Jumat, 29 Maret 2013

Perjuangan Yunani menjadi Uni Eropa yang Justru Menjerumuskan Eropa ke dalam Krisis



Perjuangan Yunani menjadi Bagian dari Uni Eropa

Yunani  merupakan negara Mediteranian pertama yang bergabung dengan Uni Eropa.  Ia mendapat status associate member pada tahun 1962 dan keanggotaan penuh pada tahun 1981. Untuk melamar menjadi anggota Uni Eropa Yunani harus memenuhi tiga kriteria.
Kriteria tersebut diantaranya adalah:

1. Kriteria wilayah, negara yang bisa bergabung dengan Uni Eropa haruslah berada di wilayah Eropa

2.  Kriteria politik, negara yang bisa bergabung dengan Uni Eropa haruslah berada dalam kondisi politik yang stabil

3. Kriteria ekonomi , negara yang bisa bergabung dengan Uni Eropa harus memiliki kemampuan ekonomi sehingga tidak akan mengganggu stabilitas Uni Eropa

Pada awal upaya bergabung, Yunani bisa memenuhi kriteria wilayah dan kriteria politik, namun setelah terjadi kudeta pada pemerintah demokratis yang terjadi di tahun 1967, satu-satunya yang tersisa hanyalah kriteria letak wilayah. Dan setelah  lama berjuang, akhirnya tahun 1981 Yunani berhasil menjadi anggota penuh Uni Eropa. Tapi perjuangan Yunani tidak berhenti sampai disitu, saat bergabung ia masih mengalami  kesulitan beradaptasi dengan kompetisi pasar industri Eropa Utara yang sudah lebih maju dan mapan. Akibatnya, terjadi penurunan Gross National Product (GNP) per kapita yakni dari 58 % GNP per kapita rata-rata negara di Uni Eropa di tahun 1980, menjadi 52 % pada tahun 1991.

Antara tahun 1980-1990-an, Yunani memiliki hutang yang besar terkait dengan defisit anggaran. Sehingga ketika dilakukan Maastrict Treaty (Perjanjian Uni Eropa), 7 Februari  1992, Yunani menjadi satu-satunya anggota masyarakat Eropa (Europe Community (EC)) yang tidak dapat memenuhi kriterianya.

Adapun kriteria Maastricht ( yang juga dikenal sebagai ”kriteria pergeseran”) pada dasarnya adalah adalah kriteria dalam mengadopsi mata uang euro sebagai mata uang masyarakat Eropa. Dimana tujuan penetapan kriteria ini adalah untuk mempertahankan harga kestabilan di Zona Euro meski ada negara anggota yang baru bergabung.
Keempat kriteria utama ini didasarkan pada Pasal 121(1) Maastrict Treaty [1]:
   1.       Tingkat inflasi: 
Tidak boleh lebih dari 1,5 poin persen lebih tinggi daripada rata-rata tiga negara anggota dengan inflasi terendah di Uni Eropa.
   2.       Keuangan pemerintah:

Defisit pemerintah tahunan:
a.  Rasio defisit pemerintah tahunan dengan produk domestik bruto (PDB) tidak boleh lebih dari 3% pada akhir tahun fiskal selanjutnya. Jika tidak, negara tersebut diwajibkan mencapai tingkat mendekati 3%. Hanya ekses pengecualian dan sementara yang diperbolehkan untuk dikecualikan.

b.   Utang pemerintah:
Rasio utang pemerintah bruto dengan PDB tidak boleh lebih dari 60% pada akhir tahun fiskal selanjutnya. Bahkan jika target ini tidak tercapai karena kondisi tertentu, rasio tersebut harus setidaknya berkurang dan mendekati nilai referensi dengan progres yang memuaskan. Pada akhir 2010, hanya dua negara anggota Uni Eropa, Polandia dan Republik Ceko, yang mencapai target ini,

3.     Nilai tukar: Negara pendaftar harus menjalani mekanisme nilai tukar (ERM II) di bawah Sistem Moneter Eropa (EMS) selama dua tahun berturut-turut dan tidak boleh mendevaluasi mata uangnya selama periode tersebut.

4.     Tingkat suku bunga jangka panjang: Tingkat suku bunga jangka panjang nominal tidak boleh lebih dari 2 poin persen lebih tinggi daripada di tiga negara anggota yang mengalami inflasi terendah.

Inflasi, defisit anggaran, hutang, dan suku bunga yang tinggi membuat Yunani tidak dapat begabung dalam masyarakat Uni Eropa. Namun Yunani terus berusaha memperbaiki perekonomiannya dengan berbagai program penghematan hingga usaha ini membuahkan hasil. Yunani akhirnya dapat memenuhi kriteria : inflasi 2,1%, defisit anggaran 1,7% dari GDP, dibawah 3% ketetapan Perjanjian Maastricht.

Inti dari upaya ‘mati-matian Yunani untuk bergabung dengan masyarakat Uni Eropa adalah untuk “mendompleng” kestabilan ekonomi Eropa. Namun harapan tersebut agaknya bagai api jauh dari panggang, justru Yunani belakangan menjadi penjerumus ekonomi Eropa.



Kronologi Krisis Yunani[i]



-2001-2008-

2001- 1 Januari: Yunani resmi masuk ke dalam euro zone

2002 - Januari: Yunani mengganti mata uang drachma dengan euro.

2004 - 15 November: Pemerintah mengakui bahwa mereka sesungguhnya sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk bergabung dengan zona euro. Data revisi anggaran Yunani menunjukkan bahwa defisit tidak pernah di bawah 3% sejak tahun 1999, atau di atas level yang diwajibkan otoritas.

2005 - 29 Maret: Setelah menggeser pemerintah sosialis satu tahun sebelumnya, Partai Demokrasi Baru memberlakukan program pemangkasan pertama. Biaya layanan publik sangat tidak sehat ketika itu, khususnya setelah penyelenggaraan Olimpiade Athena. Kenaikan pajak untuk alkohol dan tembakau dibarengi oleh kenaikan PPN antara 18-19%.
2008 - 15 September: Lehman Brothers mengalami kebangkrutan, memicu kepanikan pasar global


-2009-

2009 - 14 Januari: S&P memangkas rating kredit Yunani dari awalnya A- menjadi A. Keterangan mengenai rating kredit bisa dilihat di sini.

2009 - 19 Januari: S&P memangkas rating kredit Spanyol dari AA+ menjadi AAA

2009 - 4 Oktober: PASOK memenangkan pemilu sehingga George Papandreou berhak menjabat sebagai Perdana Menteri. Pada tahun ini, ekonomi sudah berkontraksi 0,3% dan beban hutang nasional melambung sampai 262 miliar euro (dari 168 miliar euro pada 2004). Pemerintah memperkirakan defisit keluar pada level sangat tinggi, 6%.

2009 - 20 Oktober: Menteri Keuangan Yunani, Papaconstantinou, menyatakan GDP defisit Yunani akan mencapai 12.5 persen, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding prediksi sebelumnya

2009 - 8 Desember: Rating kredit Yunani dipangkas oleh lembaga pemeringkat Fitch akibat beban hutang yang membengkak, dari A- ke BBB+.

2009 - 16 Desember: S&P kembali menurunkan peringkat surat utang Yunani dari A- menjadi BBB+. Inilah untuk kali pertama Yunani kehilangan status A- dan memicu kegundahan di pasar saham dunia.


-2010-

2010 - 11 Februari: Para pemimpin European Union mengadakan pertemuan darurat mengenai keadaan Yunani yang makin terpuruk, dan setuju untuk mengambil langkah untuk melindungi kestabilan keuangan euro area.

2010 - 3 Maret: Papandreou merilis program efisiensi pertamanya. Yunani mulai berjuang meredam gejolak di pasa finansial dengan komitmen untuk mengikis defisit dan melunasi hutang.

2010 - 8 Maret: Pemerintah Portugal mengumumkan pemotongan anggaran, penjualan aset, dan pembekuan upah publik

2010 - 24 Maret: Fitch memotong rating kredit Portugal menjadi AA-.

2010 - 23 April: Papandreou berpaling ke Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapat dana segar senilai 45 miliar euro.

2010 - 27 April: Keadaan keuangan Yunani semakin terpuruk. S&P menjadi perusahaan pemeringkat pertama yang menurunkan rating kredit Yunani menjadi “junk”, dan menurunkan peringkat Portugal menjadi A-

2010 - 2 Mei: Krisis hutang dimulai. Menteri keuangan Eropa menyepakati bantuan 110 miliar euro untuk Yunani. Bail out dirancang untuk menutup kewajiban pinjaman sampai 2013. Sebagai timbal balik, Yunani harus memangkas defisit melalui efisiensi besar-besaran.

2010 - 5 Mei: Demonstrasi terjadi di Athena, Yunani, terkait rencana pengetatan anggaran pemerintah berujung kekerasan dan tiga orang tewas setelah terjebak di sebuah bank yang dibakar oleh demonstran. Aksi demonstrasi 48-jam mewarnai jalan-jalan Yunani.

2010 - 10 Mei: Pembuat kebijakan Eropa membangun jaring pengaman senilai 1 triliun euro untuk memperkuat sistem keuangan kawasan dan mencegah penularan krisis dari Yunani. Program perlindungan terdiri dari jaminan bagi negara euro sebesar 440 miliar euro serta instrumen hutang 60 miliar euro. IMF menyatakan kesiapannya untuk mengucurkan 250 miliar euro.

2010 - 12-13 Mei: Spanyol mengumumkan pemotongan upah publik dan pembekuan dana pensiun, sementara Portugal menurunkan upah pejabat pemerintahan dan menaikkan pajak. Spanyol juga memotong target defisit menjadi 6 persen untuk tahun 2011 dan memangkas outlook pertumbuhan ekonomi

2010 - 18 Mei: Yunani menerima 14,5 miliar euro dari Uni Eropa untuk melunasi hutang terdahulu.

2010 - 28 Mei: Fitch memotong rasio kredit Spanyol dari AAA menjadi AA+

2010 - 29 September: Aksi perlawanan rakyat terhadap program pemerintah dimulai. Ribuan orang turun ke jalan Athena, menentang pemangkasan anggaran. Aksi serupa juga terjadi di Portugal, Irlandia, Slovenia dan Lithuania.

2010 - 28 November: Irlandia mendapat bantuan (bailout) sebesar 85 miliar euro

2010 - 23 Desember: Fitch memangkas peringkat kredit Portugal menjadi A+


-2011-

2011 - 23 Maret : Perdana Menteri Portugal, Jose Socrates, mengundurkan diri setelah partai oposisi menolak rencana pengetatan anggaran

2011 - 17 April: Bunga obligasi Yunani melonjak lagi di tengah kecemasan bahwa program efisiensi tidak akan berhasil. Negara ini sekarang berada dalam titik resesi sehingga warga kembali turun ke jalan.

2011 - 13 Mei : EU mengumumkan prediksi hutang dan defisit terbaru dan memperkirakan bahwa Irlandia, Portugal, dan Yunani akan memiliki hutang lebih besar dibanding total GDP mereka di tahun 2011

2011 - 13 Juni : S&P memangkas rating kredit Yunani menjadi CCC, rating terendah dari semua negara yang ada

2011 - 15 Juni: Aksi kekerasan kembali terjadi di Athena saat Papandreou berupaya mengkampanyekan pemangkasan baru 28 miliar euro selama 4 tahun.

2011 - 19 Juni: Yunani membutuhkan bailout baru 110 miliar untuk menghindari default. Permintaan itu tidak dikabulkan pihak Jerman, yang justru meminta kreditur menerima kerugian dari aset obligasi beracun Yunani. Sikap pemimpin euro masih terpecah soal gagasan Jerman.

2011 - 21 Juni: IMF menyerukan agar pemimpin Eropa bekerjasama dalam bertindak supaya bencana hutang bisa ditangkal. Negara lain bisa tertular krisis jika tidak aktif berpartisipasi dalam program pemulihan.

2011 - 22 Juni: George Papandreou selamat dari mosi tidak percaya parlemen. Ia meraih 155 dukungan berbanding 143 penolakan. Hal ini disambut baik oleh Komisi Eropa.

2011 - 29 Juni: Parlemen merestui niat pemerintah memangkas pajak baru dan anggaran belanja senilai 28 miliar euro. Aksi demonstrasi kembali merebak.

2011 - 5 dan 3 Juli: Moody’s memotong rating kredit Portugal dan Irlandia menjadi “junk”

2011 - 22 Juli: Uni Eropa menyepakati bailout 109 miliar euro, yang mencantumkan ketentuan bahwa investor swasta harus menerima pemangkasan nilai obligasi sampai 20%. Otoritas juga memperpanjang masa berlaku Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF).

2011 - 11 September: Yunani mengumumkan pungutan pajak baru sebagai syarat untuk mendapat bail out selanjutnya. Baik pihak pemerintah maupun parlemen juga harus menerima pemangkasan nilai gaji sebagai bagian dari rencana efisiensi.

2011 - 19 September: S&P memotong rating kredit Italia untuk pertama kalinya setelah 5 tahun, dari A menjadi A+

2011 - 13 Oktober: Slovakia jadi negara terakhir yang menyetujui rancangan EFSF senilai 44 miliar euro.

2011 - 27 Oktober: Pemerintah Eropa menyetujui pemotongan nilai hutang Yunani dan penambahan kapasitas dana bailout menjadi sekitar 1 triliun euro. Athena bisa meraih bailout 100 miliar euro di awal tahun berikutnya. Setelah melalui pembahasan alot berjam-jam, pihak investor menerima nilai aset Yunaninya dipotong 50% untuk mengurangi beban hutang negara itu.

2011 - 31 Oktober: Sikap penolakan George Papandreou terhadap program pemangkasan menuai referendum. Nasibnya sebagai kepala pemerintahan dipertaruhkan sebagai risiko atas sikapnya itu.

2011 - 2 November: Para pemimpin Eropa mengentikan bantuan untuk Yunani dan menyatakan Yunani harus segera memutuskan apakah akan bertahan di euro area atau keluar

2011 - 3 November: Sang Perdana Menteri membatalkan rencana menggelar referendum. Menteri Keuangan Evangelos Venizelos meredam kecemasan dengan pernyataannya bahwa keanggotaan Yunani terlalu berharga untuk ditaruh di meja voting. Untuk kali pertama dalam sejarah, petinggi G-20 bertemu di Cannes, Prancis. Mayoritas delegasi sepakat bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal mengatasi krisisnya.

2011 - 10 November: George Papandreou mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Yunani, digantikan oleh Lucas Papademos

2011 - 13 November: Silvio Berlusconi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Italia menyusul krisis hutang di negara tersebut

2011 - 6 November: George Papandreou resign dari kursi perdana menteri.

2011 - 11 November: Lucas Papademos mengambil kepemimpinan kabinet sebagai utusan dari partai koalisi.



-2012-

2012 - Januari/Februari: Negosiasi antara pihak kreditur yang dipimpin oleh Josef Ackermann, CEO Deutsche Bank dan pemerintah Yunani berlangsung. Athena meminta kreditur swasta merelakan nilai asetnya dipangkas sampai 70% untuk mengurangi beban Yunani. Hingga saat ini status pembicaraan belum tuntas.

Pemerintah Athena juga harus mendapat dana segar 130 miliar euro untuk melunasi beban hutang terdahulu yang jatuh tempo 9 Maret mendatang. Pihak koalisi menolak klausul pemangkasan dana pensiun yang diberlakukan IMF, Uni Eropa dan bank sentral (ECB). Troika meminta Yunani mencari alternatif lain untuk menggantikan wacana pemotongan tunjangan pensiun. Athena memiliki waktu sampai Rabu (15/02) untuk mengajukan program pemangkasan final pada Troika.




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Maastricht

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha