Dalam rangka melengkapi seri "Redenominasi", kali ini saya memposting sebuah ringkasan dari negara-negara yang pernah melakukan Redenominasi dan Sukses. Semoga ada yang bisa kita ambil manfaatnya.
Negara yang Sukses Me-Redenominasi Mata Uang-nya
1.
Turki
Turki melakukan redenominasi karena laju inflasi yang
terus meninggi sejak tahun 1970. Inflasi yang tinggi tersebut menyebabkan nilai
ekonomi di negara tersebut mencapai hitungan triliun, bahkan kuadriliun. Turki meredenominasi mata
uang secara bertahap dengan memperhatikan stabilitas perekonomian dalam
negerinya. Proses redenominasi mata uang Lira menghabiskan waktu selama 7 tahun,
dimulai tahun 2005.
Dalam redenominasi Lira, semua
uang lama Turki (TL) dikonversi menjadi Lira baru (YTL, Y dalam bahasa Turki
berarti “Yeni” atau baru). Redenominasi Turki, menetapkan penghapusan 6 digit
nol. Jadi, kurs konversi 1 YTL = 1.000.000 TL.
Pada tahap awal, mata uang TL
dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik
secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan “Yeni”
pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan
nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap
terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap
stabil dikisaran 8-9%.[1]
2.
Rumania
Setelah rezim komunis jatuh pada tahun 1989, negara ini
mengalami ketidakstabilan ekonomi. Tahun 2000 Rumania mampu menytabilkan
ekonomi makronya dengan ciri-ciri: pertumbuhan ekonomi tinggi, tingkat
pengangguran rendah. Namun inflasi terus melambung mengakibatkan turunnya nilai
uang Lei. Tuntutan ekonomi sehat semakin besar setelah negara ini bergabung
dengan Uni Eropa di tahun 2002[2]. Terinspirasi kesuksesan Redenominasi Turki,
Gubernur Bank Nasional Rumania, Mugur Isarescu merancang program yang sama.
1 Juli 2005,
bank sentral Rumania memperkenalkan lembaran uang baru, 100 Lei. Uang ini
dibuat persis uang lembaran tertinggi Rumania, 1 juta Lei. Hanya angka dan
keterangan nominal yang berbeda. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisasi efek psikologis dalam penggunaan uang. Sama halnya
dengan kekhawatiran banyak pihak di Indonesia, bahwa redenominasi tetap akan
menimbulkan inflasi karena adanya efek psikologis tersebut. Selain nominal,
penyebutan mata uang juga diubah dengan kode RON untuk mata uang yang baru, dan
ROL untuk mata uang yang lama.
Dalam
redenominasi Lei, semua uang lama Rumania (ROL) dikonversi menjadi RON. Redenominasi
Rumania, menetapkan penghapusan 4 digit nol. Jadi, kurs konversi 1 RON= 1.0.000
ROL.
Kedua
mata uang, baik RON dan ROL masih berlaku sampai 1,5 tahun. Tepat tanggal 31
desember 2006, ROL ditarik, tapi masih bisa ditukarkan ke bank kapanpun.
Redenominasi Rumania ternyata
menunjukkan hasil yang memuaskan. Setelah
redenominasi, nilai tukar mata uang Rumania menguat: terhadap dolar AS menjadi
2,98 Lei; dan terhadap Euro menjadi 3,6 Lei.
Sebagai
perbandingan, sebelum redenominasi, 30 Juni 2005, nilai tukar terhadap US$ sebesar
29,891 Lei dan terhadap Euro sebesar 36,050 Lei. Hasil ini mendukung
usaha Rumania untuk bisa menggunakan Euro. Tahun 2007[3] Rumania
memiliki tingkat pengangguran sebesar 4%, cukup rendah dibandingkan dengan negara Eropa
lainnya, seperti Polandia,
Perancis, Jerman dan Spanyol dengan rasio utang luar negeri terhadap PDB Rumania
yang cukup rendah (20.3%).
3.
Polandia
Polandia
berhasil menghilangkan 4 angka nol dalam 1
kali operasi pada tahun 1995
4.
Ukraina
Ukraina berhasil melaksanakan redenomisasi yang menghilangkan
5 angka nol dalam 1 kali operasi pada tahun 1996.
5.
Bulgaria
Lev Bulgaria pernah di redenominasi akibat inflasi yang tinggi, sehingga100 lev (lama)
setara dengan 1 lev (baru.)[4]
6. Brazil
Brazil termasuk negara yang
paling sering melakukan redenominasi. Tercatat
negara ini telah melakukan 6 kali operasi redenomisasi, yaitu tahun 1967, 1970,
1986, 1989, 1993 dan 1994.
Walau di tahun 1994 Brazil tercatat
sebagai negara yang sukses melaksanakan redenomisasi, namun negeri Samba ini sempat
juga merasakan kegagalan melakukan redenominasi yakni pada tahun 1986-1989. Kombinasi
sukses memangkas inflasi dan masuknya modal asing yang meningkatkan cadangan
devisa merupakan faktor terpenting keberhasilan redenominasi tahun 1994 di
Brazil.
Marisa Wajdi!!!
http://analisis-lintas-sektor.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha