Sabtu, 02 Maret 2013

MEMPELAJARI DEFINISI DAN KLASIFIKASI PENDAPATAN SEBELUM MELAKUKAN SURVEY TENTANG PENDAPATAN RUMAH TANGGA


MEMPELAJARI DEFINISI DAN KLASIFIKASI PENDAPATN SEBELUM MELAKUKAN SURVEY TENTANG PENDAPATAN RUMAH TANGGA

 Apakah Anda sedang mendisain sebuah kuesioner?
Apakah Anda sedang menyusun tugas, akhir, skripsi atau thesis?
Apakah Anda sedang bingung, dalam menyusun daftar pertanyaan dalam rangka mengumpulkan data pendapatan rumah tangga?

Jika ya, Anda wajib membaca postingan di bawah ini.
Postingan di bawah ini memberikan gambaran ringkas tentang definisi dan klasisfikasi pendapatan. Dengan memahami pengertian pendapatan, maka Anda akan bisa menentukan informasi apa saja yang bisa mendukung kekuatan dari kuesioner Anda. Alangkah sayangnya jika proses pengumpulan data yang memakan waktu dan biaya itu, tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk Anda.
Selamat membaca!

DEFINISI DAN KLASIFIKASI PENDAPATAN

Kali ini kita akan membahas tentang klasifikasi pendapatan untuk keperluan survey (pengumpulan data). Sebagaimana syarat suatu survey, definisi dari setiap bulir pertanyaan harus jelas, hal ini berfungsi untuk memberi batasan cakupan yang akan sangat berguna dalam proses wawancara dan juga analisa.
Beberapa hal ini bawah ini adalah pertimbangan yang masuk pendefinisi dan pegklasifikasian pendapatan, yaitu:
1.         Sebisa mungkin mengikuti rule System National Account(SNA).
SNA ini merupakan kerangka definisi neraca yang direkomendasikan oleh PBB, bagi negara-negara di dunia. SNA juga telah di adopsi oleh Indonesia. Tentunya Anda tidak mau konsep yang Anda buat tidak sejalan dengan konsep dunia, apalagi konsep Indonesia. Kalau Anda nekat, bisa-bisa hasil penelitian Anda jadi sia-sia.
2.         Kepraktisan, dan praktek penerapannya di lapangan.

KOMPENSASI KARYAWAN

Definisi kompensasi karyawan adalah semua penerimaan yang diterima karyawan secara langsung.
Definisi kompensasi karyawan menurut SNA meliputi:
a.     Upah dan gaji dalam uang dan barang
b.     Kontribusi pengusaha pada skema jaminan sosial
c.     Kontribusi pengusaha pada pensiun swasta, tunjangan keluarga, asuransi kesehatan dan asuransi kecelakaan lainnya, asuransi jiwa dan skema yang serupa, dan juga tunjangan tambahan lainnya.

Lalu bagaimana prakteknya di lapangan?
Bila kita merujuk pada defini dan klasifikasi kompensasi karyawan, saat kita membutuhkan informasi pendapatan ada dua poin yang harus kita kumpulkan datanya:
  1. Upah dan gaji
  2. Kontribusi pengusaha, dalam skema jaminan sosial dan pensiun swasta
Pendekatan apa yang harus kita lakukan dalam mengunpulkan data-data yang kita butuhkan tersebut?
  1. Upah dan gaji
Sasaran responden upah dan gaji adalah rumah tangga, jadi kita bisa bisa mengumpulkan informasi tentang pendapatan karyawan langsung dari rumah tangga.
  1. Konstribusi pengusaha dalam jaminan sosial dan pensiun swasta
Pada prakteknya mengumpulkan data perusahaan yang spesifik dan memuat informasi kontribusi pengusaha atas skema jaminan social, skema pensiun swasta dan asuransi, dan tunjangan tambahan lainnya bukanlah hal yang mudah. Jadi pendekatan yang paling mungkin dilakukan dalamkonteks pengumpulan data nasional adalah memasukkannya dalam statistik distribusi, sayangnya statistik distribusi belum termasuk tunjangan tambahan lainnya. Namun untuk konteks survey wilayah yang kecil dan minimum sample size-nya sedikit, bukan tidak mungkin informasi tentang jaminan sosial, pensiun dan tunjangan lainnya bisa didata dari pengusaha.
Tiap negara di dunia ini bisa jadi memiliki kebutuhan data pendapatan yang berbeda-beda. Lalu apakah mungkin untuk menggumpulkan data  pendapatan yang seragam, untuk memenuhi asas keterbandingan?
Untuk menyeragamkan konsep definisi, sebenarnya sudah disipakan alat yang namayan SNA. Namun, khususnya di Indonesia, pengusaha terkadang tidak membuat kontribusi yang sesungguhnya pada dana pensiun, skema asuransi dan sejenisnya. Tetapi mereka membayar pensiun, tunjangan keluarga, tunjangan kesehatan/kecelakaan secara langsung pada karyawan. Oleh karena itu, kontribusi tersebut dimasukkan dalam SNA tetapi tidak dalam statististik distribusi karena sulit untuk diestimasi.

UPAH DAN GAJI

Upah gaji meliputi semua pembayaran yang diterima karyawan atas pekerjaan mereka baik dalam bentuk uang maupun barang, sebelum dikurangi atas kontribusinya pada jaminan sosial, pajak pendapatan dan sejenisnya. Termasuk pembayaran atas komisi, tip dan bonus, tunjangan biaya hidup, tunjangan vacation, hari-hari besar, cuti karena sakit dan pembayaran langsung lainnya oleh majikan atas ketidakhadiran dalam jangka relatif pendek, dan biaya anggota dewan direktur.
Lalu bagaimana dengan Pekerja keluarga dan pekerja tidak dibayar? Apakah upah mereka perlu untuk diimputasi?
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, saya akan menjelaskan tentang maksud imputasi disini. Imputasi adalah menghitung sesuatu yang sebenarnya tidak ada, sesuai dengan nilai seharusnya jika kegiatan itu dilakukan.
Ilustrasi imputasi dalam kasus ini adalah:
Seorang istri yang bekerja menjaga toko milik suaminya, namun ia tidak mendapat upah atau gaji. Apakah upah gaji si istri perlu di imputasi, dimana pada dasarnya ia telah bekerja. Besaran imputasi sesuai dengan nilai upah atau gaji untuk seorang penjaga toko pada harga pasaran di tempat itu.
Untuk kasus ini, jawabannya adalah tidak! Kita tidak perlu mengimputasi upah gaji dari pekerja keluarga yang tidak dibayar. Pendapatan yang didapat oleh pekerja tidak dibayar dimasukkan sebagai pendapatan pengusaha. Umumnya transaksi antara anggota rumahtangga tidak dicatat. Namun untuk pekerja yang mendapatkan upah dan gaji, walau bekerja pada pengusah ayangmenjadi kepala rumah tangganya, upah dan gajinya ditambahkan sebagai pendapatan rumha tangga. Demikian pula dengan upah gaji pembantu rumahtangga (yang tinggal), juga ditambahkan dan dianggap sebagai bagian dari pendapatan rumahtangga.
RUANG LINGKUP DAN PENILAIAN UPAH GAJI DALAM BENTUK BARANG
Ruang lingkup upah dan gaji dalam bentuk barang, diantaranya makanan, perumahan, dan  komoditi lainnya. Baik yang diproduksi dalam perusahaan atau hasil membeli, yang didapat secara gratis atau dengan potongan harga.
Pengecualian berlaku untuk seragam militer/polisi, dan perumahan personel militer dalam tempat tinggal keluarga (bukan barak). Barang-barang tersebut tidak termasuk dalam upah dan gaji dalam bentuk barang. Tapi pakaian kerja sipil bebas bisa dimasukkan kedalam kategori ini. Selain itu, yang tidak termasuk dalam upah gaji dalam bentuk barang adalah keuntungan karyawan akan fasilitas kesehatan, pendidikan fasilitas workshop yang dibuat oleh pengusaha bagi karyawannya.
Dalam pelaksanaannya, pengumpulan data yang rinci seeprti ini memanglah tidak mudah, apalagi jika dikumpulkan langsung dari rumah tangga. Meskipun demikian data tersebut harus dikumpulkan, khususnya untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Penilaian  barang sebagai upah dan gaji:
Jika barang yang diberikan dengan gratis atau dengan discount adalah produksi perusahaan tempat bekerja, maka nilainya harus didasarkan pada harga produsen, bukan harga eceran. Namun jika data dikumpulkan lewat survey rumah tangga, maka informasi harga produsen akan sulit didapatkan.
***
Baiklah, penjelasan tentang pendapatan rumah tangga ini saya cukupkan sekian. Silakan jika Anda ingin memberi masukkan kepada Saya. Akan saya tunggu..
Semoga bermanfaat.
Marisa Wajdi!!!
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha