Skip to main content

ISTILAH DALAM KONSEP PDB dan TABEL INPUT-OUTPUT: Output

#1 Istilah dan Konsep Produk Domestik Bruto dan Tabel Input-Output

OUTPUT
Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di suatu negara pada suatu periode tertentu, tanpa memperhatikan asal-usul pelaku produksiPelaku-pelaku produksi dapat berupa perusahaan-perusahaan domestik atau perusahaan-perusahaan asing; atau dapat juga merupakan kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan oleh perorangan, sepanjang kegiatan produksi dilakukan dalam wilayah teritorial suatu negara, maka output yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan produksi tersebut dihitung sebagai output negara bersangkutan. Oleh karena itu, output yang dihasilkan disebut sebagai output domestik karena yang menjadi fokus perhatian adalah output yang dihasilkan oleh suatu wilayah domestik, bukan oleh pemilik usaha atau pemilik kegiatan produksi.  Disamping itu, output yang dihitung adalah semua output yang dihasilkan selama suatu periode tanpa memperhatikan apakah output tersebut dijual, atau dikonsumsi, atau tidak terjual atau tidak dikonsumsi.  Catatan: dalam tabel I-O terdapat suatu rincian yang disebut sebagai perubahan inventori (changes in inventory) untuk menampung masalah-masalah output yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi tersebut.  Output yang dihasilkan oleh suatu kegiatan produksi dapat berupa barang (goods) dan juga berupa jasa (services) tergantung kepada jenis-jenis kegiatan produksinya.  

Sebagai suatu ilustrasi, misalkan seorang petani memiliki kegiatan utamanya adalah menanam jagung.  Disamping menanam jagung, petani tersebut juga menanam tanaman sela berupa kacang-kacangan diantara tanaman jagung dengan maksud untuk menghalau tumbuhnya rumput-rumputan atau untuk menyuburkan tanah disekitar tanaman jagung tersebut.  Dalam kasus ini, produk utama petani tersebut adalah jagung; dan produk ikutan adalah kulit jagung (klobot jagung) dan batang jagung karena produk-produk ini merupakan produk-produk ikutan dari tanaman jagung; sedangkan tanaman kacang-kacangan merupakan produk sampingan karena produk ini merupakan produk sampingan dari menaman jagung.

Dalam penghitungan output, nilai produk ikutan dimasukkan sebagai bagian dari produk utama karena kedua produk atau output tersebut memiliki cara atau teknoklogi yang sama dalam menghasilkan output. 

Sedangkan terhadap produk sampingan,  perlu diperhatikan 2 (dua) hal, yaitu:
  1. Jika karakteristik produk sampingan mirip atau sama dengan produksi utama, maka produk sampingan dimasukkan sebagai bagian dari produk utama. 
  2. Jika karakteristik produk sampingan berbeda dari produk utama, maka produk sampingan diperlakukan sebagai bagian dari output kegiatan produksi lainnya.
Ada 3 (tiga) jenis output atau produksi yang mungkin dihasilkan oleh suatu kegiatan produksi, yaitu :
  1. Produksi utama (main products), yaitu produksi yang memberikan nilai atau kuantitas terbesar pada keseluruhan kegiatan usaha.
  2. Produksi ikutan (by products), yaitu produksi yang dihasilkan bersama dengan produksi utama dalam suatu proses yang tunggal, misal jerami yang dihasilkan bersama padi, guntingan kaleng pada proses pembuatan ember, dan sebagainya.
  3. Produksi sampingan (secondary products), yaitu produksi yang dihasilkan bersama produksi utama tetapi tidak dari satu proses yang sama, atau tidak menggunakan teknologi yang sama seperti menghasilkan produk utama. Produk ini biasanya berfungsi sebagai penunjang produksi utama, misal produksi botol untuk menunjang produksi kecap dan minuman, kemasan kotak yang digunakan dalam pabrik rokok.
Beberapa pengertian output untuk kegiatan-kegiatan produksi tertentu adalah sebagai berikut:
  1. Output kegiatan konstruksi adalah besarnya nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan selama suatu periode penghitungan, tanpa memperhatikan apakah pekerjaan konstruksi tersebut sudah selesai dilaksanakan seluruhnya atau belum.  Pada kasus pekerjaan konstruksi yang belum selesai dilaksanakan semuanya, misalnya baru 1/3 bagian yang diselesaikan, maka output yang dimasukkan dalam nilai output kegiatan konstruksi adalah nilai dari 1/3 bagian pekerjaan konstruksi yang diselesaikan. Output kegiatan konstruksi mencakup juga semua perlengkapan yang digunakan untuk melengkapi kegiatan konstruksi tersebut, seperti perlengkapan listrik, mesin pendingin ruangan (AC), perlengkapan instalasi air, yang dipasang bersama-sama dengan pekerjaan konstruksi bersangkutan.  Catatan: nilai lahan atau tanah tidak dimasukkan sebagai output dari kegiatan konstruksi kecuali misalnya nilai pengerjaan perataan tanah yang berkaitan dengan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).[1]
  2. Output kegiatan perdagangan adalah marjin perdagangan yang ditimbulkan oleh kegiatan ini.  Marjin perdagangan (trade margin) adalah selisih antara harga konsumen dengan harga produsen setelah dikurangi dengan biaya-biaya transportasi.
  3. Output kegiatan transportasi.  Salah satu output pada kegiatan transportasi adalah marjin transportasi (transportation margin) yang ditimbulkan sebagai akibat melakukan kegiatan pendistribusian barang-barang dari produsen kepada konsumen.  Biaya-biaya transportasi yang ditimbulkan oleh kegiatan ini, yang disebut sebagai marjin transportasi, merupakan salah satu output kegiatan transportasi.
  4. Output kegiatan perbankan adalah besarnya nilai jasa pelayanan (services) yang diberikan oleh lembaga perbankan kepada pelanggan-pelanggannya. Sistem Neraca Nasional (SNN) 1968 memberikan definisi mengenai output kegiatan perbankan adalah sama dengan selisih bunga yang diterima oleh kegiatan perbankan dengan bunga yang dibayar; sedangkan SNN 2008 mendefinisikan output kegiatan perbankan dengan menggunakan metode FISIM (Financial Intermediary Services Indirectly Measured).
  5. Output kegiatan pemerintahan adalah sama dengan jasa pelayanan kegiatan pemerintahan yang diberikan kepada masyarakat.  Besarnya jasa ini diperkirakan dari besarnya belanja pegawai dan penyusutan barang-barang modal (capital goods) milik pemerintah.
Pada ilustrasi sebelumnya mengenai petani jagung, tanaman kacang-kacangan tidak dimasukkan sebagai bagian dari tanaman jagung karena karakteristik kacang-kacangan berbeda dari karakteristik jagung (kasus b).

Contoh karakteristik produk sampingan yang mirip dengan produk utama adalah pada kasus industri pakaian jadi yang selain menghasilkan pakaian jadi, industri ini juga menghasilkan sendiri bahan baku untuk pakaian jadi.  Dengan demikian, industri ini selain menghasilkan pakaian jadi sebagai output, juga menghasilkan bahan baku pakaian jadi sebagai output (kasus a).

Ilustrasi lain mengenai output adalah mengenai suatu perusahaan industri tekstil yang membangkitkan sendiri daya listriknya guna memenuhi kebutuhan daya listrik dalam proses produksi tekstil.  Ternyata, industri ini juga menjual daya listrik yang berlebih kepada pihak lain.  Pada kasus ini, daya listrik yang dijual kepada pihak lain diperlakukan sebagai output atau produk dari kegiatan (produksi) listrik yang terpisah dari kegiatan industri tekstil (kasus b); sedangkan penggunaan daya listrik untuk memenuhi  kebutuhan listrik dalam proses produksi tekstil diperlakukan sebagai input antara (intermediate inputs) yang dapat dinilai dari besarnya nilai penggunaan bahan-bahan input untuk membangkitkan listrik.

Penilaian output suatu kegiatan produksi dapat dinilai atas dasar harga produsen (at producer’s prices) atau atas dasar harga pembeli atau harga konsumen (at consumer’s prices).  Penilaian atas dasar harga produsen merupakan penilaian harga produk pada transaksi pertama barang-barang tersebut selesai dihasilkan atau diproduksi.  Yang termasuk dalam komponen-komponen harga produsen adalah semua biaya-biaya produksi untuk menghasilkan produk ditambah dengan keuntungan (profit) perusahaan dan pajak tidak langsung neto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi) yang ditanggung atau yang harus dibayar oleh perusahaan.  Harga produsen tidak termasuk marjin perdagangan dan marjin transportasi.   Catatan: biaya-biaya pengangkutan dalam rangka proses produksi seperti biaya-biaya pengangkutan untuk mengangkut bahan-bahan baku dimasukkan dalam kategori biaya-biaya produksi, dan oleh karena itu masih termasuk sebagai komponen harga produsen.  Sedangkan marjin transportasi yang harus dibayar oleh konsumen, yang mendistribusikan produk dari produsen kepada konsumen, sebagaimana dijelaskan di atas bukan lagi merupakan komponen biaya produksi.

Harga konsumen adalah harga produsen ditambah dengan marjin perdagangan dan marjin transportasi.  Harga konsumen terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu:
  1. Harga perdagangan besar (wholesale prices), yaitu harga produsen ditambah dengan marjin perdagangan dan marjin transportasi yang dibutuhkan agar barang-barang atau produk-produk sampai dari produsen kepada pedagang besar; dalam hal harga perdagangan besar ini termasuk keuntungan pedagang besar.
  2. Harga perdagangan eceran (retailer prices), yaitu harga perdagangan besar ditambah dengan marjin perdagangan dan marjin transportasi yang dibutuhkan agar barang-barang atau produk-produk sampai dari pedagang besar kepada pedagang eceran; dalam hal harga perdagangan eceran ini termasuk keuntungan pedagang eceran
Pada prakteknya, informasi mengenai harga barang atau harga produk yang dapat diperoleh dari lapangan (misalnya dari kegiatan survei) adalah harga konsumen.  Oleh karena itu, dalam penyusunan tabel I-O perlu diperkirakan besarnya marjin perdagangan (dalam hal ini termasuk keuntungan pedagang besar dan pedagang eceran) dan marjin transportasi secara terpisah agar penilaian atas dasar harga produsen dapat diperkirakan.  Catatan: output untuk kegiatan jasa merupakan nilai dari jasa yang diberikan pada pihak lain.

Dalam suatu kerangka model I-O, output biasanya dinotasikan dengan X (Xi atau Xj dimana i dan j output dari kegiatan ekonomi ke-i atau ke-j).  Dalam tabel I-O Indonesia, output biasanya diberi kode 210 (lihat contoh klasifikasi tabel I-O).



[1]Pada kasus lain, cara mengidentifikasi produk sampingan adalah dengan memperhatikan teknologi yang berbeda dari teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk utama.

Comments

Popular posts from this blog

SIR RONALD AYLMER FISHER (1890-1962)- "Pengembang Distribusi F"

Fisher   adalah pakar statistika, pertanian eksperimental, dan genetika kuantitatif asal Inggris. Richard Dawkins, tokoh pendukung neo-Darwinisme dan atheisme, menyebutnya sebagai “Pengganti Darwin terbesar”, dan ahli sejarah statistika Anders Hald menyebut “Fisher adalah seorang jenius yang dengan sendirian menciptakan dasar-dasar ilmu statistika modern”. Nama : Sir   Ronald Aylmer Fisher   TTL : Inggris, 17 Februari 1890 Peran dalam Statistika : pemberi landasan bagi banyak aspek dalam statistika modern, khususnya di bidang statistika inferensi, yang mempelajari teori estimasi dan uji hipotesis. Ia juga dikenal sebagai orang yang mampu menyatukan dua kutub perdebatan di awal perkembangan genetika modern: antara kutub genetika kuantitatif dan genetika kualitatif (genetika Mendel) Sumbangan Fisher Prinsip Disain Eksperimen maksimum likelihood sufficiency ,   ancilarity Diskriminator Lin

TABEL INPUT-OUTPUT: Penyajian Tabel

#6 Penyajian Tabel Input-Output Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu tabel I-O sebenarnya terdiri dari 4 (empat) kuadran, yaitu kuadran I merupakan kuadran input antara ( intermediate inputs ) atau kuadran konsumsi antara ( intermediate consumptions ), kuadran 2 merupakan kuadran permintaan akhir ( final demands ) atau konsumsi akhir ( final consumptions ), kuadran 3 merupak kuadran nilai tambah ( value added ) atau kudaran input primer ( primary inputs ), dan kuadran 4 merupakan kuadran keterkaitan nilai tambah dengan permintaan akhir ( interrelated between value added and final demands ).   Tetapi buku ini hanya mengenalkan suatu tabel I-O dengan menggunakan 3 (tiga) kuadran saja, yaitu kuadran 1, 2, dan 3, mengikuti tabel I-O yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Paling tidak, suatu tabel I-O dapat disusun dengan menggunakan kombinasi dari 4 (empat) bentuk susunan berikut, yaitu: Tabel I-O model impor bersaing ( competitive import Input-Output mod

Proyeksi Perubahan Piramida Penduduk Indonesia 2010-2035

Peristiwa lahir, mati dan pindah merupakan peristiwa alamiah yang bisa terjadi di suatu wilayah. Hal tersebutlah yang mengakibatkan adanya dinamika penduduk di wilayah tersebut. Karena merupakan peristiwa alamiah, maka dinamika penduduk bisa berlangsung walaupun tanpa intervensi. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tanpa adanya intervensi maka tingkat kelahiran dan kematian bisa sangat tinggi. Padahal salah satu indikator perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah: rendahnya tingkat kematian dan rendahnya angka ketergantungan. Transisi demografi di Indonesia, berlangsung secara perlahan namun terus menerus. Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan adanya transisi demografi yang  mengubah struktur umur penduduk Indonesia. sejak tahun 1971. Keberhasilan berbagai program dalam mengintervensi dinamika penduduk telah mampu menggeser anak-anak dan remaja, berusia dibawah 15 tahun, yang biasanya besar dan berat di bagian bawah dari piramida penduduk Indonesia, ke bagian