Sabtu, 16 Februari 2013

Perbedaan Pandangan dalam Melihat Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi

Saat perang berlangsung, kemiskinan merajalela dan penyakit menyebar dengan cepat, akibatnya tingkat mortilitas menjadi tinggi dan fertilitas menjadi sangat rendah. Jumlah manusia pun surut dengan sangat cepat.
Sebaliknya, saat perang usai, kondisi menjadi sangat kondusif untuk melakukan kegiatan ekonomi, negara memiliki waktu dan kesempatan untuk lebih aktif berperan dalam perbaikan kondisi masyarakatnya, sehingga mortalitas dapat ditekan, fertilitas meningkat sangat tajam dan akhirnya jumlah penduduk meledak!     
Kondisi-kondisi diatas menunjukkan konsekuensi yang khas, yang membawa para ekonom ke dalam perdebatan panjang antara hubungan ‘Pertumbuhan Penduduk’ dengan ‘Pertumbuhan Ekonomi’. Perdebatan ini mengelompokkan mereka ke dalam tiga kelompok besar.
1.    Restrict: kelompok yang tidak setuju pada pertumbuhan penduduk yang tinggi, karena akan membebani pertumbuhan ekonomi.
2.    Support: kelompok yang percaya, bahwa pertumbuhan penduduk dapat menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi.
3.    Independent: kelompok yang menyikapi pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi sebagai dua hal yang tidak berkaitan secara langsung.
Perdebatan ini terus berlangsung dari masa-ke-masa, membawa teori yang semakin baik seiring dengan bukti-bukti empiris yang semakin banyak dan semakin mutakhir. Berikut ini tiga aliran penting dalam perjalanan ‘Perdebatan Hubungan Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi’:

A.   Aliran tradisionalis-pesimis

Aliran tradisionalis-pesimis merupakan kelompok yang tidak setuju pada pertumbuhan penduduk yang tinggi (restrict). Mereka percaya bahwa pertumbuhan penduduk hanya membawa kesengsaraan pada masyarakat dan merupakan beban bagi pertumbuhan ekonomi.
Paham yang paling terkenal dalam aliran ini adalah ‘Malthusian Population Trap’ (jebakan populasi Malthus): tekanan peduduk menyebabkan menurunnya kapital per tenaga kerja (Capital Shallowing).
Coale dan Hoover (1958) mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan Capital Shallowing. Menurut Coale dan Hoover, fertilitas yang tinggi mengakibatkan proporsi jumlah anak meningkat. Dengan begitu pengeluaran rumah tangga sebagian besar akan digunakan untuk konsumsi, sehingga proporsi saving menurun. Penurunan saving akan mengakibatkan turunnya pertumbuhan modal. Secara makro, peningkatan dependency ratio suatu negara akan mengalihkan pengeluaran pemerintah (yang seharusnya bisa produktif), untuk membiayai kesehatan dan pendidikan.
Kelemahan dari aliran ini adalah:
1.    Aliran ini hanya mengandalkan pada pengamatan jangka pendek  dan sisi negatif dari besarnya jumlah penduduk.
2.    Studi empiris yang dilakukan pada tahun 1950-1960, dimana aliran ini dimulai, belum memadai dan masih membuka peluang bagi perbaikan.
3.    Aliran ini hanya fokus pada pembentukan modal.
4.    Mengabaikan efek positif dari pertumbuhan penduduk seperti pertumbuhan skala ekonomi yang selalu berdampingan dengan pertumbuhan penduduk.
5.    Mengabaikan modal manusia. 

B.   Aliran Revisionis

Aliran revisionis lahir untuk mengkritik pandangan Aliran tradisionalis-pesimis. Mereka percaya bahwa pengamatan harus dilakukan dalam jangka panjang, dimana banyak perubahan mungkin terjadi.
 Aliran revisionis lahir untuk mengkritik pandangan Aliran tradisionalis-pesimis. Jika tradisionalis-pesimis memandang sumber daya alam (SDA) sebagai suatu ‘konstanta’ dan tidak mengindahkan teknologi serta modal manusia, maka  revisionis sebaliknya. Bagi revisonis, SDA bisa diperlakukan sebagai variabel, perkembangan teknologi dan peningkatan sumber daya manusia (SDM)  berpeluang dalam menanggulangi dampak negative dari pertumbuhan penduduk.  Dengan begitu, pertumbuhan penduduk bisa jadi memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
 Variabel kunci dari aliran ini adalah: memandang pertumbuhan penduduk sebagai faktor endogen, bukan faktor eksogen sebagai mana yang dipandang oleh tradisionalis-pesimis. Pertumbuhan penduduk dapat memberi umpan balik secara langsung pada pertumbuhan ekonomi.
Walaupun begitu pada beberapa kondisi, para revisionis juga sedikit setuju akan pandangan tradisionalis-pesimis. Misalnya: pertumbuhan populasi yang lambat akan lebih menguntungkan untuk negara berkembang. Tapi perlu digaris-bawahi, walaupun pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak menguntungkan bagi negara berkembang, efek yang mungkin timbul tidak se-mengerikan apa yang dibayangkan oleh para tradisionalis-pesimis.

Simon (1981) mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut ini poin-poin penting dari penelitian Simon:
-          Mengukur konsekuensi pertumbuhan penduduk dalam jangka yang lebih  panjang daripada aliran tradisionalis-pesimis;
-          Mamasukkan pengaruh tidak langsung dari sistem politik dan ekonomi yang ada;
-          Atribut revisionis: ada efek positif dan negatif dari pertumbuhan penduduk;
-          Namun besar efeknya sulit diukur;
-          Pengaruh negatif hanya bisa dilihat untuk pertumbuhan penduduk yang tinggi;
-          Efek neto dari nilai positif dan negatif bisa beragam dari suatu negara ke negara lainnya;

 

C.   Population does Matter

Seiring berjalannya waktu, dengan berkembangnya penelitian tentang penduduk dan ekonomi, terbukti bahwa ‘population does matter’.  Terbukti bahwa pertumbuhan penduduk menghambat pertumbuhan ekonomi. Dan fertilitas tinggi terbukti merupakan sumber kemiskinan baik tingkat rumah tangga maupun tingkat makro.

 Fertilitas yang tinggi membuat laju pertumbuhan penduduk menjadi tinggi. Jumlah penduduk yang besar merupakan beban bagi ekonomi, sebab pendapatan per kapita terserap habis untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Jika ekonomi tidak memiliki surplus diluar konsumsi, maka secara makro, tabungan sebagai modal investasi tidak punya peluang untuk membesar. Dengan begitu pembangunan tidak mempunyai cukup sumber biaya, akibatnya ekonomi akan melambat.
Jumlah penduduk yang besar berpengaruh pula pada  pengangguran. Bila pembangunan berjalan lambat, maka pembukaan lapangan kerja pun akan lambat.  Tidak cukupnya lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja, mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran.
Aliran ‘Populatin does Matter’ menekankan pemikiran makro ekonomi tentang: “mengapa kebijakan kependudukan itu penting?”
Simposium Population Change and economic Development tahun 1998 membahas tentang dampak variabel demografis terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, penggunaan sumber daya alam (SDA) dan dalam perumusan kebijakan.
Aliran ini melihat pertumbuhan penduduk yang memberi dampak negatif yang kuat dan signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Penurunan pesat tingkat fertilitas memberikan kontribusi relevan terhadap penurunan kemiskinan.

Kelley dan Schmidt (2001) melakukan penelitian terhdap 86 negara dalam periode 1960-1995. Berikut ini poin-poin penting dari penelitian tersebut;
-            Pertumbuhan penduduk meningkat karena turunnya tingkat mortalitas
-            Pertumbuhan penduduk meningkat karena naiknya tingkat fertilitas
-            Dampak dari angka kelahiran kasar (Crude Birth rate /CBR) bervariasi menuurt tahap pada transisi demografi, dampak negatif menurun kemudian dampak positifnya meningkat.

Bloom dan Williamson (1998) dalam penelitiannya tentang Asian Miracle: hubungan pertumbuhan ekonomi  dengan penduduk menyatakan:
-          Pertumbuhan ekonomi per kapita akan lebih tinggi jika pertumbuhan penduduk usia produktif (15-64) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk total.
-          Terdapat hubungan yang erat antara transisi demografi dengan pertumbuhan ekonomi.
  
Variabel kunci  population does matter’ adalah : struktur umur penduduk.
1.    Petumbuhan penduduk yang tinggi pada usia produktif (15-64 tahun) memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
2.    Sedangkan pertumbuhan penduduk yang tinggi pada usia dibahwah 15 tahun akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.

Bagaimana, apakah Anda sudah bisa menarik inti sari dari perdebatan ini?
Termasuk kelompok manakah Anda?

Semoga bermanfaat.
Marisa Wajdi!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha