Senin, 21 Agustus 2017

Perdebatan Ideologi tentang Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi

Perdebatan tentang hubungan pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi membentuk tiga kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda, yaitu:
1.     Kaum Nasionalis
Kaum nasionalis beranggapan bahwa pertumbuhan penduduk akan menstimulasi pembangunan ekonomi. Ide dasarnya adalah dengan penduduk yang banyak akan mendorong produktivitas yang tinggi dan kekuasaan yang tinggi pula. Pendapat ini didasarkan pada pengalaman Revolusi Industri. Pada saat itu di Eropa, kenaikan produksi pertanian selalu diikuti oleh pertumbuhan penduduk. Menurut nasionalis, penduduk yang banyak akan menimbulkan pembukaan lahan pertanian baru, pembangunan irigasi, produksi pupuk dan meciptakan inovasi-inovasi lain yang berkaitan dengan revolusi pertanian. Akibatnya produksi pertanian akan naik dengan cepat. Walau sempat meredup, karena tidak banyak terbukti,  pandangan ini kembali menggema di tahun 70-an lewat  buku Julian L. Simon yang berjudul The Economy of Population Growth (1977).  Simon melakukan studi di beberapa Negara, sehingga menyimpulkan bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dibagi menjadi dua. (1) pertumbuhan penduduk dalam jangka pendek memang berpengaruh negatif. (2) dalam jangka panjang pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap pembangunan ekonomi.
2.     Kelompok Marxist.
Kelompok Marxisme percaya pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi tidak memiliki hubungan. Menurut Marxisme, semua masalah pertumbuhan ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan masalah sosial lainnya, bukan disebabkan pertumbuhan penduduk, tetapi semata-mata merupakan kegagalan institusi sosial maupun ekonomi di daerah tersebut.
Letak persoalannya apakah Negara tersebut kapitalis atau sosialis. Menurut Marx, pemerintah di negara kapitalis akan mempertahankan pertumbuhan penduduk agar upah tetap rendah. Tetapi di dalam pemerintahan sosialis, hal tersebut tidak akan terjadi. Tetapi pengalaman di Kuba setelah revolusi menunjukkan bahwa justru yang terjadi adalah apa yang diungkapkan oleh Malthus. Pada saat itu tingkat kematian kasar melonjak tinggi, usia kawin cenderung turun dan pelarangan terhadap keluarga berencana. Jelas hal-hal tersebut merupakan “Malthusian response.
3.     Kelompok Neo-Malthusian
Kelompok Neo-Malthusian sejak awal menentang Marxist. Pada prinsipnya mereka mengikuti teori Malthus, dengan ide bahwa pertumbuhan penduduk apabila tidak dikontrol akan menghilangkan hasil-hasil yang diperoleh dari pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan gagalnya pembangunan.
Sumber Bacaan:
Todaro M.P. 1994.
Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta. Penerbit Erlangga

Weeks.J.R.1986. Population. California. Wadsworth Publishing Company

Rabu, 16 Agustus 2017

MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG "VARIABEL" ATAU "PEUBAH"

Pengertian Variabe

Ketika memperlajari aljabar kita mengenal istilah Variabel, Konstanta, dan Koefisien. Dalam pengertian aljabar "Variabel" adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah, biasanya dilambangkan dengan huruf kecil   a, b, c, ... z.

Sama halnya dengan pengertian diatas, "Variabel" dalam ilmu statistik adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah. Dalam konteks penelitian, variabel adalah objek penelitian. Variabel adalah objek penting (main object), karena penelitian tidak dapat terlaksana tanpa adanya variabel. Dengan menggunakan variabel, akan lebih mudah dalam memahami masalah. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal menghitung (counting) atau menentukan suatu bilangan.

Menurut F.N Kerlinger, variabel adalah sebuah konsep, yang memiliki nilai yang bermacam-macam (vary). Sejalan dengan pendapat Brown (1998:7), “variable is something that may vary or differ”.  Dan menurut Davis (1998:23), “variable is simply symbol or a concept that can assume any one of a set of values”. 

Berdasarkan sifat datanya variabel dapat dibagi menjadi variabel kuantitatif dan variabel kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel diskrit (discrete) dan variabel kontinu (continous).

Tipe-tipe Variable:

  1. Variabel Bebas (Independent Variable)
  2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)
  3. Variabel Moderat (Moderate Variable)
  4. Variabel Kontrol (Control Variable)
  5. Variabel Perantara (Intervening Variable)


1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Nama lain dari Variabel Bebas adalah Peubah Bebas Variabel Prediktor, Variabel Pengaruh, Varibel Kausa, Variabel Perlakuan (treatment), Variabel Risiko, dan Variabel Stimulus. Variabel Eksogen ( istilah dalam Structural Equation Modelling (SEM/ Permodelan Persamaan Struktural).

Variabel ini merupakan variabel yang bisa mempengaruhi perubahan pada Variabel Terikat (Dependent Variable), tidak berlaku sebailknya. Oleh karena itu, variabel ini disebut variabel bebas (independent).

Pada contoh diatas, “promosi” adalah variable bebas yang dapat dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap “minta beli”, misalnya apakah promosi yang dilakukan di televisi akan mempunyai pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan melalui koran.

2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable) 

Variabel tidak bebas sering disebut juga sebagai Variabel Konsekuen, Variabel Kriteria, Variabel Pengaruh, Variable Terikat, Variabel Tergantung, Variabel Output, Variabel Endogen (istilah alam SEM).

Disebut Variabel tidak bebas karena nilainya tergantung variabel bebasnya. Variabel tidak bebas adalah variabel yang varibilitasnya diamati, dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variable tidak bebas merupakan respon variabel bebas.

Pada contoh diatas, pengaruh promosi terhadap minat beli sepeda motor, maka variabel terikatnya adalah “minat beli” Seberapa besar pengaruh promosi terhadap minat beli konsumen untuk sepeda motor tersebut. Untuk meyakinkan pengaruh variabel bebas promosi di TV terhadap minat beli, maka media TV dapat diganti dengan media koran. Jika besaran pengaruhnya berbeda, maka manipulasi terhadap variabel bebas membuktikan adanya hubungan antara variabel promosi dan minat beli konsumen.

3. Variabel Moderat (Moderate  Variable)

Variabel independen kedua merupakan nama lain untuk variabel moderator.

Variabel Moderator adalah variabel yang berpengaruh baik itu memperkuat maupun memperlemah  hubungan (relation) antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderat biasanya sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap  hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tidak bebas.

Pada kasus adanya hubungan antara promosi dengan minat beli, peneliti memilih variabel moderatnya ialah “harga”. Dengan dimasukkannya variabel moderat harga, peneliti ingin mengetahui apakah besaran hubungan kedua variabel tersebut berubah. Jika berubah, maka keberadaan variabel moderat berperan, sedang jika tidak berubah maka variabel moderat mempengaruhi hubungan kedua variabel yang diteliti.

Contoh:
Hipotesis:  Ada hubungan antara promosi di media televisi dengan meningkatnya kesadaran merk HP X.
Variabel Bebas           : “Promosi”
Variabel Tidak Bebas : “Kesadaran Merk”
Variabel Moderat        : “Media Promosi

4.  Variabel  Kontrol (Control Variable)

Pengertian Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.

Biasanya dalam penelitian, peneliti berusaha menghilangkan/menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel yang pengaruhnya dinetralkan inilah yang disebut Variabel Kontrol. Jika tidak dikontrol, variabel tersebut bisa memperbesar bias analisis.

Contoh:
Hipotesis: Ada pengaruh warna motor dengan minat beli di kalangan perempuan.
Variabel bebas           : “Warna”
Variabel Tidak Bebas : “Minat Beli”
Variabel Moderat        : “Perempuan”

Dalam contoh ini, variabel kontrolnya adalah Jenis Kelamin Perempuan, dengan asumsi bahwa hanya perempuan yang terpengaruh factor warna ketika minat membeli motor

5. Varibel Perantara (Intervening Variable)

Nama lain Variabel Perantara adalah Variabel Penyela, atau Variabel Antara.

Variabel ini terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Tidak Bebas, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Tidak Bebas. Secara teoritis, Variabel Perantara mempunyai pengaruh, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh Variabel Bebas dan Variabel Moderat terhadap gejala yang sedang diteliti.

Contoh:
Hipotesis: Promosi yang baik akan mempengaruhi peningkatan minat beli.
Variabel bebas                            : “Promosi yang  Baik”
Variabel Tidak Bebas                  : “Minat Beli”
Variabel Perantara/Pengganggu : “Kualitas Motor”

Pada dasarnya promosi yang baik akan meningkatkan minat beli, namun kualitas motor yang akan dijual juga mempengaruhi minat beli calon konsumen.

Jenis Variabel:

Secara bentuknya variabel dibagi menjadi Variable Konkrit dan Variabel Hipotetikal.
  • VARIABEL KONKRIT adalah variabel yang pengaruhnya dapat dilihat secara konkrit. Dalam hal ini yang termasuk Variabel Konkrit adalah Variabel Bebas, Varibel Tidak Bebas, Variabel Kontrol, dan Variabel Moderat .  Kesemua variabel tersebut dapat diobservasi.
  • VARIABEL HIPOTETIK  adalah variabel yang pengaruhnya tidak terlihat secara konkrit. Variabel Perantara secara teoritis mempunyai pengaruh terhadap Variabel Tidak Bebas,  tapi tidak dapat diukur dan dimanipulasi. Itulah sebabnya Varibel Perantara merupakan Variabel Hipotetikal.

 ______

Demikian, semoga bisa membantu Anda untuk mengenal dan memahami "Variabel".
Jika Anda merasa terbantu, tolong tinggalkan jejak di section "comment" di bawah ini ya..

Terimakasih..


Marisa Wajdi








Selasa, 15 Agustus 2017

"TUGAS" HARUS LEBIH DITEKANKAN DARI PADA "OUTCOME"

Hammer dalam papernya “ Reengineering Work; Don’t Automate Obligarate” menekankan bahwa yang perlu ditekankan bukanlah tugas, tapi outcome-nya. Memperlakukan sumber-sumber terpisah, namun seakan-akan tersentralisasi,  dan memperoleh informasi sekaligus dari sumbernya.

Dari riset yang dilakukannya disimpulkan bahwa hampir 50 persen sampel mengalami kegagalan. Sumber kegagalan tersebut adalah:

Karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pengimplementasian BRS versi Hammer, Khoong, 1995 menawarkan metodologi revisi. Hal yang digaris bawahi oleh Khoong adalah:

   1. Initiate
   2. Envision
   3. Analyze
   4. Redesign
   5. Blueprint
   6. Implement
   7. Monitor




Marisa Wajdi!!!