Minggu, 06 Oktober 2013

Hubungan Berbanding Terbalik Antara Dollar Amerika Serikat dengan Harga Emas

Sebuah teori mengatakan, ketika harga dollar naik, harga emas akan turun, begitupun sebaliknya.
Sehingga hubungan antara dollar AS dengan emas dunia adalah berbanding terbalik.

Pada dasarnya alasan dari teori ini adalah hukum permintaan dan penawaran dalam ekonomi.
--Supply VS Demand--
1.      Ketika penawaran emas tetap, permintaan berkurang, maka harga emas akan turun
2.      Ketika penawaran emas naik, permintaan tetap, maka harga emas akan turun
3.      Ketika penawaran emas turun, permintaan tetap atau naik, maka harga emas akan naik
4.      Ketika penawaran emas tetap, permintaan bertambah, maka harga emas akan naik

Faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran emas, terutama yang berkaitan dengan dollar AS:
1.      Perubahan kurs.
Melemahnya nilai tukar dollar AS bisa menjadi pendorong naiknya harga emas. Ilustrasi paling sederhana untuk pernyataan diatas adalah: ketika dollar melemah, maka banyak orang yang akan membeli emas untuk mengamankan uangnya. Sehingga permintaan akan emas akan meningkat.
2.      Perubahan suku bunga bank
Saat suku bunga naik, maka akan terjadi tekanan besar pada emas, karena orang akan menyimpan uangnya dalam bentuk deposito. Sebaliknya ketika suku bunga turun, maka orang akan mengalihkan tabungannya menjadi emas.
Adapun naik atau turunnya suku bunga ini bisa jadi dipengaruhi oleh perubahan nilai kurs terhadap dollar. Ketika rupiah melemah, maka BI akan menaikkan suku bunga untuk menahan laju kurs dollar AS. Secara langsung maupun tidak langsung permintaan akan emas akan berkurang, harga emas pun akan turun.
3.      Pertumbuhan Ekonomi
(disclaimer) Diperkirakan sekitar 80 persen emas dikonsumsi oleh industri perhiasan. Permintaan pasar untuk perhiasan biasanya akan meningkat di saat kondisi ekonomi yang sedang meningkat. Namun premis ini tidak berarti bahwa pengaruh peningkatan ekonomi sama besar dengan pengaruh perubahan harga emas.  Data statistic menunjukkan bahwa permintaan perhiasan emas lebih sensitif terhadap perubahan harga emas daripada peningkatan kondisi perekonomian.  
4.      Tingginya Tingkat Inflasi
     Hampir semua negara memperhitungkan tingkat inflasi dalam kebijakan ekonominya. Asumsi tersebut digunakan untuk menetapkan kebijakan moneter seperti tingkat suku bunga, dan lain sebagainya. Jika asumsi bank sentral gagal, atau inflasi yang terjadi lebih besar daripada yang diprediksi, maka harga emas akan melonjak! Kondisi ini mengindikasikan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Disaat seperti ini, emas biasanya menjadi buruan orang untuk menyelamatkan asset dan investasinya.
5.      Kelangkaan Emas
Penawaran emas sangat dipengaruhi besarnya produksi emas. Jika produksi emas menurun karena factor-faktor tertentu, misalnya tambang emas yang meledak, tutupnya tambang-tambang emas karena masalah perizinan atau demo, dsb, maka akan terjadi kelangkaan. Jika hal tersebut terjadi, erutama saat permintaan emas meningkat, maka hal ini akan menimbulkan kepanikan. Di saat panic seperti ini banyak yang membeli emas secara membabi buta dan harga emaspun akan meroket sampai ke bulan. India dan Cina adalah Negara yang yang memilih untuk menghabiskan uang mereka dalam investasi emas.
6.      Kondisi politik-ekonomi dunia
Tidak bisa kita pungkiri bahwa ketidakpastian politik dunia  sangat mempengaruhi perekonomian dunia. Selain ekonomi, Amerika Serikat juga memiliki peran besar dalam politik dunia.
Dalam ekonomi, dollar AS dijadikan mata uang jangkar, menjadikannya sebagai mata uang standar karena dianggap relative stabil dibandingkan mata uang manapun di dunia. Karena alasan inilah maka banyak yang berinvestasi ke dalam dollar, akibatnya permintaan akan dollar meningkat. Saat ekonomi AS goncang, maka investasi ke dalam dollar AS akan dialihkan ke dalam bentuk lain. Sejauh ini investasi yang dianggap relative paling aman adalah emas. Dengan demikian saat dollar AS melemah, permintaan emaspun akan meningkat. Akibatnya harga emas akan melambung.
Dalam politik, AS dikenal sebagai “Polisi Dunia”. AS memegang ‘hak veto’ dengan daya yang luar biasa. Dalam posisinya sebagai  pemegang tampuk hegemoni dunia, AS seakan menjadi sutradara politik dunia. Semua tindak tanduk AS bisa berpengaruh pada politik dan ekonomi dunia. Walaupun sehebat itu AS kadang tidak bisa berbuat apapun saat negaranya goncang. Ndilalahnya AS seringkali mengajak seluruh dunia bergoncang bersamanya. Di saat orang hilang kepercayaan pada AS, maka  mereka akan berinvestasi pada emas. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerugian. Banyak investor yang menarik investasinya dalam bursa saham, forex, dan obligasi dan beralih pada emas yang dianggap lebih aman.
7.      Terjadinya Kepanikan Finansial
Krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun 1998 dan 2008 adalah salah satu contoh kepanikan finansial. Kepanikan finasial itu membuat masyarakat resah akan sarana investasi mereka, yang seketika dapat anjlok. Namun kepanikan finansial justru membuat emas membumbung tinggi, permintaan emas yang tinggi membuat harga emas jauh di awang-awang. Kepanikan finansial ini tidak saja terjadi di Indonesia, bahkan dunia pun pernah dan sedang mengalaminya.
8.      Harga Minyak Dunia Mendongkrak Emas
Kenaikan minyak dunia secara otomatis berpengaruh pada kenaikan harga emas. Saat AS menyerang negara-negara penghasil minyak, maka emas pun akan melonjak. Selain menyulut ketidakstabilan politik, serangan tersebut berdampak pada persediaan minyak dunia. Secara lebih jauh hal ini berdampak luas pada perekonomian. Dan sekali lagi, emas akan dijadikan pelarian untuk mengamankan nilai kekayaan mereka. Walhasil emaspun melambung tinggi.
Demikian faktor-faktor yang bisa menjelaskan hubungan antara dollar AS dan harga emas. Agaknya (mungkin) masih ada faktor lain yang belum saya sebutkan. Hmmm, saya masih terbuka dengan masukan.
Tell me more!

Semoga bermanfaat!
Marisa Wajdi!!!