Gonjang-ganjing Beras yang Tak Berkesudahan

Ketergantungan masyarakat terhadap beras kembali "diributkan". Setelah El Nino memporakporandakan pola produksi beras dalam negeri, para pejabat kembali berkoar agar masyaarakt beralih ke sumber pangan karbohidrat lain selain beras, atau bahasa kerennya melakukan diversifikasi pangan. Sayangnya, koar tersebut semakin lenyap ketika pasokan dan harga beras kembali stabil.

Tak Mudah Stailkan Harga Beras 

Harga Eceran Tertinggi (HET) beras mempunyai peranan penting sebagai indikator pemerintah dalam pengambilan kebijakan stabilisasi pangan. Stabilisasi ini semakin beras jika dilakukan disaat pasokan beras tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, seperti saat kita mengalami kekeringan akibat dampak El Nino. 

Konon Ombudsman RI pernah memberikan rekomendasi kepada Bapanas untuk menghapus HET beras karena dinilai tidak efektif menjaga stabiilisasi harga beras. Bapanas menanggapi bahwa rekomendasi tersebut sulit untuk diikuti karena HET beras merupakan indikator pemerintah dalam pengambilan kebijakan pangan. Pemerintah sangat berhati-hati dalam melakukan perhitungan secara terinci, mulai ari mempertimbangkan biaya produksi petani, hingga daya beli masyarakat di setiap daerah sebelum menentukan HET.  Jika terjadi keaikan diatas harga tersebut, maka pemerintah mendapat sinyal untuk melakukan program bantuan demi menstabilkan harga.

Seperti yang dilakukan Bulog, yakni menyiapkan beras pasokan stabilisasi harga pemerintah (SPHP) saat ini sebanyak 1,7 ton dan ditargetkan menjadi 2 ton pada November 2023. 31.000 ton beras SPHP sudah disalurkan ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan diklaim efektif menurunkan harga beras medium hingga rata-rata Rp11.000,00 dari sebelumnya Rp12.000,00 lebih.

Kenyataannya menstabilkan harga beras memang tidak mudah, dimana pemerimtah juga sudah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani hingga 20 persen dari semua Rp4.200,00 per kilogram menjadi Rp5.000,00 per kilogram.

Tanggal 4/10/2023 Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan bahwa stok PIBC sudah mencapi 31.410 ton. Perum Bulog menjamin pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dikuasai Bulog berada dalam jumlah aman sampai panen raya 2024 dan sedang digelontorkan melalui bantaun pangan dan operasi pasar.   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIR RONALD AYLMER FISHER (1890-1962)- "Pengembang Distribusi F"

TABEL INPUT-OUTPUT: Penyajian Tabel

Perbandingan Lambang Koperasi (Lama dan Baru)