Kamis, 30 Juni 2011

NASI Berbahaya!!!

Saat Anda merasa gelisah ketika belum makan NASI, Waspadalah! Hasil riset panjang akhirnya menyerah untuk mengakui bahwa ternyata NASI sangat BERBAHAYA. Anda tidak percaya? Simak point-point penting di bawah ini.

1. Narkoba adalah hal yang paling diperangi saat ini. Narkoba terbukti menyebabkan kecanduan , begitu pula dengan NASI.Hasil survey menunjukkan, 100% responden akan mengeluarkan keringat dingin, rasa yang aneh luar biasa dibagian perut dan sangat lemas jika tidak makan NASI dan teman-temannya, walaupun hanya dalam waktu 24 jam saja.

2. Hasil penelitian pada fosil purba menunjukkan bahwa pada zaman batu dimana belum ada NASI, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan penyakit kronis seperti darah tinggi, diabetes, jantung dan lain-lain.

3. Karena faktor-faktor diatas, maka para dokter melarang KERAS bayi yang baru lahir untuk makan NASI. Walaupun riset mengenai hal ini belum bisa benar-benar diterima oleh seluruh kalangan dokter ahli, namun demi mencegah resiko yang mungkin terjadi.

4. Beberapa tahun kebelakang harga dedak meningkat tajam dan peternak ayam mulai memberi makan ayamnya dengan NASI kering. Perlu dicurigai apakah ada kaitannya dengan peningkatan flu burung belakangan ini.

5. Data FAO menunjukkan tingkat konsumsi padi di Indonsia sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara maju, ini bisa jadi merupakan penyebab rendahnya kinerja penduduk Indonesia.

6. Banyaknya orang-orang Indonesia yang pintar dan hebat tinggal di luar negeri, karena mereka menghindari untuk makan NASI.

7. Pesakitan di penjara tidak ada yang langsung berubah tabiatnya begitu masuk sel, karena kurang dari 24 jam langsung diberi makan NASI oleh petugas.

8. Penelitian terhadap 2 kelompok,kuli-kuli dan bos-bos, menunjukkan bahwa kelompok kuli lebih banyak menghabiskan NASI daripada kelompok bos. Ini mengindikasikan NASI menyebabkan menurunnya tingkat kemampuan ekonomi seseorang.

9. NASI menyebabkan seseorang menjadi banyak maunya. Setelah makan NASI biasa terjadi rasa haus, dan biasanya jika makan NASI harus ditemani dengan lauk dan pauk, lalu disempurnakan dengan susu dan ditutup dengan pencuci mulut seperti buah atau pudding.

10. NASI membuat kinerja seseorang menjadi menurun, karena menyebabkan kantuk. Setelah mengkonsumsi sesuatu yang menyebabkan kantuk dokter biasanya melarang untuk mengendarai kendaraan bermotor, belajar apalagi bekerja.

11. Dalam kondisi-kondisi ekstrem NASI bisa menyebabkan kematian. Misalnya makan NASI tidak berhenti selama 24 jam, atau makan NASI sambil nutup mata di tengah jalan tol, dan lain sebagainya.

12. Banyak zat berbahaya yang memiliki elektron terluar , miasalnya racun ARSENIK (4p3), batu batere TITANIUM (4s2), KRIPTON (4p6)( racun yang menyerang Superman ). Begitu pula dengan NASI, mengandung zat besi dengan electron terluar 4 (4s2).

Bagaimana? Anda masih yakin bahwa Anda aman sekarang?

Minggu, 26 Juni 2011

PARITAS DAYA BELI

Tulisan tentang Paritas Daya Beli(PPP) dibawah ini merupakan tulisan teknis yang berkaitan dengan pekerjaan saya. Saya berpikir, pemahaman tentang PPP bagi "orang neraca" sangat penting, mengingat analisis IPM saat ini sudah menjadi tanggung jawab Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS.

Hal ini berkaitan dengan pengalaman saya ketika menjadi 'bintangtamu' (ciee..) dalam lokakarya bersama LSM beberapa waktu yang lalu.

Ini dia...

Definisi Daya beli adalah kemampuan membayar untuk memperoleh barang yang dikehendaki atau diperlukan (Kamus Besar bahasa Indonesia; Balai Pustaka 2001;241).

Kemampuan daya beli digambarkan melalui pengeluaran per kapita riil.

Dasar penghitungan PPP yang digunakan UNDP adalah Produk Nasional Bruto (PNB). Karena PNB tidak dapat dibandingkan secara langsung maka dibentuk proyek yang berskala internasional ( International Comparison Project/ ICP) dengan tujuan “ menyesuaikan” angka PNB riil, sehingga dapat dibandingkan. Untuk maksud ini ditentukan sejumlah komoditi sebagai paket untuk dasar perbandingan secara internasional. Angka yang dihasilkan, untuk mencerminkan daya manfaat yang standar, kemudian “ disesuaikan” lagi dengan formula Atkinson. Penyesuaian ini dianggap perlu, karena kenaikan $ US 500 bagi negara yang sudah memiliki PNB US$ 5000 akan memiliki manfaat yang berbeda dengan kenaikan yang sama bagi negara yang baru mempunyai PNB US$ 1000.

Penyesuaian dengan Formula Atkinson pada dasarnya menggunakan prinsip diminishing marginal utility.

Prosedur penghitungan indikator konsumsi riil perkapita yang telah disesuaikan, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
● Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari Susenas Modul ( = A)
● Mendeflasikan nilai A dengan IHK ibukota propinsi yang sesuai ( = B ), untuk mendapatkankonsumsi riil.
● Menghitung daya beli per unit (PPP/unit). Metode penghitungan sama dengan metode yang digunakan International Comparison Project (ICP) dalam menstandarkan nilai PDB. Data dasar yang digunakan adalah data harga dan kuantum paket komoditi yang terdiri dari 27 komoditi yang diperoleh dari Susenas Modul.
● Membagi nilai B dengan PPP/unit ( = C )
● Menyesuaikan nilai C dengan formula Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilai marginal utility dari C.

Dalam menentukan paket komoditas yang akan dijadikan acuan penentuan PPP ini dilakukan sebuah survey yang bernama SURVEI PAKET KOMODITI KEBUTUHAN DASAR (SPKKD-1995).
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan kalori per kapita sebanyak 2100 per hari (Konsep ini sangat erat kaitannya dengan penentuan garis kemiskinan). Dari data tersebut diketahui distribusi setiap komoditas terhadap total pengeluaran per kapita.



NoKomoditasSatuanProporsi (%)*
[1][2][3][4]
1Beras LokalKg7.25
2Tepung TeriguKg0.1
3Ketela PohonKg0.22
4Ikan Tongkol/tuna/cakalangKg0.5
5Ikan TeriOns0.32
6Daging SapiKg0.78
7Daging Ayam KampungKg0.65
8Telur AyamButir1.48
9Susu Kental manis397 Grm0.48
10BayamKg0.3
11Kacang PanjangKg0.32
12Kacang tanahKg0.22
13TempeKg0.79
14JerukKg0.39
15PepayaKg0.18
16KelapaButir0.56
17Gula PasirOns1.61
18Kopi BubukOns0.6
19GaramOns0.15
20Merica/ladaOns0.13
21Mie Instant80 gram0.79
22Rokok kretek/filter10 Batang2.86
23ListrikKwh2.06
24Air MinumM30.46
25BensinLiter1.02
26Minyak TanahLiter1.74
27Sewa RumahUnit11.56
Jumlah -37.52


‘* Proporsi konsumsi setiap komoditas terhadap pengeluaran secara keseluruhan (baku), Dibakukan seluruh Indonesia
Nilai Maksimum Daya Beli/PPP= 793.400 a)dan minimum PPP sebagai komponen pembentuk IPM=360.000 b)

Ket: a) Perkiraan maksimum pada PJP II tahun 2018
b) Penyesuaian garis kemiskinan lama dengan garis kemiskinan baru

Determinan pengeluaran per kapita yang disesuaikan propinsi tahun 2009 dapat dilihat dari persamaan sbb:
PPP(09) = 617.615 + 0.306X1 -0.550X2 -0.712 X3 + ε

dimana
X1 = Persentase Desa yang Telah Menggunakan Listrik
X2 = Setengah Pengangguran <35 jam
X3 = Persentase Penduduk Miskin 2009
***
Demikian dan Terimakasih
Prokkk Prokkk Prokkk...