Minggu, 13 Januari 2013

Ternyata Menjadi Populer Itu Mudah


“Di masa depan, semua orang akan menjadi  terkenal dalam 15 menit”, Andy Warhol (1958)

Pada masa itu, pernyataan Warhol (bisa jadi) dianggap menggelikan. Namun selang setengah abad kemudian, ramalannya tersebut terbukti.  Ingatkan  Anda pada si ”Keong Racun” yang terkenal gara-gara klip -ya beredar di dunia maya.   Masih banyak lagi yang terkenal  lewat dunia maya, sebut saja Justin Bieber,  Briptu Norman, dan masih banyak lagi.

Nama-nama yang saya sebutkan  sangat ‘boom’ di youtube. Namun masih banyak lagi anonim-anonim yang terkenal dalam waktu singkat, walau hanya di lingkungan yang kecil. Sesuai dengan  pernyataan Momus (1991), “semua orang bisa terkenal, bila tidak dalam 15 menit, setidak dihadapan 15 orang “. Bagaimana tidak, begitu banyak teknologi yang bisa dijadikan mesin ketenaran, misalnya Facebook, Twitter, Youtube, Flickr, dll.

Jangan dulu underestimate pada orang-orang yang beruntung bisa ‘ngetop’ dengan murah dan instan tersebut. Tak jarang mereka ternyata memang orang-orang yang berkapasitas dan bermutu. Menjadi  terkenal lewat cara yang mudah, murah dan instan ini bisa menjadi ancaman bagi superbrands. Namun, tetap saja superbrands memiliki modal utama yang membedakan dengan para amatir-new comer tersebut. Apakah itu? Ya, popularity management! Me-manage ketenaran, agar sustainable (berkelanjutan). Inilah yang hal yang sangat berat dilakukan bagi para amatir, setidaknya superbrands telah berada didalamnya.

Berkaitan dengan popularity  management, menurut Hermawan Kartajaya dan Waizly Darwin, di era new wave seperti sekarang, yang penting bukanlah brand-building, tapi character building. Josephson Institute mengatakan bahwa pada dasarnya ada 6 karakter baik dari manusia: truthfulness, respect, responsibility, fairness, care dan citizenship.  Kalau di Indonesiakan kira-kira, kejujuran, saling menghormati, tanggung jawab, prinsip keadilan, perduli satu sama lain, dan jiwa ‘horizontal’ merakyat. Tanpa karakter ini brand di era new wave akan kosong melompong, “brand without character is nothing”.

Jadi siapkah Anda untuk populer?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha