Nama
|
:
|
|
TTL
|
:
|
19 Juni 1623 di Clermont-Ferrand, Perancis
|
Peran dalam Statistika
|
:
|
|
Ayahnya, Étienne Pascal, seorang hakim lokal yang
bekerja di wilayah Auvergne, Perancis dan anggota Noblesse de Robe. Sejak usia
12 tahun, ia sudah biasa diajak ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi
matematik. Ayahnya mengajarinya ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani,
tapi tidak dengan matematika. Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematika
kepada Pascal semata-mata untuk memancing rasa
keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa bereksperimen dengan bentuk-bentuk
geometri, serta menemukan rumus-rumus geometri standar dan memberikan nama
rumus tersebut dengan namanya sendiri.
Tatkala Pascal berusia 16 tahun. ia tertarik
dengan karya Desargues yang berbentuk kerucut, lalu mulai mempelajarinya dan
menulis risalah singkat yang ia diberi nama “Mystic Hexagram”, Essai pour les coniques, dan mengirim karyanya
tersebut kepada Père Mersenne di Paris. Risalah ini saat ini dikenal dengan
Teorema Pascal. Ia menyatakan bahwa apabila ada segi enam yang digambarkan pada
sebuah lingkaran, maka tiga titik perpotongan pada sisi yang berlawanan akan
terletak pada satu garis (disebut Garis Pascal).
Pada tahun 1642, Pascal merancang kalkulator
mekanik untuk penjumlahan dan penguranganyang diberi nama Kalkulator Pascal
atau Pascaline.Tidak hanya sampai disitu, pada tahun 1653,
Pascal menulis Traité
du triangle arithmétique yang
menjelaskan tentang koefisien binomial, yang sekarang terkenal dengan Segitiga
Pascal. Tahun 1654, Chevalier de Méré,
yang tertarik dengan masalah perjudian, menanyakan sebuah soal yang kemudian
terkenal sebagai Problem of Points. Untuk memecahkan masalah tersebut
Pascal bekerjasama dengan Pierre de Fermat. Hasilnya
mereka bersama menemukan teori probabilitas.
Kontribusi lainnya dari Pascal adalah De l’Esprit géométrique, yang awalnya ditulis sebagai
pendahuluan untuk buku geometri Petites-Ecoles
de Port-Royal. Di sini, Pascal berargumen bahwa prosedur yang
digunakan dalam geometri adalah sesempurna mungkin, dengan prinsip-prinsip
tertentu yang sudah diasumsikan dan proporsi lain yang telah dikembangkan.
Meskipun demikian, tidak ada suatu metode untuk mengetahui prinsip yang
dianggap benar. Pascal juga menggunakan De l’Esprit géométrique untuk mengembangkan teori definisi. Ia
membedakan antara definisi yang diberikan oleh penulis, dengan definisi yang
dipahami oleh masyarakat luas.
Dalam bidang fisika, Pascal menulis tentang hidrostatik, yang
menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya
tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan
sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya itu mendorong Simion Stevin
melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan meluruskan apa yang disebut
sebagai hukum terakhir hidrostatik: benda cair menyalurkan daya tekan secara
sama-rata ke semua arah (yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal). Hukum
Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori
Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal
dengan Teori Hidrodinamik.
Tahun 1614, Pascal ia sepenuhnya menjadi penganut
Jansenisme, dan ia pun memulai kehidupan osteriknya di biara Port Royal. Pada
tahun 1655 Antoine Arnauld, seorang penulis kondang mengulas tentang ajaran
Jansenisme, yang secara resmi dilarang oleh Pemerintah Sorbonne sebagai ajaran
bidah.Lalu Pascal menjawab tulisan tersebut dengan
menulis di media terkenal, The
Provincial Letters, dengan menggunakan nama samaran Louis de
Montalte, yang bertujuan untuk mempertahankan ajaran Jansenisme. The
Provincial Letters, bagaimanapun juga, telah menempatkan Pascal ke dalam sejarah literatur bersama
penulis-penulis besar Perancis.
Ketika wafat Pascal meninggalkan sebuah karya tulis
tentang teologi yang belum selesai, The
Pensees. The
Pensees merupakan sebuah
apologi kekristenan, sehingga baru diterbitkan delapan tahun kemudian oleh
Biara Port Royal dalam bentuk yang tak lengkap dan tak jelas. The
Pensees terasa seolah
ditulis oleh orang lain, yang seolah tidak terlalu mementingkan soal agama.
Namun demikian, meski berbeda antara keduanya, masing-masing tetap merupakan
buku-buku penting dalam sejarah pemikiran keagamaan.