegiatan ekonomi
dan tiga komoditi, tabel I-O ini disebut juga sebagai tabel I-O berukuran
3x3.
Tabel 4.2
Tabel Input-Output
(Simetrik)
Ukuran 3X3
Secara umum, suatu tabel I-O dirinci
menurut banyaknya
kegiatan ekonomi atau industri sebanyak n klasifikasi (yaitu banyaknya
klasifikasi KLUI, banyaknya kolom) dan banyaknya produk atau komoditi yang dihasilkan sebanyak
m klasifikasi (yaitu klasifikasi KBKI, banyaknya baris) disebut sebagai tabel I-O berukuran
m x n, karena terdapat n klasifikasi kegiatan ekonomi atau industri (kolom) dan m klasifikasi komoditi atau produk (baris).
Pada kasus m≠n, maka suatu tabel I-O disebut sebagai tabel I-O yang
tidak simetrik; sedangkan pada kasus m=n, maka suatu tabel I-O disebut sebagai
tabel I-O yang simetrik. Dengan
demikian, tabel
I-O pada tabel 3.3 merupakan contoh tabel I-O yang simetrik.
[1]Dikutip dari Miller dan Blair (1985).
[2]Suatu tabel I-O
dapat juga terdiri dari empat kuadran, yaitu kuadran I, II, dan III ditambah
dengan kuadran IV yang menjelaskan keterkaitan berbagai institusi ekonomi
dengan nilai tambah atau input primer.
Tabel I-O Indonesia disusun dengan menggunakan tiga kuadran.
[3]Lihat referensi
mengenai kedua klasifikasi pada daftar pustaka.
Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini dijelaskan pada bagian
klasifikasi tabel I-O yang disajikan pada bagian berikutnya pada materi kuliah
ke- ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha