Kenapa PDB cukup untuk menganalisis ekonomi makro?
Produk Domestik Bruto (PDB) telah menjelaskan
bahwa dari data PDB dapat diperoleh berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai kinerja ekonomi (economic
performances) suatu negara, misalnya besarnya output ekonomi, PDB per
kapita, struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, dan perkiraan besarnya ICOR
(Incremental Capital Output Ratio). Namun,
PDB belum bisa menjelaskan secara khusus keterkaitan antar kegiatan ekonomi
dalam membangun perekonomian suatu
negara.
Sebagai contoh, berapa
banyak output atau produk-produk yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi
yang digunakan sebagai bahan baku atau input antara (intermediate inputs) untuk menghasilkan output atau produk suatu kegiatan ekonomi? Suatu kegiatan ekonomi, misalnya yang menghasilkan tekstil
seperti kain, antara lain membutuhkan benang dan zat pewarna kain sebagai bahan
baku atau input
antara. Benang dan zat pewarna kain merupakan dua output atau produk yang dihasilkan
oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang digunakan
oleh suatu kegiatan lainnya untuk menghasilkan output. Berapa banyak benang dan zat pewarna kain
yang digunakan untuk menghasilkan selembar kain?
Informasi seperti contoh diatas tidak dapat dijelaskan
oleh PDB. Selain itu, PDB tidak bisa menjelaskan
alokasi penggunaan output atau produk dari kegiatan ekonomi. Misalnya, berapa banyak atau berapa besar
porsi dari produk atau output yang dihasilkan oleh suatu kegiatan ekonomi
tersebut yang digunakan sebagai input antara, dan berapa banyak atau berapa
besar porsi yang digunakan sebagai konsumsi akhir (final consumption) atau yang dikonsumsi habis sebagai permintaan
akhir (final demand) lainnya. Contoh, dari padi yang dihasilkan pada suatu
waktu, berapa banyak padi yang dikonsumsi habis oleh masyarakat (sebagai
konsumsi akhir), dan berapa banyak padi yang disimpan untuk digunakan sebagai
bibit padi (yaitu sebagai barang modal atau capital
goods) yang akan ditanam kembali di sawah untuk menghasilkan kembali padi pada waktu-waktu yang akan
datang.
Mengapa Perlu Tabel I-O ?
Kinerja ekonomi suatu
negara biasanya dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (Gross
Domestic Product). Namun PDB tidak bisa menginformasikan hubungan
sektor-sektor ekonomi tersebut. Instrumen statistik yang mampu
mengidentifikasikan hubungan antar-kegiatan ekonomi sebagaimana yang dimaksud
adalah Tabel Input-Output (Tabel I-O).
Sejarah Penerapan Tabel IO di Indonesia
Indonesia
mulai menggunakan tabel I-O pada tahun 1969, padahal Tabel I-O ini sudah
digunakan Oleh Professor Wasisily Leontief (Pemenang Nobel Ekonomi 1973) pada akhir
1930-an. Lembaga yang pertama kali melakukan exercise penyusunan
tabel I-O adalah LIPI. Keterbatasannya tabel I-O LIPI adalah dalam penggunaan Non
Survey Method. Hingga pada tahun 1971, LIPI melakukan kerja sama dengan Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Institute of Developing Economics (IDE)
untuk melakukan penyusunan I-O yang sebenarnya dengan menggunakan Survey Method.
Manfaat dan Kegunaan Tabel I-O
Tabel I-O adalah perangkat ekonomi
makro yang mampu menjelaskan analisis keterkaitan antar kegiatan ekonomi dalam
menghasilkan output atau produk, yang akan dicakup dalam analisis dampak
pengganda (multiplier effect analysis)
dan analisis keterkaitan ke ke depan (forward
lingkage analysis) dan analisis keterkaitan ke belakang (backward linkage analysis). Dari analisis-analisis tersebut, suatu
analisis yang menjelaskan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dominan di suatu negara atau daerah (leading economic activities) dapat juga
dilakukan.
Analisis-analisis dengan menggunakan
tabel I-O tersebut sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai penunjang
perencanaan pembangunan, baik oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah, untuk memberikan suatu rekomendasi dalam
menjalankan kebijakan ekonomi, sehingga dengan memperhatikan analisis-analisis
tersebut kegiatan-kegiatan ekonomi di suatu negara atau daerah dapat berkembang
secara bersama-sama dan pembangunan ekonomi dapat terlaksana dengan baik.
Disamping itu, kegunaan-kegunaan
lainnya dari tabel I-O adalah sama dengan analisis yang dapat dilakukan dengan
menggunakan data PDB, tetapi dengan dimensi analisis yang lebih luas karena
data yang tersedia pada tabel I-O lebih banyak atau lebih luas dari pada data
PDB. Beberapa tujuan lain yang dapat dicapai dari
penggunaan tabel I-O, antara lain, adalah:
- Untuk memberikan berbagai analisis ekonomi makro secara deskriptif, seperti analisis kinerja ekonomi (economic performances) suatu negara secara lebih rinci, seperti analisis struktur input, analisis alokasi output, analisis import contents, dan sebagainya;
- Analisis dampak (impact analysis), misalnya menjelaskan dampak peningkatan investasi terhadap PDB, menjelaskan peran kegiatan kegiatan ekonomi yang menjadi sektor unggulan dan peranannya dalam perekonomian, menjelaskan peran kegiatan ekonomi atau komoditas-komoditas unggulan dalam menciptakan pendapatan dan penciptaan lapangan pekerjaan. Memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap berbagai output sektor produksi, nilai tambah, impor, permintaan, pajak, kebutuhan tenaga kerja, dsb;
- Analisis keterkaitan ke depan dan keterkaitan ke belakang,
- Analisis dengan menggunakan tabel I-O juga dapat menunjukkan kegiatan-kegiatan ekonomi unggulan (leading economic activities) di suatu negara;
- Memproyeksi variabel-variabel ekonomi makro;
- Mengamati komposisi penyediaan dan penggunaan barang atau jasa;
- Mempermudah analisis tentang kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya;
- Menganalisis perubahan harga, karena perubahan biaya input mempengaruhi langsung atau tidak langsung perubahan harga output;
- Memberi petunjuk mengenai sektor-sektor yang mempunyai pengaruh terkuat terhadap pertumbuhan ekonomi dan -sektor yang peka terhadap perekonomian nasional;
- Menilai tingkat kekuatan dan kelemahan data.
Apa saja yang dapat dianalisis dari Tabel I-O
- Struktur ekonomi yg mencakup output dan nilai tambah masing-masing sektor;
- Struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor-sektor produksi;
- Struktur penyediaan barang dan jasa, produksi dalam negeri maupun impor;
- Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor-sektor produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi, dan ekspor.
Ilustrasi Keterkaitan Antar Kegiatan Ekonomi
Sebagai suatu ilustrasi, misalkan di suatu negara hanya terdapat dua kegiatan ekonomi yang menghasilkan
produk A dan produk B.
(Catatan: untuk contoh disini, kedua kegiatan
ekonomi ini diistilahkan juga sebagai industri).
Produk A dibutuhkan sebagai input antara untuk menghasilkan produk B, dan produk B juga membutuhkan produk A sebagai input antara. Kebutuhan
input antara oleh kedua industri tersebut dijelaskan oleh tabel 1 berikut.
Tabel 1 menjelaskan bahwa untuk menghasilkan 1 unit
output produk A dibutuhkan 0,1 unit produk B sebagai input antara, misalnya
sebagai bahan baku; dan untuk
menghasilkan 1 unit produk B dibutuhkan 3 unit produk A sebagai input antara.
Misalkan, diketahui:
Kegiatan ekonomi A menghasilkan 200.000 unit produk A;
Kegiatan ekonomi B menghasilkan 50.000 unit produk B.
Untuk menghasilkan 200.000 unit produk A, kegiatan ekonomi atau industri
produk A membutuhkan 0,1*(200.000)=20.000 unit produk B sebagai input
antara.
Untuk menghasilkan 50.000 unit produk B membutuhkan (3)*(50.000)=150.000 unit produk A sebagai input antara.
Dengan demikian, karena jumlah output atau produk A yang dihasilkan
adalah sebanyak 200.000 unit, maka output produk A yang tersisa berjumlah
200.000-150.000=50.000 unit produk A; sedangkan output produk B yang tersisa
berjumlah 50.000-20.000=30.000 unit produk B karena jumlah output atau
produk yang dihasilkan berjumlah 50.000
unit.
Kerangka Pikir: Proses Produksi
Sebuah proses produksi membutuhkan INPUT. Jenis input dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Input Primer (primary input) dan Input Antara (intermediate input). Setelah proses produksi selesai, akan menghasilkan OUTPUT. Sesuai penggunaanya output dibagi menjadi Output yang digunakan oleh pemakai akhir (menjadi barang konsumsi), dan Output yang digunakan oleh pengguna antara (sebagai bahan baku produksi barang lainnya).
I
I
Ilustrasi struktur input dibawah ini menjelaskan bahwa dalam sebuah proses produksi pembuatan mobil, pabrik membutuhkan baja, kaca, ban, plastik, dan komponen lainnya sebagai bahan baku. Bahan-bahan tersebut disebut sebagai INPUT.
Selanjutnya, pabrik mengolah INPUT tersebut sehingga menghasilkan mobil. Mobil ini adalah OUTPUT dari proses produksi di pabrik mobil tersebut.
.
Ilustrasi Struktur Input

Ilustrasi alokasi output dibawah ini menjelaskan bahwa barang yang dijadikan INPUT pabrik mobil merupakan OUTPUT dari unit produksi (pabrik) lainnya. Sebagai contoh, ban adalah input yang dibutuhkan pabrik mobil. Ban dibeli dari pabrik ban. Pabrik ban membutuhkan karet, bahan kimia, dan lain-lain. Maka, bagi pabrik ban, karet dan bahan kimia adalah inputnya. Sementara, ban sebagai output pabrik ban digunakan oleh pabrik mobil, perusahaan angkutan, dan bus sekolah sebagai permintaan antara. Sedangkan jika ban dibeli oleh pemilik kendaraan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, maka ban adalah bagian dari permintaan akhir.
Alokasi Output
Ilustrasi struktur input dibawah ini menjelaskan bahwa dalam sebuah proses produksi pembuatan mobil, pabrik membutuhkan baja, kaca, ban, plastik, dan komponen lainnya sebagai bahan baku. Bahan-bahan tersebut disebut sebagai INPUT.
Selanjutnya, pabrik mengolah INPUT tersebut sehingga menghasilkan mobil. Mobil ini adalah OUTPUT dari proses produksi di pabrik mobil tersebut.
.
Ilustrasi Struktur Input

Ilustrasi alokasi output dibawah ini menjelaskan bahwa barang yang dijadikan INPUT pabrik mobil merupakan OUTPUT dari unit produksi (pabrik) lainnya. Sebagai contoh, ban adalah input yang dibutuhkan pabrik mobil. Ban dibeli dari pabrik ban. Pabrik ban membutuhkan karet, bahan kimia, dan lain-lain. Maka, bagi pabrik ban, karet dan bahan kimia adalah inputnya. Sementara, ban sebagai output pabrik ban digunakan oleh pabrik mobil, perusahaan angkutan, dan bus sekolah sebagai permintaan antara. Sedangkan jika ban dibeli oleh pemilik kendaraan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, maka ban adalah bagian dari permintaan akhir.
Alokasi Output
Asumsi Dasar Tabel Input-Output
- Keseragaman (Homogeneity): setiap sektor hanya memproduksi satu jenis output dengan struktur input tunggal.
- Kesebandingan (Proportionality): penggunaan input suatu sektor akan sebanding dengan kenaikan outputnya.
- Penjumlahan (Additivity): pengaruh kegiatan produksi di berbagai sektor merupakan penjumlahan dari pengaruh pada masing-masing sektor tersebut.