Sandungan Yunani bagi Jerman
Beberapa bukti ini menuntun negara anggota Uni eropa untuk mengusir Yunani sebagai bagian masyarakat Uni Eropa.
Fakta:
1. Yunani
tidak berhasil mendekati sasaran konsolidasi yang disepakati dengan
negara-negara kreditor.
2. Untuk mengembalikan kepercayaan
pasar, negara-negara donor harus menarik konsekuensi dan menutup kucuran dana
bagi Yunani.
3.
Yunani tidak mampu memenuhi tuntutan penghematan,
karena politik penghematan besar-besaran justru akan membuat perekonomian semakin
terpuruk.
4.
Pemerintah Yunani baru harus diberi kesempatan
untuk membuktikan keinginan reformasinya.
Dampak
yang mungkin terjadi jika Yunani keluar dari Euro:
1.
Keluarnya Yunani dari Zona Eropa diharapkan bisa
mengembalikan kepercayaan pasar sehingga bisa mengeluarkan Eropa dari krisis.
2.
Kemungkinan terjadinya “Euro-Crash”, keluarnya Yunani bisa menyebabkan bubarnya mata uang
bersama Eropa (euro).
3.
Akan ada negara lain yang mengekor Yunani,
keluar dari Zona Eropa.
Jerman Rugi
Salah satu negara Eropa yang tersandung krisis
Yunani adalah Jerman. Institut penelitian ekonomi Ifo di München memperhitungkan, bahawa Jerman akan
mengalami kerugian sampai 82 miliar Euro, jika Yunani tidak mampu membayar
hutangnya dan keluar dari sistem Euro. The Economist malah
memperkirakan biaya yang lebih besar lagi. Majalah ekonomi itu menghitung bahwa program bantuan
darurat Yunani bisa mencapai 50 miliar Euro, dimana Jerman akan berandil
34 persen didalamnya.
Akibat hilangnya kemampuan Yunani membayar utangnya, bank-bank Jerman harus rela kehilangan investasinya di Yunani dan mungkin membutuhkan kembali bantuan dari negara. Sektor keuangan akan menjadi beban bagi negara.
Dengan berbagai asumsi dan ramalan tersebut diperhitungkan sekitar 120 miliar euro akan terserap hanya untuk mengatasi krisis Yunani tersebut. Nilai itu setara dengan 4,5 persen GDP Jerman. Jika Yunani keluar dari Euro, keuntungan bagi Jerman dan negara-negara donor lainnya adalah tidak perlu lagi mengeluarkan uang yang sia-sia.
Tapi, untuk skenario yang berbeda-mengusir Yunani (Grexit)- malah membuat masalah baru. Ini sangat mungkin terjadi, jika terdapat kesalahan konstruksi mata uang Euro. Spekulasi terhadap mata uang bersama akan membawa Jerman dalam kepanikan pasar.
Saat ini Kanselir Merkel tengah berusaha untuk melakukan pengawasan belanja yang efektif di negara-negara yang dilanda krisis utang. Ia masih menolak upaya penyelamatan berupa lisensi perbankan bagi paket bantuan penyelamatan ESM sampai obligasi bersama Eropa Eurobonds. Akibatnya risiko untuk pembayar pajak Jerman akan naik drastis. The Economist mengusulkan agar pelanggar defisit seperti Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Siprus juga segera dikeluarkan seperti halnya Yunani. Adapun biaya yang diperlukan Jerman dalam upaya penyelamatan ini mencapai 15 persen GDP-nya. Untunglah negara kuat seperti Jerman memiliki pemasukan besar dari pajak, sehingga opsi ini masih mungkin diterima. Tapi tidak ada sesuatu yang dapat menjamin bahwa dengan Grexit, kepercayaan pasar bisa pulih. Lalu apa yangterjadi jika Italia (negara eropa dengan utang terbesar setelah Yunani) meminta bantuan juga ke zona Eropa?
Akibat hilangnya kemampuan Yunani membayar utangnya, bank-bank Jerman harus rela kehilangan investasinya di Yunani dan mungkin membutuhkan kembali bantuan dari negara. Sektor keuangan akan menjadi beban bagi negara.
Dengan berbagai asumsi dan ramalan tersebut diperhitungkan sekitar 120 miliar euro akan terserap hanya untuk mengatasi krisis Yunani tersebut. Nilai itu setara dengan 4,5 persen GDP Jerman. Jika Yunani keluar dari Euro, keuntungan bagi Jerman dan negara-negara donor lainnya adalah tidak perlu lagi mengeluarkan uang yang sia-sia.
Tapi, untuk skenario yang berbeda-mengusir Yunani (Grexit)- malah membuat masalah baru. Ini sangat mungkin terjadi, jika terdapat kesalahan konstruksi mata uang Euro. Spekulasi terhadap mata uang bersama akan membawa Jerman dalam kepanikan pasar.
Saat ini Kanselir Merkel tengah berusaha untuk melakukan pengawasan belanja yang efektif di negara-negara yang dilanda krisis utang. Ia masih menolak upaya penyelamatan berupa lisensi perbankan bagi paket bantuan penyelamatan ESM sampai obligasi bersama Eropa Eurobonds. Akibatnya risiko untuk pembayar pajak Jerman akan naik drastis. The Economist mengusulkan agar pelanggar defisit seperti Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Siprus juga segera dikeluarkan seperti halnya Yunani. Adapun biaya yang diperlukan Jerman dalam upaya penyelamatan ini mencapai 15 persen GDP-nya. Untunglah negara kuat seperti Jerman memiliki pemasukan besar dari pajak, sehingga opsi ini masih mungkin diterima. Tapi tidak ada sesuatu yang dapat menjamin bahwa dengan Grexit, kepercayaan pasar bisa pulih. Lalu apa yangterjadi jika Italia (negara eropa dengan utang terbesar setelah Yunani) meminta bantuan juga ke zona Eropa?
Agaknya perjalanan krisis ekonomi ini akan cukup panjang..
Pff..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha