Perdebatan tentang hubungan pertumbuhan penduduk dan pembangunan
ekonomi membentuk tiga kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda, yaitu:
1. Kaum
Nasionalis
Kaum nasionalis beranggapan bahwa pertumbuhan penduduk akan menstimulasi
pembangunan ekonomi. Ide dasarnya adalah dengan penduduk yang banyak akan mendorong produktivitas yang tinggi dan kekuasaan yang tinggi pula. Pendapat
ini didasarkan pada pengalaman Revolusi Industri. Pada saat itu di Eropa, kenaikan produksi pertanian selalu diikuti oleh pertumbuhan penduduk. Menurut nasionalis, penduduk yang banyak akan menimbulkan pembukaan lahan pertanian baru, pembangunan irigasi, produksi pupuk dan meciptakan
inovasi-inovasi lain yang berkaitan dengan
revolusi pertanian. Akibatnya produksi pertanian akan naik dengan cepat. Walau sempat meredup, karena
tidak banyak terbukti, pandangan ini kembali
menggema di tahun 70-an lewat buku Julian L. Simon yang berjudul “The Economy of Population Growth” (1977). Simon melakukan
studi di beberapa Negara, sehingga menyimpulkan bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi dapat dibagi menjadi dua. (1)
pertumbuhan penduduk dalam jangka pendek memang berpengaruh negatif. (2) dalam
jangka panjang pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap
pembangunan ekonomi.
2. Kelompok
Marxist.
Kelompok Marxisme
percaya pertumbuhan penduduk dan
pembangunan ekonomi tidak memiliki hubungan. Menurut Marxisme, semua masalah pertumbuhan
ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan masalah sosial lainnya, bukan disebabkan
pertumbuhan penduduk, tetapi semata-mata merupakan kegagalan institusi sosial
maupun ekonomi di daerah tersebut.
Letak persoalannya apakah Negara tersebut kapitalis atau
sosialis. Menurut
Marx, pemerintah di negara kapitalis akan mempertahankan pertumbuhan penduduk
agar upah tetap rendah. Tetapi di dalam pemerintahan sosialis, hal tersebut
tidak akan terjadi. Tetapi pengalaman di Kuba setelah revolusi
menunjukkan bahwa justru yang terjadi adalah apa yang diungkapkan oleh Malthus.
Pada saat itu tingkat kematian kasar melonjak tinggi, usia kawin cenderung
turun dan pelarangan terhadap keluarga berencana. Jelas hal-hal tersebut
merupakan “Malthusian response”.
3. Kelompok
Neo-Malthusian
Kelompok Neo-Malthusian sejak awal
menentang Marxist. Pada prinsipnya mereka mengikuti teori Malthus, dengan ide
bahwa pertumbuhan penduduk apabila tidak dikontrol akan menghilangkan
hasil-hasil yang diperoleh dari pembangunan ekonomi. Dengan kata lain,
pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan gagalnya pembangunan.
Sumber Bacaan:
Todaro M.P. 1994.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta. Penerbit
Erlangga
Weeks.J.R.1986. Population. California. Wadsworth
Publishing Company
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas komentar Anda.
Salam hangat,
Icha