BENARKAH ADA PENYELEWENGAN SEJARAH
MENGENAI PENEMUAN BENUA AMERIKA
Sebelum
Columbus, Lakhsamana Zeng Hou (Cheng Ho) Sudah Menginjakkan Kakinya di Amerika
Sebenarnya Laksamana Zheng He (Cheng Ho) telah menginjak benua amerika 70 tahun sebelum Columbus. Bukti ini disampaikan oleh seorang ahli kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dalam seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society di London beberapa waktu lalu.Ia mengambil kesimpulan dari bukti-bukti yang ditemukan dari catatan sejarah, bahwa pelaut serta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.
Bukti tersebut diantaranya adalah
sebuah peta buatan masa sebelum Columbus memulai ekspedisinya. Ia juga sanggup
menunjukkan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He sebagai
barang bukti. Menzies sangat yakin akan akurasi benda-benda sejarah tersebut
Penelitian Menzies telah berjalan 14 tahun, meliputi penelitian peta-peta kuno,
bukti artefak dan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti
melalui program software Starry Night.
Menzies mengatakan bahwa sebagian
besar peta maupun tulisan navigasi Cina kuno bersumber pada masa pelayaran
Laksamana Zheng He. Penjelajahannya hingga mencapai benua Amerika mengambil
waktu antara tahun 1421 dan 1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar
menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan melintasi
Sumatra, Dondra Head, dan Srilanka.

Dan tahukah anda?
Kapten kapal Pinta dan Nina, 2 dari 3
kapal yang dipimpin oleh Columbus, dinakhodai oleh muslim. Mereka adalah dua bersaudara: Martin Alonso Pinzon dan Vicente
Yanex Pinzon. Keduanya masih berkerabat dengan Sultan Maroko Abuzayan
Muhammad III (1362). [THACHER,JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950].
Kenapa Columbus Disebut Penemu Amerika
Lalu mengapa hanya Columbus saja yang
dikenal sebagai penemu Benua Amerika?
Sewaktu masa pemerintahan Isabella
dan Ferdinand, bangsa Yahudi diusir dari Spanyol. Bangsa Yahudi kemudian menggalang
dana untuk membiayai pelayaran Columbus. Oleh karena itulah berita ‘penemuan
benua Amerika’ dikirim pertama kali oleh Christopher Columbus kepada
kawan-kawannya orang Yahudi di Spanyol. Berita penemuan benua baru tersebut
melegenda sebab media massa dan publikasi sampai saat ini dikuasai oleh
orang-orang Yahudi
Sebelum Bangsa Spanyol Menyebarkan Katholik di Amerika, Islam Sudah
Lebih Dahulu Ada
Suku Cherokee adalah salah satu dari
banyak suku Indian, penduduk asli benua Amerika. Perpustakaan Kongres (Library
of Congress), Washington DC, menyimpan
sebuah arsip yang memuat perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan Suku
Cherokee di tahun 1787. Fakta mencengangkan dari perjanjian itu adalah nama
yang tertera sebagai penandatangan. Dialah sang Kepala Suku Cherokee, AbdeKhak
dan Muhammad Ibnu Abdullah. Perjanjian itu berisi jaminan atas hak suku
Cherokee untuk melangsungkan perdagangan, perkapalan, dan pemerintahan. Konon, sistem
pemerintahan Suku Cherokee yang berlaku saat itu berdasarkan hukum Islam.
Sebuah bukti lain membuktikan tentang
kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat, dimana kaum laki-lakinya mengenakan turban
(surban) dan terusan hingga sebatas lutut. Bukti tersebut adalah foto atau lukisan
suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir
Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang
Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.
Bukti lain yang menunjukkan hubungan Cherooke dengan Arab
(Islam)
Sequoyah (atau lebih dikenal sebagao
George Gist), seorang Cherokee yang menghidupkan kembali aksara Syllabary,
aksara suku Cherokee, pada tahun 1821. Uniknya Syllabary mirip sekali dengan aksara
Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan
terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam
bahasa Arab.
Nama-nama suku Indian yang berasal
dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga
Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi,
Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan, beberapa kepala suku Indian
juga mengenakan tutup kepala khas orang Islam. Mereka adalah Kepala Suku
Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee,
Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan
1870.
Suku-suku Indian di Amerika percaya
adanya Tuhan yang menguasai alam semesta.Pernyataan berikut ini menunjukkan
bahwa mereka mengenal shalat.
”In
the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the
daily recognition of the Unseen and the Eternal”.
Sejarah penghubung Benua Amerika dan Afrika
Semangat orang-orang Islam dan Cina
saat itu untuk mengenal duniapada awalnya adalah untuk melebarkan pengaruh,
mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam. Hal
itulah yang mendorong mereka untuk
melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu. Sampai
sekarang nama Laksamana Tjeng Ho dan Ibnu Batutta masih dikenang sebagai
penjelajah dunia yang pemberani. Para ahli geografi dan intelektual dari
kalangan muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah
Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi
(meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300
– 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).
Seorang ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), mencatat dalam bukunya, ‘Muruj
Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The
Meadows of Gold and Quarries of Jewels) tentang perjalanan Khashkhash Ibn
Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia. Khashkhash tiba
di benua Amerika pada tahun 889 Masehi, semasa pemerintahan Khalifah Spanyol,
Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912). Khashkhash
berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik,
hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola.
Sepulang dari Ard Majhoola , Khashkhash kembali dengan membawa harta yang
menakjubkan.
Dr. Youssef Mroueh, menulis tentang hal
serupa yang dilakukan orang-orang Islam dari Afrika, selama pemerintahan
Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah.
Dr. Youssef Mroueh, menyatakan bahwa menurut
catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya, pada masa pemerintahan
Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang navigator dari Granada bernama
Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun
999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulauan Canary).
Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja
Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan
menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan
Mei 999.
Perlayaran melintasi Lautan Atlantik
dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel
Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan
Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid.
Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291.
Sultan-sultan dari kerajaan Mali di
Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan
sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin
Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama.
Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan
dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak
dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat melanglang buana
hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara
dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali
ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri
sungai Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika
tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312.
Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika
diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan
dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini
menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua
Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.
***
Nah, setelah membaca tulisan ini, apa yang terlintas
di benak Anda?
Hm, pasti macem-macem ya. Pada dasarnya
rangkaian kisah diatas masih sebatas perdebatan, karena timbulnya bukti-bukti
sejarah baru. Jadi tolong: be wise on taking reaction. Tidak ada
maksud apapun dalam menyampaikan informasi ini, sekedar memperkaya khazanah dan
membuka pikiran saja.
Namun, jelas hal-hal yang disampaikan
diatas membentuk jendela pertanyaan-pertanyaan di otak saya?
1.
Lalu
apa hubungan Amerigo Vespucci dalam skenario ini?
2.
Konon,
Ratu Isabella dari Spanyol melelang kalungnya untuk membiayai pelayaran
Columbus. Hal ini dilakukan karena Spanyol pada dasarnya tidak menyetujui niat
Columbus karena pandangannya yang bersebrangan dengan pandangan gereja saat
itu.
3.
Walau
melewati sumber yang berbeda, saya mendapatkan konfirmasi bahwa pelelangan
kalungtersebut hanya isapan jempol, tapi apakah sponsor Yahudi ini memang
benar?
4.
Apakah Spanyol saat itu sudah punya media? Kalau punya
wajar, sebab salah satu alasan pengusiran Yahudi di Spanyol adalah dominasi
mereka pada dunia intelektual dan ekonomi Spanyol.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
membuat saya semakin haus mencari informasi. Bagaimana dengan Anda?
Untuk menjawab pertanyaan Anda
tentang :
Apakah Columbus sebenarnya seorang
Yahudi? Baca disini.
Apakah Teori Gavin Menzies benar atau salah? Baca disini
Atau baca juga postingan saya yang terkait: Asal Usul Nama Benua Amerika.
Baca juga informasi terkait di
Diringkas dari http://sdnsukamerang2.blogspot.com/2012/09/cherokee-suku-indian-muslim-yang-punah.html
Marisa Wajdi!!!: http://bunda-bisa.blogspot.com
Makasih sob udah share , blog ini sangat membantu sekali .............
BalasHapusbisnistiket.co.id