Dalam
bisnis ternyata kawan bia jadi lawan. Ini juga yang terjadi antara Bakrie dan
Rothschild.
Keduanya berseteru bukan tanpa sebab, ada satu hal yang mereka perebutkan, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), anak usaha perusahaan kongsi mereka Bumi Plc.
Apa yang menyebabkan hubungan mereka jadi kurang harmonis? Siapa saja yang terlibat selain Bakrie-Rothschild?
Siapakah Nathaniel Rothschild?
Ia merupakan
mantan co-presiden hedge fund berbasis di New York, Atticus Capital LLC dan
satu-satunya putra dari ahli keuangan Inggris, Lord Jacobs Rothschild dan
Serena Mary Dunn.
Rothschild, kelahiran 12 Juli 1971 pernah tercatat di posisi ke-7 dalam daftar 25 manajer hedge funds terkaya di Inggris versi Sunday Times. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 650 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Siapakah Grup Bakrie?
Rothschild, kelahiran 12 Juli 1971 pernah tercatat di posisi ke-7 dalam daftar 25 manajer hedge funds terkaya di Inggris versi Sunday Times. Ia diperkirakan memiliki kekayaan sekitar 650 juta poundsterling atau sekitar Rp 9,3 triliun.
Siapakah Grup Bakrie?
Perusahaan Bakrie kini telah berumur lebih
dari 70 tahun. Bakrie berkembang ke
sejumlah sektor usaha, seperti pertambangan, pipa, properti, dan asuransi.
Kelompok usaha ini sekarang memiliki karyawan tidak kurang dari 70.000 orang.
Kini nilai portofolio Bakrie & Brothers mencapai 2,2 miliar dollar AS
dengan posisi sebagai pemimpin pasar di setiap sektor dan mengalami perubahan struktur organisasi menjadi
perusahaan investasi.
Grup Bakrie Menguasai Top Manajemen Bumi
Plc.
Sebagai
pemegang saham terbesar pada Bumi Plc, Grup Bakrie berhak menunjuk
posisi-posisi kunci di jajaran Direksi dan Manajemen Bumi Plc. Maka kemudian
Grup ini menguasai top manajemen dengan meletakkan Indra Bakrie (adik pengusaha kaya Nirwan dan
Aburizal Bakrie) menjadi Komisaris Utama
Bumi Plc, Ari Hudaya menjadi Direktur
Utama BUMI. Sementara itu mitra Grup Bakrie, Rothschild, diberi jabatan sebagai
wakil komisaris utama di Bumi Plc.
Skenario Bisnis Grup Bakrie
Grup Bakrie bersama rekanannya Recapital
Advisors melakukan pencatatan saham jalur belakang (backdoor listing) di Bursa Efek London.
Penandatanganan
perjanjian jual beli saham dilakukan antara PT Bakrie and Brother Tbk (BNBR), PT Recapital Advisors dan Vallar
Plc (milik Rothschild) pada Selasa 16 November 2010. Transaksi ini
melibatkan uang sebanyak Rp 27 triliun.
Adapun mekanismen transaksi dilakukan dengan 2 cara, yaitu tukar guling
saham dan pembayaran tunai.
Tukar guling BUMI dengan Vallar Plc:
BNBR
melepaskan 5,2 miliar lembar (25%) saham BUMI di harga Rp 2.500 per saham atau
total senilai Rp 13 triliun kepada Vallar Plc. Sebagai gantinya Vallar Plc akan
memberikan 90,1 juta saham baru Vallar seharga GBP 10 per saham kepada BNBR,
sehingga BNBR akan menguasai 43% saham Vallar Plc.
Tukar Guling BRAU dengan Vallar Plc:
Recapital
Advisors, melalui anak usahanya PT Bukit Mutiara yang menguasai 90% saham PT
Berau Coal Energy Tbk (BRAU) akan melepaskan 26,175 miliar saham BRAU (75%)
kepada Vallar Plc.
Vallar
akan membeli 12,215 miliar (35%) saham BRAU secara tunai (Rp 6,596 triliun),
sedangkan sisanya sebanyak 13,960 miliar (40%) ditukar guling dengan 52,2 juta
saham baru Vallar atau setara dengan 24,9%
saham Vallar.
Dengan
demikian setelah transaksi saham BRAU, 15%
dipegang PT Bukit Mutiara dan 75% dikuasai Vallar Plc. Akibat perubahan
posisi pemegang saham yang dignifikan, Vallar Plc menjadi berkewajiban melakukan
tender offer atas sisa saham publik
BRAU di harga Rp 540 per saham. Sementara
Vallar sendiri telah dikuasai oleh BNBR dan Bukit Mutiara (67,9%). Skema
ini membuat kelompok bisnis grup Bakrie
dan Advisors bersama-sama merambah Bursa
London. Secara otomatis, BNBR menjadi pengendali baru Vallar yang selanjutnya
berganti nama menjadi Bumi Plc.
Rothschild
Mulai 'Mengusik' Grup Bakrie
Hanya butuh 1
tahun bagi Rothschild untuk mulai mengkritik BUMI. Kamis 10 November 2011
Rothschild mengirim surat kepada CEO BUMI Ari Hudaya. Ia mempertanyakan
keputusan BUMI yang mendahulukan pembayaran awal utang kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar
US$ 600 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun. Padahal BUMI berhutang juga pada Bumi
Plc sebesar US$ 500 juta. Pria yang yang memiliki 11% saham di Bumi Plc itu
menyatakan pelunasan lebih awal itu dianggap tidak transparan.
Kisruh ini menimbulkan banyak dugaan miring. Ada kabar di pasar, bahwa Rothschild sedang mencoba mengkudeta Bumi Plc dari Grup Bakrie. Bahkan kabarnya, Nat ingin merebut kursi Direktur Utama Bumi Plc dari tangan BNBR. Selain itu, Nat juga telah menyebarkan isu default utang BNBR ke publik dalam upayanya tersebut. Namun, Grup Bakrie menyambut rencana penggulingan ini dengan membatalkan divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Dengan pembatalan divestasi saham BRMS itu, grup Bakrie masih punya peluang memperoleh pinjaman untuk mengatasi utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse.
Kisruh ini menimbulkan banyak dugaan miring. Ada kabar di pasar, bahwa Rothschild sedang mencoba mengkudeta Bumi Plc dari Grup Bakrie. Bahkan kabarnya, Nat ingin merebut kursi Direktur Utama Bumi Plc dari tangan BNBR. Selain itu, Nat juga telah menyebarkan isu default utang BNBR ke publik dalam upayanya tersebut. Namun, Grup Bakrie menyambut rencana penggulingan ini dengan membatalkan divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Dengan pembatalan divestasi saham BRMS itu, grup Bakrie masih punya peluang memperoleh pinjaman untuk mengatasi utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse.
Bakrie
Gandeng Salah Satu Konglomerat Tambang Indonesia, Samin Tan
Isu
miringyang dihembuskan Rothschild kepada Bumi Plc membuat sahamnya tergerus,
saat ini bahkan anjlok lebih dari 70% dari harga tertingginya. Turunnya harga
saham Bumi Plc memberi peluang Rothschild untuk mengusir Grup Bakrie untuk
hengkang dari perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc tersebut.
Rencana ini terendus oleh Grup bakrie, sehingga segera melakukan perlawanan dengan cara membatalkan rencana divestasi 75% saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) yang tadinya mau dijual ke Bumi Plc. Akhirnya, Grup Bakrie memilih menjual sekitar 23,8% sahamnya di Bumi Plc kepada PT Borneo Lumbung Energy Tbk (BORN) milik pengusaha Samin Tan. Nilai transaksinya mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 8,5 triliun. Uang yang didapat dari Samin Tan inilah yang digunakan untuk membayar jaminan atas utang senilai US$ 1,34 miliar kepada 10 kreditur yang difasilitasi Credit Suisse tersebut. Atas dukungan Samin Tan, maka Grup Bakrie bersama Borneo akan menguasai 47,6% saham di Bumi Plc.
Perubahan
Top Manajemen Bumi Plc Pasca Masuknya Samin Tan
Bumi Plc
akhirnya mendepak wakil komisaris utamanya Nathaniel Rothschild di bulan
September 2012. Perombakan komisaris Bumi Plc dilakukan berbarengan dengan
laporan rugi bersih senilai U$ 282 juta di akhir 2011. Samin Tan, pemimpin Grup
Borneo, menempati posisi komisaris utama Bumi Plc. Sementara Indra Bakrie
menempati posisi wakil komisaris utama. Sedangkan posisi CEO masih dipegang
oleh salah satu orangnya Bakrie, yaitu Nalin Rathod, menggantikan Ari Hudaya.
Rothschild
Tuduh Ada Penyimpangan Dana di BUMI dan BRAU
Setelah gagal mengkudeta Bumi
Plc, Rothschild meneruskanupayanya
dengan menuduh terjadinya penyimpangan dana di BUMI dan BRAU. Tuduhan ini
membuat Bumi Plc rela diselidiki oleh
penyidik independen.
Langkah
yang diambil Grup Bakrie adalah mengambil kembali saham BUMI
dari Bumi Plc karena merasa selama ini saham BUMI-lah yang diincar Rothschild
untuk dikuasai sendiri. Bahkan isu
miring mengatakan bahawa Samin Tan, yang datang bak pahlawan bagi Bakri
sebelumnya kini akan berperan sebagai pembelot. Terfengar isu bahwa akan Samin
Tan, yang juga memiliki 23,8% saham Bumi Plc, akan memberikan suara kepada
Rothschild dalam RUPS yang akan digelar untuk membahas penjualan BUMI. Dugaan
ini muncul karena iming-imingi Rothschild untuk membantu pembayaran utang BORN
ke Standard Chartered sebesar US$ 1 miliar. Namun sampai saat ini Samin Tan
menyatakan bahwa hubungannya dengan Bkri baik-baik saja.
Usaha Rothschild mengobrak-abrik
Bumi Plc ternyata belum selesai. Diduga Rothschild berada dibelakang serangan
hacker terhadap sistem dan email perusahaan Grup Bakri dan Samin Tan. Perusahaan
penyedia dan penasihat keamanan dunia maya, Context Information Security,
ditunjuk untuk melakukan investigasi terhadap akun email Komisaris Utama Bumi
Plc, Samin Tan, pada 24-25 November lalu. Hasilnya diketahui, sepanjang Juli
2012 akun email dan komputer pribadi Samin Tan sudah menjadi target penjahat
cyber untuk mengorek informasi.
Konsultan Senior Context,Stuart McKenzie
mengatakan, sudah melakukan investigasi di Jakarta untuk mencari tahu alasan
dan latar belakang si pelaku melakukan pembajakan, kerugian yang diderita
target sampai seberapa banyak data yang berhasil dicuri. Hacker tersebut diduga
sukses melancarkan aksinya pada 5 Agustus 2012, ditandai dengan matinya situs
dan jaringan kelompok usaha itu secara sementara. Dengan demikian, maka semua
email dan data yang disimpan dalam komputer bisa dilihat dengan bebas oleh si
pembajak
Rothschild
Ingin Rombak Direksi, Bakrie Ingin Hengkang dari Bumi Plc
Setelah menuduh terjadinya
penggelapan dana di BUMI dan BRAU, Rothschild, meminta perombakan 12 dari 14 direksi
dan komisaris di Bumi Plc. Ia menilai, top manajemen Bumi Plc yang ada saat ini
tidak bisa memberikan nilai tambah terhadap investor. Rencana ini mendapat
dukungan dari salah satu manajer investasi terkenal Inggris, Richard Buxton,
pemimpin Schroders.
Beberapa direksi yang diminta lengser oleh Rothschild di antaranya CEO Nick von Schirnding dan Komisaris Utama Samin Tan. Ia mengusulkan namanya sendiri untuk menjadi direktur ekskutif. Kemudian dia mengusulkan Wallace King (mantan bos Leighton Holdings Ltd. (LEI) ) sebagai komisaris utama, Brock Gill ia menjadi CEO, Hashim Djojohadikusumo (adik kandung Prabowo Subianto), Roger Davis, Jonathan Djanogly (mantan anggota parlemen dan menteri hukum Inggris), dan Richard Gozney(mantan duta besar Inggris untuk Indonesia) menjadi direktur.
Beberapa direksi yang diminta lengser oleh Rothschild di antaranya CEO Nick von Schirnding dan Komisaris Utama Samin Tan. Ia mengusulkan namanya sendiri untuk menjadi direktur ekskutif. Kemudian dia mengusulkan Wallace King (mantan bos Leighton Holdings Ltd. (LEI) ) sebagai komisaris utama, Brock Gill ia menjadi CEO, Hashim Djojohadikusumo (adik kandung Prabowo Subianto), Roger Davis, Jonathan Djanogly (mantan anggota parlemen dan menteri hukum Inggris), dan Richard Gozney(mantan duta besar Inggris untuk Indonesia) menjadi direktur.
Respon Grup Bakrie
Grup Bakrie
berniat merebut kembali salah satu anak usahanya, yaitu BUMI. Grup Bakrie akan
melepas kepemilikan tak langsung 57.298.534 saham di Bumi plc atau setara 23,8%
dari total modal ditempatkan Bumi Plc. Caranya dengan menukar saham-saham itu
dengan 2,3 miliar lembar (10,3%) saham BUMI milik Bumi Plc. Selanjutnya, Bumi
Plc akan menjual sisa 3,9 miliar lembar saham BUMI atau setara 18,9% kepada
Grup Bakrie senilai US$ 278 juta (Rp 2,6 triliun) dibayar tunai.
Grup Bakrie sudah diminta untuk melakukan pembayaran uang muka untuk total transaksi sebesar US$ 278 juta itu disimpan dalam rekening penampung sementara (escrow). Hal ini dilakukan guna memastikan dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi ada pada tempatnya sebelum rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Grup Bakrie sudah diminta untuk melakukan pembayaran uang muka untuk total transaksi sebesar US$ 278 juta itu disimpan dalam rekening penampung sementara (escrow). Hal ini dilakukan guna memastikan dana yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi ada pada tempatnya sebelum rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Adik
Prabowo Subianto dan Hary Tanoe Terlibat, Nuansa Politis Mulai Terasa
Nuansa
politis terasa jelang RUPSLB Bumi Plc terkait pembelian kembali saham BUMI oleh
Grup Bakrie, dua orangpenting Indonesia terlibat di dalam pembahasan ini,
mereka adalah Hashim Djojohadikusumo (didukung Rothschild). Hasyim menyatakan
dukungannya atas Rothschild semata-mata urusan bisnis.
Sedangkan orang kedua yang terlibat adalah pengusaha nasional yang baru saja 'cerai' dengan Partai Nasional Demokrat, Hary Tanoesoedibjo. Bos Grup MNC ini membeli sebagian saham Bumi Plc yang dijual oleh pebisnis nasional Rosan Roeslani. Sumber mengatakan bahwa masuknyaHary Tanoe ke Bumi Plc tidak melalui MNC tapi melalui Flaming luck Investment Limited.
Jelang pertemuan, Rosan lewat Recapital Group melepas 24.203.452 lembar saham (10% kepemilikannya di Bumi Plc). Pembeli saham tersebut adalah Avenue Luexembourg S.A.R.I (13.668.250 lembar), Argyle Street management Limited (7.536.202 lembar) dan Flaming luck Investment Limited (3 juta lembar) saham.
Sedangkan orang kedua yang terlibat adalah pengusaha nasional yang baru saja 'cerai' dengan Partai Nasional Demokrat, Hary Tanoesoedibjo. Bos Grup MNC ini membeli sebagian saham Bumi Plc yang dijual oleh pebisnis nasional Rosan Roeslani. Sumber mengatakan bahwa masuknyaHary Tanoe ke Bumi Plc tidak melalui MNC tapi melalui Flaming luck Investment Limited.
Jelang pertemuan, Rosan lewat Recapital Group melepas 24.203.452 lembar saham (10% kepemilikannya di Bumi Plc). Pembeli saham tersebut adalah Avenue Luexembourg S.A.R.I (13.668.250 lembar), Argyle Street management Limited (7.536.202 lembar) dan Flaming luck Investment Limited (3 juta lembar) saham.
Pemegang
Saham Tolak Usulan Rothschild, Bumi Plc-Bakrie Siap Cerai
Pertarungan
sengit antara Bakrie dan Rothschild akhirnya dimenangkan oleh Grup Bakrie.
Dengan demikian, Bumi Plc siap meneruskan rencana 'cerai' yang diusulkan Grup
Bakrie.Rencana 'perceraian' alias pemisahan dengan Grup Bakrie itu akan
dilakukan melalui pembelian kembali saham BUMI. Paling lambat perceraian ini
akan terlaksana 30 Mei 2013. Bakrie harus menyiapkan dana senilai US$ 278 juta
(Rp 2,64 triliun) untuk membeli kembali (buyback) seluruh saham BUMI yang
dipegang Bumi Plc.
Belum ada konfirmasi mengenai sumber pendanaan untuk rencana ini dari Grup Bakrie. Tapi, dalam beberapa waktu terakhir ini, Grup Bakrie sudah banyak melakukan penjualan aset.
Meski usulan Rothschild tidak semuanya direstui, ada dua direksi yang lengser dan satu direksi baru diangkat setelah RUPSLB. Dua dewan direksi yang diturunkan dari jabatannya adalah Nalinkant Rathod and Jean-Marc Mizrahi. Bumi mendapat satu direksi baru yaitu Sir Richard Gozney.
Salah satu orang terkaya di Indonesia yang sekaligus komisaris utama Bumi Plc, Samin Tan, akan mundur dari jabatannya di perusahaan tambang tersebut. Ia masih akan menjabat sebagai komisaris sampai ada penggantinya.Samin Tan masih akan berperan sebagai wakil dari pemegang saham mayoritas Bumi Plc sekaligus penghubung mitra bisnisnya di Indonesia.
Gonjang-ganjing perebutan perusahaan ‘basah’ ini memberi sentimennegatif di pasar saham. Tidak hanya Bumi Plc atau BUMI saja, bahkan hampir semua perusahaan di bawah Bakrie grup. Anda ingin tahu apa dampaknya? Silakan klik disini.
Belum ada konfirmasi mengenai sumber pendanaan untuk rencana ini dari Grup Bakrie. Tapi, dalam beberapa waktu terakhir ini, Grup Bakrie sudah banyak melakukan penjualan aset.
Meski usulan Rothschild tidak semuanya direstui, ada dua direksi yang lengser dan satu direksi baru diangkat setelah RUPSLB. Dua dewan direksi yang diturunkan dari jabatannya adalah Nalinkant Rathod and Jean-Marc Mizrahi. Bumi mendapat satu direksi baru yaitu Sir Richard Gozney.
Salah satu orang terkaya di Indonesia yang sekaligus komisaris utama Bumi Plc, Samin Tan, akan mundur dari jabatannya di perusahaan tambang tersebut. Ia masih akan menjabat sebagai komisaris sampai ada penggantinya.Samin Tan masih akan berperan sebagai wakil dari pemegang saham mayoritas Bumi Plc sekaligus penghubung mitra bisnisnya di Indonesia.
Gonjang-ganjing perebutan perusahaan ‘basah’ ini memberi sentimennegatif di pasar saham. Tidak hanya Bumi Plc atau BUMI saja, bahkan hampir semua perusahaan di bawah Bakrie grup. Anda ingin tahu apa dampaknya? Silakan klik disini.
My opinion:
kalau ini bisa disebut “cicak
versus buaya” gak ya? Tapi siapa yang cicak, siapa yang buaya kira-kira?
Hm, kalau hanya mengandalkan
pada nasionalisme, sebagai orang Indonesia saya berharap Bakrie dapat berdiri
tegak walau diterpa Dajjal ekonomi seperti Rothschild.
Hanya saja ada pertanyaan
kecil yang mendasar. Sebagai sesama orang Indonesia, sudahkah Bakrie amanah?
Kalau bakrie malah jadi lintah di negara sendiri, maka di mata rakyat Indonesia
Bakri lebih jahat dari penjajah sekalipun.
Mudah-mudahan tidak ya! Sesuai pernyataan Bobby Gafur Umar ”Kami ingin menjadi duta bagi ekonomi Indonesia”, yang tertera
di laman website Bakri grup.
Mudah-mudahan Indonesia mampu berdiri melawan gempuran bangsa asing yang
ingin menguasai kita.
Saya sih husnudzon saja, dan berdoa Bakie akan bangkit dan menjadi kemakmuran
dan meredistribusikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Amin!
Semoga bermanfaat.
Marisa Wajdi!!!
Dikumpulkan dari artikel-artikel detikfinance,
“Drama Bakrie Grup dan Rothschild”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha