Skip to main content

KISAH IBU BERMATA SATU


Alkisah, tersebutlah seorang ibu miskin bermata satu yang tinggal bersama putra tunggalnya di sebuah gubuk sederhana. Untuk menghidupi dan menyekolahkan anaknya, sang ibu menjual makanan dana menerima pesanan. Suatu hari sekolah tempat anaknya belajar memesan makanan untuk guru-guru. Ketika mengantar makanan ke sekolah, sang ibu menyempatkan diri untuk melihat anaknya. Dengan penuh sukacita, ibu menyapa anaknya yang sedang bermain dengan teman-temannya.

Segera ibu tersebut menjadi pusat perhatian anak-anak. Bahkan sebagian ada yang mengejek dan menertawakannya. Anak tersebut menjadi sangat malu, ia lalu mengacuhkan dan lari meninggalkan ibunya.

Sepulang sekolah, anak itu langsung menemui ibunya dan bertanya, “ Mengapa ibu ke sekolah dan mengapa ibu memepermalukanku?”
Ibu tidak bisa menjawab, ia hanya meneteskan airmatanya dan terdiam. Namun putranya tidak merasa iba karena marah.

“Kalau ibu hanya bisa membuatku malu, kenapa ibu tidak lenyap saja dari muka bumi ini?”
Kata-kata putranya itu semakin membuat air mata ibu menderas. Putranya pergi sambil membanting pintu.

Hari demi hari rasa benci sang anak tak pernah berkurang. Tekad telah dibulatkan, setelah lulus sekolah dia akan pergi dari rumah dan mencari kehidupannya sendiri. Karena kecerdasannya, sang anak berhasil mendapatkan beasiswa dari luar. Anak tersebut berhasil membuktikan kecerdasannya, dia lulus dengan peringkat terbaik. Tak ayal banyak perusahaan yang berebutan untuk mendapatkannya. Dia akhirnya mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar.
Setelah punya rumah dan mobil, tak lama kemudian sang anak menikah kemudian mempunyai anak. Ibu hanya mendengar kisah keberhasilan anaknya dari gunjingan tetangga. Betapa mereka sangat mengasihani si ibu karena mempunyai anak durhaka, yang tidak pernah menengok ibunya. Padahal ia kaya, tapi ibunya dibiarkan sakit-sakitan di gubuk reot. Si ibu menyanggah semua itu, dia mengaku memang melarang anaknya untuk datang. Sebaliknya si Ibu lah yang sering disuruh singgah di rumah besarnya. Tapi tentu saja para tetangga tidak percaya begitu saja.

Karena begitu seringnya tetangga mencecarnya, tidak terasa rasa rindu yang selama ini terpendam meluap sudah. Dengan penuh semangat ia mendatangi rumah anaknya itu.
Ketika ia berdiri di depan pintu anak-anak menertawakannya, bahkan salahsatu dari kedua cucunya itu mengejek matanya yang hilang. Sang anak langsung keluar melihat sumber kericuhan. Begitu tahu kalau yang membuat kericuhan itu adalah ibunya, tanpa ragu dia mengusir ibunya pergi. “Belum cukup kau mengahncurkan masa kecilku? Apakah sekarang kau datang untuk menghancurkan seluruh masa depanku. Pergi kau dari sini! Aku tidak mau melihatmu lagi! Kau begitu keras kepala. Tidak heran ayahku tidak tahan padamu dan mati duluan. Padahal kalau dia masih hidup mungkin kita tidak miskin seperti itu.”

Bagai disayat sembilu, hati ibu begitu sakit. Dan diapun pulang dengan penuh kesedihan.
Waktu berlalu. Suatu hari pria itu menerima undangan reuni di kampung halamannya. Sebenarnya dia tidak ingin sama sekali pergi ke kampung itu. Dia benar-benar ingin meninggalkan jejak buruknya di masa lalu. Tapi, karena dia mulai ikut melakukan kegiatan politik yang menuntut untuk berhubungan dengan orang banyak terpaksa ia datang. Saat dia memasuki kampun halamannya, dia melihat begitu banyak orang berkerumun di depan gubuk tua milik ibunya. Hanya karena ingin tahu dia melongok ke dalam dan mendapati bahwa ibunya telah meninggal. Tanpa perasaan gundah dia hanya berkata bahwa memang sudah seharusnya wanita tua seperti ibunya itu mati. Karena kalau hidup pun hanya menyusahkan orang saja. Sakit-sakitan dan ingin diperhatikan.

Ketika dia akan pergi meninggalkan gubuk itu. Seorang tetangga memanggil untuk mendengarkan surat wasiat di ibu. Dengan enggan iapun kembali masuk. Tetua masayarakat kampung itu mulai membacakan surat wasiat si ibu.

“Saya tidak yakin bahwa surat ini akan dibaca oleh siapapun. Karena agaknya, satu-satunya harapanku, yaitu putraku, pun tidak mungkin kupaksa untuk membaca surat ini.
Walaupun kenyataannya surat ini hanya akan tertiup angin, terinjak-injak begitu saja, terhempas ke bibir pantai, dan yang membacanya pun tidak mengenalku, aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersaksi, bahwa kalian semua salah. Anakku tidak seburuk yang kalian sangka. Semua perlakuannya kepadaku memang pantas dia lakukan, karena dia tidak tahu. Sejak kecil dia adalah anak yang cerdas dan lincah. Dia suka mencoba hal baru meskipun itu berbahaya.

Suatu hari dia sedang mencoba bola baru yang dibawa ayahnya. Tapi tiba-tiba bola itu menggelinding ke tengah jalan, tanpa ragu dia berlari mengejarnya. Suamiku melihat sebuah kereta kuda yang berlari kencang ke arah anakku, dia berlari mencoba menahannya. Tapi nasib berkata lain, suamiku tewas terinjak kuda yang tidak bisa ditahan lajunya, dan anakku tertusuk matanya oleh serpihan-serpihan kereta yang hancur.

Aku sedih karena kehilangan suamiku tapi aku tidak mau anakku sedih karena kehilangan matanya. Maka aku putuskan untuk memberikan satu mataku untuknya. Jika aku menjadi buruk rupa karena mataku cuma satu itu bukan salahnya, tapi itu salahku. Kalaupun aku bisa mnyerahkan nyawaku tentu aku juga akan memberikannya pada suamiku. Jika kemudian dia memarahiku karena memberikan kehidupan yang hina dina pun aku tidak akan marah padanya. Karena cuma itu yang aku punya.

Sampaikan pada anakku, bahwa aku akan bersamanya, selalu. Dan aku minta maaf untuk itu.”

Si anak hanya bisa memegang matanya. Ya, ibu akan terus hidup bersamanya selalu. Bukan hanya dalam rongga matanya, namun juga dalam rongga dadanya.

Comments

Popular posts from this blog

SIR RONALD AYLMER FISHER (1890-1962)- "Pengembang Distribusi F"

Fisher   adalah pakar statistika, pertanian eksperimental, dan genetika kuantitatif asal Inggris. Richard Dawkins, tokoh pendukung neo-Darwinisme dan atheisme, menyebutnya sebagai “Pengganti Darwin terbesar”, dan ahli sejarah statistika Anders Hald menyebut “Fisher adalah seorang jenius yang dengan sendirian menciptakan dasar-dasar ilmu statistika modern”. Nama : Sir   Ronald Aylmer Fisher   TTL : Inggris, 17 Februari 1890 Peran dalam Statistika : pemberi landasan bagi banyak aspek dalam statistika modern, khususnya di bidang statistika inferensi, yang mempelajari teori estimasi dan uji hipotesis. Ia juga dikenal sebagai orang yang mampu menyatukan dua kutub perdebatan di awal perkembangan genetika modern: antara kutub genetika kuantitatif dan genetika kualitatif (genetika Mendel) Sumbangan Fisher Prinsip Disain Eksperimen maksimum likelihood sufficiency ,   ancilarity Diskriminator Lin

TABEL INPUT-OUTPUT: Penyajian Tabel

#6 Penyajian Tabel Input-Output Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu tabel I-O sebenarnya terdiri dari 4 (empat) kuadran, yaitu kuadran I merupakan kuadran input antara ( intermediate inputs ) atau kuadran konsumsi antara ( intermediate consumptions ), kuadran 2 merupakan kuadran permintaan akhir ( final demands ) atau konsumsi akhir ( final consumptions ), kuadran 3 merupak kuadran nilai tambah ( value added ) atau kudaran input primer ( primary inputs ), dan kuadran 4 merupakan kuadran keterkaitan nilai tambah dengan permintaan akhir ( interrelated between value added and final demands ).   Tetapi buku ini hanya mengenalkan suatu tabel I-O dengan menggunakan 3 (tiga) kuadran saja, yaitu kuadran 1, 2, dan 3, mengikuti tabel I-O yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Paling tidak, suatu tabel I-O dapat disusun dengan menggunakan kombinasi dari 4 (empat) bentuk susunan berikut, yaitu: Tabel I-O model impor bersaing ( competitive import Input-Output mod

Proyeksi Perubahan Piramida Penduduk Indonesia 2010-2035

Peristiwa lahir, mati dan pindah merupakan peristiwa alamiah yang bisa terjadi di suatu wilayah. Hal tersebutlah yang mengakibatkan adanya dinamika penduduk di wilayah tersebut. Karena merupakan peristiwa alamiah, maka dinamika penduduk bisa berlangsung walaupun tanpa intervensi. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tanpa adanya intervensi maka tingkat kelahiran dan kematian bisa sangat tinggi. Padahal salah satu indikator perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah: rendahnya tingkat kematian dan rendahnya angka ketergantungan. Transisi demografi di Indonesia, berlangsung secara perlahan namun terus menerus. Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan adanya transisi demografi yang  mengubah struktur umur penduduk Indonesia. sejak tahun 1971. Keberhasilan berbagai program dalam mengintervensi dinamika penduduk telah mampu menggeser anak-anak dan remaja, berusia dibawah 15 tahun, yang biasanya besar dan berat di bagian bawah dari piramida penduduk Indonesia, ke bagian