Gender Equality and Social Inclusion (GESI) - Investasi Kesetaraan Gender
Ketidaksetaraan gender ternyata masih menjadi isu bagi Indoensia. Tidak hanya ketidaksetaraan ekonomi dimana akses dan peluang ekonomi laki-laki masih lebih condong dibandingkan perempuan.
- Komposisi laki -laki di dunia usaha dan industri masih mendominasi, terutama di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
- Di bidang pendidikan, kesetaraan akses dan partisipasi perempuan di daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar), masih rendah.
- Kekerasan mayoritas korbannya adalah perempuan.
- Di wilayah 3T, akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi dan prakelahiran masih terbatas, Begitu pula isu kesehatan mental banyak terjadi pada perempuan.
Dari sisi ketidaksetaan sosial, baik berdasarkan jenis kelamin, etnisitas, orientasi seksual, ataupun disabilitas, memiliki dampak serius terhadap pembangunan berkelanjutan karena masyarakat yang tidak inklusif rentan terhadap konflik, ketidakstabilan, dan ketidakadilan.
Investasi Kesetaraan Gender
Pendidikan berperan penting dalam mencapai kesetaraan gender dan inklusi sosial. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Pemerintah, dengan dasar hukum ini, menetapkan landasan bagi sistem pendidikan yang inklusif, menjamin hak dan kesempatan yang sama dalam pendidikan berkuali- tas bagi semua warga negara, tanpa memandang jenis kelamin.
Gender Equality and Social Inclusion (GESI)
Gender Equality and Social Inclusion (GESI) merupakan sebuah konsep yang menjadi fokus utama dalam pembagunan sosial dan ekonomi global. GESI bertujuan untuk menciptakan masyarakat adil dan inklusif, yang di dalam- nya, setiap individu memiliki akses setara terhadap sumber daya, peluang, dan keputusan. GESI tidak sebatas pada kesetaraan gender tetapi juga mencakup berbagai dimensi keberagaman untuk mencip takan masyarakat yang lebih adil dan seimbang,
Inklusi sosial sendiri merupakan perluasan konsep gen- der yang semakin terbuka, dengan fokus pada usaha un- tuk meningkatkan martabat dan kemandirian individu se bagai kunci utama menuju pencapaian kualitas hidup yang optimal. GESI menjadi role model dalam menanggu langi kesenjangan dan kerentanan sosial.
8 Maret dirayakan oleh seluruh dunai sebagai Hari Perempuan Internasional . Tahun 2024 dirayakan dengan mengusung tema Invest in Women: Accelerate Progress (Berinvestasi pada Perempuan: Mempercepat Kemajuan). "Mengedepankan investasi dalam kesetaraan gender untuk mendorong kemajuan sosial dan ekonomi.
Peran perempuang sangat penting dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif. Pemerintah harus mampu menjadi akselerator pemberdayaan perempuan dalam segala sektor dan menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi penuh dari berbagai kelompok dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya tanpa adanya diskriminasi maupun pengecualian. Dengan begitu, perempuan akan merasa terlibat, memiliki, relevansi, serta lebih memberdayakan diri di banyak hal ataupun aktivitas, terutama terkait dengan pembangunan bangsa. Pemerintah juga perlu memperhatikan permasalahan-permasalahan dan hambatan yang dihadapi oleh perempuan agar ke depannya masalah tersebut dapat diatasi secara maksimal.
Catatan Icha
Menarik untuk membahas Kesetaraan Gender dari sudut pandang "kearifan lokal'. Bukankah isu gender ini menjadi sangat relatif karena ada variabel keragaman budaya yang mempengaruhi perbedaan perlakuan antar gender. Misal: perempuan tidak bekerja terkadang bukan karena tidak boleh/tidak mau bekerja tapi 'memilih' untuk tidak bekerja.
Dari sudut pandang Anda bagaimana?
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha