Skip to main content

Perkembangan Konsep Regional

Pengantar Ilmu Ekonomi Regional




Region itu apa?

Wilayah itu apa?

Definisi region dalam geografi sendiri sebetulnya belum benar-benar disepakati, namun secara umum wilayah dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang memiliki karakeristik khas sehingga dapat dibedakan dari daerah di sekitarnya.  Misalnya, wilayah yang subur dan dijadikan areal pertanian kemudian disebut sebagai wilayah pertanian. Selain berdasarkan karakteristiknya, wilayah juga bisa disebut berdasarkan hirarkinya. Contoh istilah penyebutkan wilayah berdasarkan hirarkinya adalah propinsi, divisi, zona, jalur, distrik, prefektur dan lainnya.


Walaupun saat ini terdengar biasa dan tidak aneh, sebenarnya konsep wilayah tentang wilayah telah melalui sejarah yang panjang. Namun begitu, sistematika wilayah baru dimulai sejak abad ke 19. Saat itu para ahli geografi lebih mengutamakan kepada elemen alamiah. Mereka berpendapat bahwa unit politik merupakan dasar yang belum cukup untuk menggambarkan kewilayahan.

Upaya pengklasifikasian wilayah sebelum Perang Dunia  I (PD I) hanya berdasarkan kenampakan tunggal (Single Feature). Misalnya, kenampakan iklim vegetasi atau fauna. Koppen contohnya, membagi wilayah iklim di bumi berdasarkan kriteria suhu dan curah hujan.   Konsep tentang Single Feature Region semakin berkembang setelah PD I. Awalnya konsep tersebut membagi seluruh permukaan bumi menjadi beberapa wilayah. Tapi kemudian, berfokus pada penggolongan wilayah untuk sebagian permukaan saja. Contohnya, adalah klasifikasi iklim Thornthwaite dan klasifikasi wilayah fisiografi Fenneman.

Tahun 1937, Geographical Association merilis klasifikasi wilayah  menurut jenisnya (Generic Region) dan menurut kekhususannya (Specific Region). Klasifikasi wilayah menurut jenisnya lebih menekankan pada jenis sesuatu wilayah seperti wilayah iklim, wilayah pertanian, wilayah vegetasi dan wilayah lain. Sementara klasifikasi wilayah menurut kekhususannya merupakan daerah tunggal yang memiliki ciri geografi khusus dan tergantung pada posisinya diantara daerah lain. Contohnya, seperti wilayah Asia Tenggara, dan wilayah Timur Tengah.

Konsep lain dalam klasifikasi wilayah adalah wilayah seragam (Uniform Region) dan wilayah nodus (Nodal Region).  Wilayah seragam memiliki kesamaan dalam kriteria tertentu. Misalnya, wilayah pertanian memiliki kesamaan antara petani atau daerah pertanian. Kesamaan ini menjadi sifat yang dimiliki oleh elemen-elemen lain yang membentuk wilayah.  Sementara, wilayah nodus adalah suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang dihubungkan oleh jalan yang melingkar. Oleh karenanya wilayah nodus terdapat definisi tentang kaitan fungsional antara pusat-pusat kegiatan atau disebut juga functional region. Wilayah fungsional ini menjadi landasan dari lahirnya teori geografi ekonomi.

Teori geografi ekonomi kemudian membagi wilayah menurut jenisnya, menjadi:
1.      Wilayah homogen,
2.      Wilayah nodal.
3.      Wilayah perencanaan,
4.      Wilayah administratif

Pembahasan tentang Konsep Region/Wilayah  dalam tataran Ekonomi Regional akan dibahas dalam artikel selanjutnya.


Hmm, ternyata konsep ekonomi regional itu lahir dari pengembangan ilmu geografi. 
Menarik sekali ya? 


Semoga bermanfaat..


Marisa Wajdi!!!

Comments

Popular posts from this blog

SIR RONALD AYLMER FISHER (1890-1962)- "Pengembang Distribusi F"

Fisher   adalah pakar statistika, pertanian eksperimental, dan genetika kuantitatif asal Inggris. Richard Dawkins, tokoh pendukung neo-Darwinisme dan atheisme, menyebutnya sebagai “Pengganti Darwin terbesar”, dan ahli sejarah statistika Anders Hald menyebut “Fisher adalah seorang jenius yang dengan sendirian menciptakan dasar-dasar ilmu statistika modern”. Nama : Sir   Ronald Aylmer Fisher   TTL : Inggris, 17 Februari 1890 Peran dalam Statistika : pemberi landasan bagi banyak aspek dalam statistika modern, khususnya di bidang statistika inferensi, yang mempelajari teori estimasi dan uji hipotesis. Ia juga dikenal sebagai orang yang mampu menyatukan dua kutub perdebatan di awal perkembangan genetika modern: antara kutub genetika kuantitatif dan genetika kualitatif (genetika Mendel) Sumbangan Fisher Prinsip Disain Eksperimen maksimum likelihood sufficiency ,   ancilarity Diskriminator Lin

TABEL INPUT-OUTPUT: Penyajian Tabel

#6 Penyajian Tabel Input-Output Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa suatu tabel I-O sebenarnya terdiri dari 4 (empat) kuadran, yaitu kuadran I merupakan kuadran input antara ( intermediate inputs ) atau kuadran konsumsi antara ( intermediate consumptions ), kuadran 2 merupakan kuadran permintaan akhir ( final demands ) atau konsumsi akhir ( final consumptions ), kuadran 3 merupak kuadran nilai tambah ( value added ) atau kudaran input primer ( primary inputs ), dan kuadran 4 merupakan kuadran keterkaitan nilai tambah dengan permintaan akhir ( interrelated between value added and final demands ).   Tetapi buku ini hanya mengenalkan suatu tabel I-O dengan menggunakan 3 (tiga) kuadran saja, yaitu kuadran 1, 2, dan 3, mengikuti tabel I-O yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Paling tidak, suatu tabel I-O dapat disusun dengan menggunakan kombinasi dari 4 (empat) bentuk susunan berikut, yaitu: Tabel I-O model impor bersaing ( competitive import Input-Output mod

Proyeksi Perubahan Piramida Penduduk Indonesia 2010-2035

Peristiwa lahir, mati dan pindah merupakan peristiwa alamiah yang bisa terjadi di suatu wilayah. Hal tersebutlah yang mengakibatkan adanya dinamika penduduk di wilayah tersebut. Karena merupakan peristiwa alamiah, maka dinamika penduduk bisa berlangsung walaupun tanpa intervensi. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tanpa adanya intervensi maka tingkat kelahiran dan kematian bisa sangat tinggi. Padahal salah satu indikator perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah: rendahnya tingkat kematian dan rendahnya angka ketergantungan. Transisi demografi di Indonesia, berlangsung secara perlahan namun terus menerus. Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) menunjukkan adanya transisi demografi yang  mengubah struktur umur penduduk Indonesia. sejak tahun 1971. Keberhasilan berbagai program dalam mengintervensi dinamika penduduk telah mampu menggeser anak-anak dan remaja, berusia dibawah 15 tahun, yang biasanya besar dan berat di bagian bawah dari piramida penduduk Indonesia, ke bagian