Setelah mendengarkan kisah Nabi Khidir, Raja Turkestan yang
bengis , tiba-tiba, ingin bertemu dengannya. Ia sangat menginginkan jubah
pengetahuan yang dimiliki Nabi Khidir. Ia mengira, jika ia mengenakan jubah
itu, maka pengetahuannya akan seluas Nabi Khidir.
Sang Raja kemudian mengumumkan sebuah sayembara untuk membuat
Khidir datang kehadapannya. Al Kisah, sayembara tersebut
sampai ke telinga seorang lelaki tua miskin bernama Bakhtiar Baba. Dia pun
tergiur dengan iming-iming Sang Raja. Lalu ia berkata pada istrinya, "aku
akan menghadap raja dan mengatakan bahwa aku bisa mendatangkan Nabi Khidir.
Setelah aku mendapatkan hadiahnya, aku akan mati. Namun tak apalah, kau bisa
menggunakan hadiah itu untuk melanjutkan hidup."
Dihadapan raja Bakhtiar mengaku mampu menemukan Nabi Khidir dalam waktu 40 hari. Sebagai syarat, raja harus memberinya seribu keping emas. Raja bersedia memberi sepuluh kali lipat, jika Bakhtiar berhasil. Tapi dia juga mengancam untuk memenggal kepala Bakhtiar, jika ia gagal. Bakhtiar pun menyanggupinya.
Dihadapan raja Bakhtiar mengaku mampu menemukan Nabi Khidir dalam waktu 40 hari. Sebagai syarat, raja harus memberinya seribu keping emas. Raja bersedia memberi sepuluh kali lipat, jika Bakhtiar berhasil. Tapi dia juga mengancam untuk memenggal kepala Bakhtiar, jika ia gagal. Bakhtiar pun menyanggupinya.
Selama 40 hari Bakhtiar terus merenung, mempersiapkan diri
umtuk memasuki kehidupan alam barzah. Sampai akhirnya waktu itu habis. Pada hari ke-40 ia pergi menghadap raja.
"Yang Mulia, kerakusanmu telah menyebabkan engkau
berpikir bahwa uang akan bisa mendatangkan Khidir. tetapi ia tidak akan muncul
oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan," ujar Bakhtiar.
Raja pun menjadi sangat marah mendengar kata-kata Bakhtiar itu. Namun Bakhtiar terus berkata, “menurut dongeng, Khidir akan menemui seseorang dengan maksud yang benar. Khidir akan menemui orang selama orang itu bisa memanfaatkan kunjungannya. Itulah hal yang kita tidak kita miliki".
Raja pun menjadi sangat marah mendengar kata-kata Bakhtiar itu. Namun Bakhtiar terus berkata, “menurut dongeng, Khidir akan menemui seseorang dengan maksud yang benar. Khidir akan menemui orang selama orang itu bisa memanfaatkan kunjungannya. Itulah hal yang kita tidak kita miliki".
Mendengar itu Raja semakin marah. "Cukup bualanmu itu!"
hardik raja. "Aku tidak akan memperpanjang hidupmu, waktumu telah habis.
Aku akan menghukummu seberat-beratnya.”
Raja menoleh kepada menteri-menterinya dan bertanya, "Bagaimana cara orang ini mati?"
Raja menoleh kepada menteri-menterinya dan bertanya, "Bagaimana cara orang ini mati?"
Menteri pertama menjawab, "panggang dia
hidup-hidup!"
Menteri kedua menjawab, "potong-potong
tubuhnya lalu pisahkan anggota tubuhnya."
Menteri ketiga berkata, "sediakan kebutuhan
hidup orang ini agar ia tidak lagi menipu demi kelangsungan hidup
keluarganya."
Pada saat pembicaraan tengah berlangsung dengan serunya, tiba-tiba saja masuklah orang yang sudah tua. Raja berkata, "Tidak tahukah kau bahwa kami sedang mengurusi urusan penting disini? Apa maksud kedatanganmu?"
Pada saat pembicaraan tengah berlangsung dengan serunya, tiba-tiba saja masuklah orang yang sudah tua. Raja berkata, "Tidak tahukah kau bahwa kami sedang mengurusi urusan penting disini? Apa maksud kedatanganmu?"
"Saya hanya ingin mengulas nasehat para menteri
ini," jawab orang tua itu.
"Apa maksudmu?" tanya raja heran.
"Aku bisa melihat bahwa menteri pertama, sebelum menjadi
menteri adalah tukang roti, jadi ia berbicara tentang panggang memanggang.
Sedangkan menteri kedua dulunya adalah tukang daging sehingga ia hanya tahu
urusan potong-memotong. Sedangkan menteri ketiga adalah orang yang menguasai ilmu
kenegaraan. Hanya dia yanng bisa melihat sumber masalah," jelas orang tua
itu lagi.
"Benar yang dikatakan Bakhtiar, Khidir muncul untuk melayani setiap orang yang mampu memanfaatkan kedatangannya. Bakhtiar terdesak oleh kemiskinan yang membelitnya, hingga berani mempertaruhkan kepalanya. Keadaannya semakin genting, sehingga aku pun muncul di depanmu."
Semua orang terkejut mendengar perkataan orang tua itu. Mereka mulai mengamati orangtua itu dengan seksama. Tak lama kemudian orang tua itu menghilang. Raja sangat menyesal, karena terlalu terkesima ia tidak sempat memanfaatkan dengan baik akan kehadiran orang tua yang merupakan Nabi Khidir itu. Namun raja telah memahami inti petuah Khidir, dan ia ingin termasuk golongan yang mendapat manfaat dari kedatangan Nabi Khidir. Lalu ia pun memberi Bakhtiar tanggungan hidup. Menteri pertama dan kedua dipecat. Menteri ketiga tetap dijadikan menteri penasihatnya.
"Benar yang dikatakan Bakhtiar, Khidir muncul untuk melayani setiap orang yang mampu memanfaatkan kedatangannya. Bakhtiar terdesak oleh kemiskinan yang membelitnya, hingga berani mempertaruhkan kepalanya. Keadaannya semakin genting, sehingga aku pun muncul di depanmu."
Semua orang terkejut mendengar perkataan orang tua itu. Mereka mulai mengamati orangtua itu dengan seksama. Tak lama kemudian orang tua itu menghilang. Raja sangat menyesal, karena terlalu terkesima ia tidak sempat memanfaatkan dengan baik akan kehadiran orang tua yang merupakan Nabi Khidir itu. Namun raja telah memahami inti petuah Khidir, dan ia ingin termasuk golongan yang mendapat manfaat dari kedatangan Nabi Khidir. Lalu ia pun memberi Bakhtiar tanggungan hidup. Menteri pertama dan kedua dipecat. Menteri ketiga tetap dijadikan menteri penasihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha