Peristiwa lahir, mati dan pindah merupakan peristiwa alamiah yang bisa terjadi di suatu wilayah. Hal tersebutlah yang mengakibatkan adanya dinamika penduduk di wilayah tersebut.
Karena merupakan peristiwa alamiah, maka dinamika penduduk bisa berlangsung walaupun tanpa intervensi.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tanpa adanya intervensi maka tingkat kelahiran dan kematian bisa sangat tinggi. Padahal salah satu indikator perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah: rendahnya tingkat kematian dan rendahnya angka ketergantungan.
Transisi demografi di Indonesia, berlangsung secara perlahan namun terus menerus. Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan adanya transisi demografi yang mengubah struktur umur penduduk Indonesia. sejak tahun 1971. Keberhasilan berbagai program dalam mengintervensi dinamika penduduk telah mampu menggeser anak-anak dan remaja, berusia dibawah 15 tahun, yang biasanya besar dan berat di bagian bawah dari piramida penduduk Indonesia, ke bagian piramida dengan usia yang lebih tinggi, yaitu usia diatas 15 tahun, atau pada usia 15-64 tahun. Dari data PES, BPS memproyeksikan piramida penduduk sebagaimana tertampil di gambar 5. Terlihat bahwa sampai tahun 2035 struktur umur penduduk Indonesia benar-benar bertransformasi menuju bentuk yang baru. Bentuk baru ini tentu saja membawa konsekuensi kependudukan yang berbeda dengan situasi saat ini. Perlu dicatat bahwa, proyeksi adalah suatu perkiraan yang didasarkan kepada asumsi. Maka dari itu dalam proses perencanaan kepedudukan perlu mengecamkan asumsi-asumsi tersebut.
Indonesia terdiri dari 33 provinsi dengan keberagaman sosio-ekonomi-kulturnya, maka waktu yang diperlukan dalam proses transisi demografi di berbagai wilayah di Indonesia bisa jadi sangat berbeda. Hal ini sangat tergantung kepedulian pemerintah setempat dalam menyikapi dinamika demografi yang terjadi.
Prof. Hayono Suyono mengatakan bahwa transformasi kependudukan yang terjadi di Indonesia sebagai "revolusi damai". Suatu perubahan yang sangat mendasar namun terjadi tanpa chaos; karena berlangsung sangat lama dan terjadi tanpa disadari. Walau terjadi tanpa disadari, namun membiarkan masalah kependudukan ini tanpa perencanaan merupakan hal yang akan menjadi sumber penyesalan di kemudian hari.
Data tentang perubahan struktur umur ini tidak akan bermakna tanpa dikaitkan dengan data lainnya. Mendatang saya akan mencoba mengkaitkannya dengan angka ketergantungan atau yang lebih dikenal sebagai "dependency ratio".
Karena merupakan peristiwa alamiah, maka dinamika penduduk bisa berlangsung walaupun tanpa intervensi.
Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tanpa adanya intervensi maka tingkat kelahiran dan kematian bisa sangat tinggi. Padahal salah satu indikator perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah: rendahnya tingkat kematian dan rendahnya angka ketergantungan.
Transisi demografi di Indonesia, berlangsung secara perlahan namun terus menerus. Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan adanya transisi demografi yang mengubah struktur umur penduduk Indonesia. sejak tahun 1971. Keberhasilan berbagai program dalam mengintervensi dinamika penduduk telah mampu menggeser anak-anak dan remaja, berusia dibawah 15 tahun, yang biasanya besar dan berat di bagian bawah dari piramida penduduk Indonesia, ke bagian piramida dengan usia yang lebih tinggi, yaitu usia diatas 15 tahun, atau pada usia 15-64 tahun. Dari data PES, BPS memproyeksikan piramida penduduk sebagaimana tertampil di gambar 5. Terlihat bahwa sampai tahun 2035 struktur umur penduduk Indonesia benar-benar bertransformasi menuju bentuk yang baru. Bentuk baru ini tentu saja membawa konsekuensi kependudukan yang berbeda dengan situasi saat ini. Perlu dicatat bahwa, proyeksi adalah suatu perkiraan yang didasarkan kepada asumsi. Maka dari itu dalam proses perencanaan kepedudukan perlu mengecamkan asumsi-asumsi tersebut.
Indonesia terdiri dari 33 provinsi dengan keberagaman sosio-ekonomi-kulturnya, maka waktu yang diperlukan dalam proses transisi demografi di berbagai wilayah di Indonesia bisa jadi sangat berbeda. Hal ini sangat tergantung kepedulian pemerintah setempat dalam menyikapi dinamika demografi yang terjadi.
Prof. Hayono Suyono mengatakan bahwa transformasi kependudukan yang terjadi di Indonesia sebagai "revolusi damai". Suatu perubahan yang sangat mendasar namun terjadi tanpa chaos; karena berlangsung sangat lama dan terjadi tanpa disadari. Walau terjadi tanpa disadari, namun membiarkan masalah kependudukan ini tanpa perencanaan merupakan hal yang akan menjadi sumber penyesalan di kemudian hari.
Data tentang perubahan struktur umur ini tidak akan bermakna tanpa dikaitkan dengan data lainnya. Mendatang saya akan mencoba mengkaitkannya dengan angka ketergantungan atau yang lebih dikenal sebagai "dependency ratio".
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha