1.
Irak
All
Iraqi News Agency (AINA) melaporkan pada bulan Desember 2012, bahwa rencana
redenominasi mata uang Dinar tengah
digodok di parlemen. Namun implementasinya kemungkinan tidak mungkin tahun 2013,
karena situasi keamanan negara tetangga Iran itu masih kacau balau. Harapannya
mereka bisa melaksanakannya pada tahun 2014.
Langkah
redenominasi ini diambil untuk menyesuaikan nilai tukar Dinar Irak terhadap US$
yang semakin turun. Bank Sentral Irak (CBI) telah mengusulkan gagasan itu sejak
April lalu. Rencananya Irak akan
menghilangkan 3 digit nol. Jika penyederhanaan mata uang ala CBI sukses, maka
USD 100 yang saat ini setara 123.000 Dinar hanya menjadi 123 Dinar saja.
Sama
halnya dengan Indonesia, ide menghapus nol itu mendapat banyak tentangan.
Pemerintah Irak lebih suka melakukan pengetatan anggaran dibanding menghapus
nol dari dinar untuk memperkuat kondisi makro ekonomi negara itu.
2. Belarusia
Selain
Irak, negara yang saat ini sedang getol membahas penghapusan nol dari mata
uangnya adalah Belarusia. Negara pecahan Uni Soviet itu berencana
merealisasikan redenominasi terhadap Belarusian Rubel pertengahan tahun depan.
Tapi
karena tekanan dari parlemen cukup besar, Gubernur Bank Sentral Belarusia
Nadzezdha Yermakova menilai gagasan pihaknya belum perlu direalisasikan segera.
Dia akan mematangkan rencana itu sampai legislatif dan masyarakat terbiasa
dengan ide menghapus nol dari mata uang mereka.
3. Zambia.
Negara di kawasan selatan Benua Afrika itu
bakal menghapus tiga nol dari mata uangnya, Kwacha, pada 2013. Negara itu
memiliki pengalaman serupa Indonesia, yaitu pernah mengalami pengurangan nilai
tukar dan hiperinflasi. Bank Sentral Zambia mengaku terinspirasi langkah
penyerderhanaan mata uang oleh Argentina dan Brasil pada 1980-an, yang sukses
memulihkan kondisi makro ekonomi kedua.
Menteri Keuangan Zambia Alexander Chikwanda
mengatakan, “perubahan ini bertujuan
mengatasi spiral inflasi yang selama bertahun-tahun menyebabkan mata uang
mengalami depresiasi ke tingkat yang tidak tertahankan, yang tidak bernilai
netral dalam hal ekonomi”.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha