Minggu, 17 Februari 2013

MERKANTILISME, ekonomi pra-klasik

Pengertian  Merkantilisme

Terminologi:  mercari (Latin) , yang berarti "jual beli," yang berakar dari kata merx, berarti "komoditas."
Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi:
1.     Negara/raja memiliki wewenang yang besar  dalam sistem ekonomi
2.     Kemakmuran suatu negara/raja diukur dari jumlah logam mulia yang dimiliki
3.     Perdagangan luar negeri/ perdagangan internasional merupakan jalan utama memperoleh kekayaan (logam mulia)
Tujuan dari merkantilisme adalah:
1.       Memperbanyak aset dan modal negara/raja
2.       melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara
3.       untuk membiayai negara/raja sebagai satu-satunya penguasa ekonomi
4.       membiayai dan memperkuat armada perang

Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
·         Negara harus memperbanyak kekayaannya dengan menumpuk logam mulia.
·         Volume perdagangan global harus ditingkatkan dengan memperbesar ekspor dan menekan impor.
·         Surplus yang diperoleh dari nett ekspor akan dibayar dengan logam mulia, sehingga semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
·         Jumlah logam mulia yang dimiliki suatu negara sebagai alat pembanding tingkat kemakmuran diantara negara yang lain.
·         Logam  mulia  digunakan sebagai modal membiayai armada perang untuk memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.


 Sejarah Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang  dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat.  Karena itulah mengapa semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.
Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga merkantilisme  menjadi sebuah tahap dalam perkembangan sejarah kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional.
Merkantilisme  menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya. Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume perdagangan. Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1)peningkatan produksi dan (2)perluasan pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan lahirnya imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai bermunculan.  Di kota-kota  itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini menandai kemunculan Masyarakat  Pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang, Bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia yang dimiliki.  Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu dibandingkan dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang bisa mendatangkan surplus perdagangan.
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek penting.  Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan, di mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung. Dengan adanya keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar dan diimbangi secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada merkantilisme terlihat dari kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung ekspor dengan insentif dan menghadang import dengan tarif. Cara perluasan pasar yang dilakukan pada masa merkantilisme ini adalah dengan penjelajahan samudra, membuka wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya membawa ketamakan untuk menguasai sumber daya alam mereka sebagai bagian dari kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-wilayah baru tersebut sebagai jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.
Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis


Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia

Merkantilisme melahirkan kapitalisme. Kapitalisme melahirkan imprealisme.
Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian, merkantilisme mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris memanfaatkan daerah-daerah koloninya,  membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda, Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme semakin memperluas peperangan antar-bangsa-eropa dalam rangka memperebutkan daerah-daerah koloni di penjuru dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.
Dengan perkembangan teknologi,  merkantilisme mampu mendukung perubahan bentuk usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan demikian politik ekonomi merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di negara Inggris. Revolusi industri ini juga kemudian mengantarkan kita pada perubahan signifikan dalam sejarah manusia.


Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:
1.       Lahirnya kolonialisme imprealisme
2.       Aktifnya perdagangan internasional.
3.       Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang sangat membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi produksi membawa Inggris pada revolusi industri


Jenis Merkantilisme:

Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara. Namun pada prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan cara mencapai kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah:

A.      Kelompok Bullionist
Kelompok bullionist  berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni, dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan kemakmuran negara dengan banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam mulia di dalam negeri, semakin makmur, megah dan berkuasa negara tersebut.

Kebijakan kelompok ini adalah
- mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia)
- melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia)
- surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia

B.      Merkantilist Murni

Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga.  Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi.   Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat.  Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of trade). 

Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris), Colbert (Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).


Kritik terhadap Merkantilisme

A.      David Hume
Ide pokok merkantilis yang mengagungkan logam mulia dikritik keras oleh David Hume. Hume menyatakan bahwa menambah logam mulia sama dengan menambah jumlah uang beredar (money supply). Bila money supply naik sedangkan tingkat produksi tetap, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga).  Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga barang-barang ekspor, sehingga jumlah barang yang di-ekspor akan menurun. Pada situasi dimana harga barang impor lebih rendah daripada barang dalam negeri, akan meningkatkan impor. Hingga nett ekspor mencapai negatif, cadangan logam mulia akan dipakai untuk membiayai impor.  Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara/raja menjadi lebih miskin (berkurang kekayaannya).

B.      Adam Smith
Kritikan Hume ini kemudian melahirkan teori klasik  atau absolute advantage dari Adam Smith pada akhir abad ke-18.
Kritik Adam Smith:
1.       Ukuran kekayaan suatu negara bukan berdasarkan logam mulia.
2.       Kemakmuran suatu negara berdasarkan jumlah nilai tambah produksi barang domestik (PDB) ditambah dengan surplus perdagangan.
3.       Pemerintah perlu mengurangi campur tangannya dalam perdagangan, sehingga mendukung terjadinya perdagangan bebas.
4.       Perdagangan bebas akan meningkatkan daya kompetisi, sehingga akan mendorong spesialisasi berdasarkan absolute advantage.
5.       Spesialisasi akan mendorong produktivitas dan efisiensi.  
6.       Peningkatan produktivitas adan efisiensi akan meningkatkan PDB dan surplus perdagangan.
7.       Peningkatan PDB dan surplus perdagangan identik dengan peningkatan kemakmuran suatu negara/raja.  

Kritikan-kritikan ini menggiring dunia untuk mengakhiri era merkantilisme, dan memasuku ekonomi klasik.

Selanjutnya Anda dapat membaca ringkasan Saya tentang Adam Smith, disini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha