Aktifitas perdagangan internasional
tidak hanya melibatkan aspek ekonomi, tapi selalu menyertakan aspek politik dan
aspek keamanan. Hal inilah yang menjadikan perdagangan internasional menjadi
kompleks. Selain itu perbedaan penggunaan mata uang di setiap negara menjadi sumber
masalah tersendiri. Mata uang pembeda besar antara perdagangan domestik dan
perdagangan antar negara.
“Keseimbangan dunia terjadi
apabila permintaan untuk ekspor domestik sama persis dengan penawaran untuk
ekspor asing (Krugman, 236)”.
Permintaan dan penawaran dunia akan tercermin dalam kegiatan ekspor dan
impor yang berlangsung. Banyak negara yang melakukan proteksi perdagangan untuk melindungi perekonomian domestik dengan
berbagai instrumen kebijakan.
Berikut ini adalah beberapa instrumen-instrumen kebijakan perdagangan yang
biasa digunakan dalam proteksi ekonomi
dalam negeri :
1.
Kebijakan Tarif
“Tarif merupakan kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara
tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintahan sejak lama.”
(Krugman, 234)
Tarif dapat kita artikan sebagai sejenis pajak atas barang-barang yang
diperdagangkan.
Terdapat dua jenis tarif, yaitu:
1. tarif
spesifik, yang diberlakukan sebagai beban unit yang diimpor
2. tarif ad valorem, yang dikenakan berdasarkan presentase tertentu dari nilai komoditi
yang diimpor.
Kelebihan penerapan kebijakan tarif:
a.
pemasukan bagi pemerintah
b.
alat melindungi sektor-sektor domestik
Kekurangan penerapan kebijakan tarif (Krugman, 239):
a. memperbesar harga yang ditanggung konsumen (peningkatan
harga-harga domestik)
b. menurunkan harga ekspor
Penerapan tarif akan memberi
dampak yang berbeda pada tiap tahapan produksi barang. Dalam memahami dan
menghitung biaya dan manfaat tarif dapat digunakan dua konsep dalam analisis
mikro ekonomi yaitu yang dikenal dengan surplus
konsumen dan surplus produsen.
Surplus konsumen, mengukur besar kecilnya keuntungan konsumen dari pembelian
karena perbedaan antara harga yang sebenarnya dibayarkan dengan tingkat harga
yang akan sanggup ia bayar (krugman, 241). Sedangkan surplus produsen merupakan
konsep analog dengan surplus konsumen (Krugman, 242).
Banyaknya permasalahan mengenai tarif dan biaya antara produsen asing dan
domestik mendapatkan perhatian dari pemerintah sebagai pihak ketiga, karena
berdasarkan perhitungan ekonomi dapat dimengerti bahwa kerugian konsumen
dikurangi keuntungan produsen adalah merupakan penerimaan pemerintah. “Tarif
termasuk faktor penting yang selalu diperhatikan para produsen maupun konsumen
dalam mengambil keputusan, karena dengan adanya tarif maka impor menjadi lebih
mahal daripada harganya yang akan berlaku” (Krugman, 245).
- Subsidi ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam jumlah
tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke
luar negeri (Krugman, 247). Dengan subsidi ini, harga suatu komoditi yang akan
diperdagangkan akan dapat diperendah sehingga dapat bersaing dalam dunia
internasional. Catatan disini menurut saya adalah bahwa subsisi ekspor adalah
bentuk kebijakan perdagangan yang hanya dapat berlaku bagi engara mauju, yang
notabene sudah memiliki perekonomian yang stabil.
- Kuota Impor
Kuota Impor merupakan pembatasan langsung atas jumlah
barang yang boleh diimpor (Krugman, 250). Pembatasan ini diberlakukan oleh
negara kepada pihak yang mengimpor suatu produk, dimana terdapat ketentuan
jumlah yang boleh diimpor, tidak diperbolehkan melebihi jumlah maksimal.
Menurut saya, bentuk pembatasan ini lahir dari kenyataan bahwa seringnya
komoditi impor justru lebih menguasai pasar domestic, dan berimplikasi logis
pada gulung tikarnya perusahaan lokal.
- Voluntary Expor Restraint (VER)
Voluntary expor restraint (VER) juga dikenal sebagai pengekangan ekspor secara
‘sukarela’. Merupakan bentuk pembatasan (kuota) atas jangkauan atau
tingkat intensitas hubungan perdagangan internasional yang dikenakan oleh pihak
negara pengekspor, jadi bukan oleh pihak pengimpor. (krugman, 252). Secara
politis, VER merupakan pilihan efektif yang menawarkan beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan tarif. Namun ternyata justru menimbulkan kerugian yang
lebih besar dari sgei ekonomi.
- Local
Content Requirement
Persyaratan kandungan lokal (Local content requirement) merupakan
suatu pengaturan yang mensyaratkan bahwa bagian-bagian tertentu dari suatu
produk secara fisik harus dibuat didalam negeri, atau menggunakan bahan baku
komponen-komponen setempat. (krugman, 254). Menurut saya, pertimbangan atas
instrument yang satu ini menjelaskan perhitungan bahwa keuntungan domestik akan
lebih maksimal karena selain diperoleh adri tiap unit komoditi yang diimpor,
juga dapat menambah keuntungan pasar domestic. Kelemahannya adalah, kurang
jelasnya sistematika yang ada, misalnya mengenai jumlah maksimal dan regulasi
komoditi antara satu negara pengimpor dengan negara-negara lain.
Referensi :
- Krugman.
Instrumen-instrumen Kebijakan Perdagangan. Bab 8
- http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&task=view&id=72&Itemid=60
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/kebijakan-perdagangan-internasional/
Semoga bermanfaat.
Marisa Wajdi!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha